Mulai hari itu, Pen menyerahkan diri dan mengakui semua yang ia lakukan termasuk setiap detail ia membunuh dengan apapun. Namun polisi masih tercengang ketika mengetahui Pen bisa membunuh hanya dengan bulpen kanji bahkan pisau dan juga melukai dirinya.
"Kau percaya, gadis itu membunuh hanya dengan bolpen?"
"Aku tentunya tidak percaya, tapi karena ada bukti, mau bagaimana lagi... Aku juga tidak menyangka kasus pembunuhan Ibu Nia yang jelas di bunuh olehnya, padahal itu sangat lama sekali dan sekarang baru mengaku... 5-6 korban telah di bunuh dengan luka bolpen di setiap tubuh mereka."
"Zaman sekarang memang harus hati-hati di sini."
"Ya begitulah, lihat tanda lahirnya pun juga sudah kelihatan, dia lahir pada bulan November."
"Hm memang kenapa jika dia lahir pada bulan November?"
"Kebanyakan pembunuh-pembunuh berantai yang tertangkap itu lahir pada November."
"Oh kau benar, di sini sudah banyak pembunuh berantai lahir di bulan itu... Apa gadis itu benar-benar termasuk."
"Tentu saja, dia lahir di bulan November."
Masa tahanannya, karena masih remaja, menjadi lima belas tahun penjara namun Ezra berhasil menebusnya dan mengurangi masa tahanan Pen menjadi 2 tahun. Meskipun begitu, waktu dua tahun sangatlah lama untuk Pen, dia akan bebas di usianya yang ke 18 tahun dan tak melewati masa sekolahnya selama di sel. Mayat Saga juga telah diamankan oleh beberapa pihak namun mereka masih belum bisa menyusun kerangka dari mayat Lucas dan Ibu Pen karena sudah di bakar oleh Saga dengan permintaan paksa Pen.
Sebelum di kasuskan, Pen bertemu dengan Ayah Lucas yang merupakan seorang polisi. Dia juga yang di tugaskan untuk mengamankan Pen.
"Maafkan aku, paman," kata Pen setelah menceritakan semuanya dengan wajah putus asanya.
Di belakangnya berdiri Ezra dan didepan nya adalah Ayah Lucas. Ayah Lucas terdiam terpukul putra satu satunya telah di bunuh oleh Pen.
"Cih... Dasar monster," kata Ayah Lucas yang menatap sangat kesal padanya. Mendengar itu tentu saja membuat Pen terkejut tapi ia mencoba untuk menerima itu karena dia mengaku bahwa dia salah, lalu Ayah Lucas berjalan pergi.
"Pen, ingatlah kondisimu... Jalani ini semua dulu jangan merasa tertekan lagi," kata Ezra yang menundukan badan menatap wajahnya. Pen hanya menatap sedih dengan air mata yang mulai muncul.
"(Aku bisa mendengar hati kecilnya meminta tolong padaku...) Jangan khawatir, meskipun kita tak akan bertemu lagi 5 tahun tapi kau harus tetap ingat aku Pen," Ezra memeluknya yang diam dengan mata penuh kekosongan. Pen sudah menderita anhedonia.
Selama dua tahun kedepan Ezra tak akan bertemu dengan Pen, padahal dari awal Dia hanyalah seorang Dokter yang menerima pasien salah satunya Pen dan sekarang Dia membuat Pen untuk membutuhkanya.
"Aku harap dia tak membunuh disana,"
Setelah Pen di bawa pergi. Ezra yang mengurus semua tanggung jawab dan hal yang harus di bawa saat akan mengurangi tuntutan yang di berikan oleh Pen. Hingga akhirnya ia selesai dan sekarang berjalan ke mobil, ia duduk di bangku sopir, memegang kemudi dan meletakan kepalanya di kemudi sambil menghela napas panjang.
"(Akhirnya ini semua selesai, hampir setengah hari aku harus mengurus hal ini.... Itu tidak akan seberapa jika aku harus membayar untuk mengurangi masa tahanan itu,)"
***
Selama Pen di sel, dia juga hanya dikenal sebagai gadis bisu yang terlihat suka berdiam dan ngalamun. Berada di sel sendirian sangatlah tidak nyaman apalagi tinggal sebangun dengan para wanita kriminal. Selalu memakai baju yang sama setiap hari dan tak bisa bebas selama masa tahanan belum berakhir.
Saat ini, terlihat Pen mengamati sebuah bunga di halaman penjara. Memang saat ini adalah waktunya semua tahanan menikmati halaman sekitar, meskipun begitu, mereka tidak sepenuhnya bebas karena di awasi banyak penjaga yang bertugas di sana.
Pen melihat sebuah kupu-kupu yang hinggap di salah satu bunga yang cantik. Lalu seseorang wanita berpakaian penjaga khusus sel datang mendekat. Dia adalah Kaori wanita tertegas yang ada disana. Dia adalah yang menyambut Pen pertama kali jadi Dia lebih melihat ke arah Pen.
"Apa yang kau lakukan?" dia menatap tegas, lalu Pen menoleh dengan tatapan kosong. Tak disangka tatapan kosong itu terlihat sangat manis. Dan hal itu membuat Kaori terkejut terpesona. "(Apa ini, apa yang terjadi... Tak kusangka memiliki wajah yang imut... Aku ingin mencubitnya,)" Kaori akan mendekatkan jarinya ke pipi Pen yang terdiam. Tapi tiba-tiba rekan nya datang. "Kaori..."
Seketika Kaori tak jadi akan mencubit pipi Pen.
"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Rekan nya.
"Aku hanya mengawasinya memangnya apa pekerjaanku selain mengawasi tahanan."
"Jangan terlalu dekat dengannya, dia gadis aneh," kata Rekan nya lalu ia berjalan pergi. Kaori menoleh dan melihat ke Pen yang kembali mengamati kupu-kupu tadi.
"(Apa yang dia katakan, menurutku dia hanya gadis biasa, tunggu... Aku belum tahu kenapa dia ada disini,)" Kaori terdiam lalu memegang dagu berpikir.
"(Aku ingat, gadis ini adalah tahanan baru itu bukan?... Selama aku libur.... Aku tak tahu kalau ada tahanan baru ini,)" ia mengingat sesuatu. Karena sebelumnya ia tak tahu ada tahanan baru karena dia baru saja libur penjaga.
Jadi ia baru tahu ketika melihat Pen sekarang.
"(Kalau di pikir-pikir, aku penasaran dengan kasus gadis ini, rasanya ada yang kurang... Kenapa gadis sepertinya ini masuk ke penjara narapidana begini? Padahal penjara ini khusus untuk seorang kriminal yang membunuh, dari tampang nya saja aku tidak percaya bahwa gadis ini membunuh?)" Kaori berpikir, Pen tidak melakukan kasus apapun, padahal kasusnya lebih kejam.
Setelah itu, Kaori berjalan pergi ke kantor dokumen untuk mencari tahu kasus Pen. Setelah menemukanya Ia jadi membacanya. "Pen Hiraka, Dia sudah membunuh..." Kaori belum selesai bicara sudah pucat sendirian. Dia juga tercengang setelah tahu kasus Pen.
"(Apa ini?!... Kenapa aku merasa sangat aneh?!!)" Kaori menjadi gemetar, padahal dia sudah mengira kasus penistaan tidak akan separah apa yang ia baca, rupanya memang sudah tertulis di sana bahwa Pen membunuh lebih dari satu ataupun dua orang.
"Gadis itu? Bagaimana bisa... Kenapa bisa dia membunuh sebanyak ini, apalagi umur korban lebih banyak dari padanya... Tapi ada orang yang telah mengurangi masa tahanan nya," Kaori melihat nama Ezra di dokumen itu sebagai orang yang mengurangi masa tahanan Pen.
"Ezra?... Ezra?" Kaori mencoba berpikir mengingat ingat karena dia seperti ingat sesuatu.
Hingga ia benar-benar ingat. "(Oh... Dokter bedah terkenal itu kah dulu... Sekarang sudah tidak terkenal lagi ya karena tidak melakukan pembedahan lagi dalam pengobatan... Tapi apa hubungan nya Ezra di sini, aku juga sepertinya kenal sama lelaki ini?)" Kaori kembali mengingat ingat. Ia yakin, ia mengenal Ezra tak hanya sebatas artikel.
Tiba tiba ia terkejut akan sesuatu. "Ezra.... Teman SMA ku?!" dia menjadi baru ingat dengan terkejut. Tak di sangka-sangka Kaori adalah teman Ezra saat SMA.