•• Chaos : Bagian II ••

"haaaaaa, ikaaaaaaaan?"

Belum selesai Aku merapal mantra, kini musuh kembali muncul dari sungai yang ada di hadapan kami

-

"Taniaaaaa, handphone nya"

"Zee"

Dengan cepat Aku menangkap handphone yang di lempar Tania pada ku

"Detectarea tipuliror inamice"

-

"Tania, Dwarf Fish"

"Got it"

Dengan cepat Aku menangkap benda yang sebelumnya adalah gelang kanan ku, dengan gesit ku arahkan ke arah musuh

Beberapa monster berbentuk ikan keluar dengan cepat dari pusaran air sungai

"Foc"

"Spini usori"

-

"Apaaaaaa?"

"Zee, sihir kita tidak mempan pada mereka!"

Shiiiiiit, seandainya Aku bisa menggunakan pedang ku

Musuh yang semakin mendekat mulai menyerang kami

Dari mulut mereka mengeluarkan gelembung air yang begitu banyak

"Aaaaargh"

"Taniaaa"

Tania terjebak di dalam salah satu gelembung air

-

Apa yang harus kulakukan, duri cahaya dan sihir api Tania tidak menyentuh mereka sama sekali

Totem, atau apapun pasti ada yang meregenerasi mereka, batin ku berbicara

"Spini usori"

Aku pun melempar duri cahaya ke arah Tania, gelembung air pun pecah

"Miscare. Tania, kau tidak apa-apa?"

Dengan cepat Aku berpindah mendekati Tania

"I'm, okay"

Damn it, bagaimana cara mengalahkan mereka? Dengan keras Aku berpikir

"Zee, gabung kan sihir kita"

"Haaa, baiklah"

"Kau masih bisa menggunakan sihir pedang mu?"

"Pedang ku, Tidak berfungsi sama sekali"

"Gunakan senjata ku" pinta Tania

"Okay"

Tanpa mau membuang waktu, Aku dan Tania kembali berdiri untuk memberikan serangan balasan

"Focul a aprins"

"Scattering darkness"

"Poarta iadului"

-

Tania melempar belati yang berubah menjadi kunai berbalut api, dengan sigap Aku pun menduplikasi senjata nya menjadi puluhan belati

Gerbang neraka pun mulai terbuka di bawah kaki mereka, tapiiiiii ...

"What the hell"

"Zee, tidak berhasil!"

Saat belati api tepat mengenai mereka, gerbang neraka pun seakan tidak tersentuh sama sekali

Ya, di atas gerbang neraka. Terlihat aliran air yang sedikit bergelombang, Dwarf fish melewati nya dengan cepat

"Fu** off"

Aku dan Tania saling berdekatan, mencoba bersiap dengan serangan balik dari mereka

"Apa yang harus Aku lakukan?"

"Zee, fokuslah"

Gelembung air kembali melesat ke arah kami

Tania dengan sigap menghindari, begitu juga dengan ku

"Gelembung nya benar-benar menjengkelkan"

Aku mencoba melihat sekeliling. Sesuatu, ya sesuatu pasti bisa membunuh mereka, tapi apa?

"Miscare rapida, enhanceeeeed"

Satu-satunya yang terpikirkan oleh ku mempercepat gerakan kami

"Ternyata kau memikirkan hal yang sama!" Tanya ku pada Tania sebari menyerang Dwarf fish

"Tentu saja, Aku benci gelembung yang mereka lemparkan ke arah ku"

-

Aku pun mengambil resiko, ku coba menggunakan pedang ku

"Shudad, enhanced"

Dengan harapan pedang ku bisa digunakan, namun ...

"Zeeeee"

"Tidaaaaaak"

Pedang ku kini benar-benar hancur menjadi debu

Sejak terkena sihir hitam Camellya, serpihan pedang ku mulai perlahan menjadi debu

Dwarf fish mengitari kami, mereka seakan berenang di udara dengan cepat

"Copiati dimensiuni"

Beberapa dwarf fish, gelembung air nya menyisakan racun hingga merusak lantai lapangan ini

Dengan tersadar kini Aku menyalin dimensi agar kami bisa bergerak bebas

Bulan purnama yang tadinya begitu terang kini terlihat mencekam karena dimensi yang ku buat

Awan hitam di sekeliling nya seakan siap menurunkan hujan kapan saja

Cahaya pusaran air sungai masih berputar, monster berbentuk ikan memiliki tangan dan kaki tapi mereka tidak menyentuh tanah sekalipun

Aku dan Tania mulai terdesak karena pedang ku yang sudah benar-benar hancur

"Tania, handphone nya"

"Apa yang harus kita lakukan dengan benda ini?"

"Cari informasi, arah kan pada mereka"

"Okay, Sir!"

-

Dengan terciptanya dimensi salinan yang ku buat, kota ini sama persis dengan sebelumnya, hanya saja sedikit lebih gelap bercampur kabut

Tania terus melempar belati api nya ke arah musuh, namun selalu saja tidak mempan

Aku pun terus merapal mantra, melempar duri cahaya ke arah mereka

"Tania, kau punya senjata lain?"

"Aku tidak punya"

Tidak, apa yang harus kami lakukan

-

Dwarf fish terus menerus melempar kan gelembung air yang beracun ke arah kami

Aku pun memegang tangan Tania

"Agilitate, enhanced"

Kecepatan gerakan kami meningkat untuk menghindari gelembung air

"Sesuatu, apa, apa, Aku yakin ada yang bisa ku lakukan"

Tania melihat ku sebari melempar belati nya terus menerus ke arah musuh

"Tania, coba lagi lempar belati mu ke atas"

Tania dengan gesit melempar belati nya ke udara

"Focul a aprins"

"Explozie pneumatica, inghetat"

Saat belati berbalut dengan sihir api, Aku pun menambahkan kekuatan pada belati Tania seperti anak panah, dan mencoba membekukan musuh

"Spini usori"

Tapi lagi-lagi ...

"Apaaaaaa, mereka membela diri!?"

•••••

Sa fie continua ...