•• Magic Seed's : Bagian I ••

"Tania, Tania"

"Tania, ayo bangun sayang"

Terdengar suara yang begitu lembut memanggil Tania

• Keplan

Pagi yang begitu cerah desa terpencil yang begitu hangat bagi penyihir api

Para penduduk saling membantu satu sama lain

Rumah yang terbuat dari tanah liat, di padat kan dengan sihir api hingga pada akhirnya mengeras dan kokoh

Semua penduduk di desa Keplan tak lain adalah pengguna sihir api

Bahkan termasuk kedua orang tua Tania dimana menjadi kepala suku di desa itu sendiri

-

Kebiasaan penduduk di desa Keplan, menjaga sumber api yang terletak di tengah desa itu sendiri, yang mana juga berfungsi sebagai pelindung membentuk selubung sihir dari gangguan luar desa

-

"Kau sudah bangun gadis kecil ku?" Suara yang begitu akrab di telinga Tania

"Ibuuuu" memeluk dengan erat

"Oh, gadis kecil ku"

"Ayah"

"Iya, sayang. Ayah di sini"

-

Tania menjadi satu-satunya anak tunggal dari kedua orang tua nya

Berlatih menggunakan sihir, Tania kecil selalu dalam bimbingan dari ayahnya yang tak lain kepala suku di desa ini

"Lihat, ayah membuatkan mu senjata untuk mu" senjata kayu berbentuk belati

"Waaaah" dengan mata yang berbinar-binar

"Kau suka?"

"Iya, Ayah"

-

Setiap hari Tania berlatih menggunakan belati nya untuk digunakan pada sebuah balok kayu

Hal pertama yang dia pelajari adalah melepaskan dan mengenai balok kayu yang ada di hadapan nya hingga terpotong menjadi dua dan kemudian terbakar

-

"Foc, pumnal aprins"

Dengan cepat belati melesat bak anak panah yang terlepas dari busur nya dengan bidikan percaya diri

Namun, butuh waktu yang lama bagi Tania untuk mengenai tepat subjek berlatih nya

-

"Bagaimana, ada kemajuan sayang?"

"Itu menyulitkan, Aku belum mengenai balok itu" sambil merengek

"Hahaha, sayang. Kau harus berkonsentrasi penuh, buang energi negatif mu. Ayo coba lagi!"

"Baik, Ayah"

Dengan semangat yang dia dapat, Tania terus berlatih hingga sore hari

"Foc, pumnal aprins"

Subjek pun terbelah hingga akhirnya terbakar

"Waaaah, kau hebat"

"Ibu, kau melihatnya?"

"Tentu, Sayang"

"Ibu, bolehkah Aku menggunakan sihir ku berulang kali?"

"Waaah, kau bersemangat. Tentu saja, tapi kau harus berhati-hati"

"Baik Ibu" memeluk dengan sayang

-

Tapi, pada suatu hari ...

Para penduduk berlarian dengan histeris, mereka berteriak sambil menunjuk sesuatu

Entah bagaimana, pada malam itu para goblin dapat menembus desa Keplan

-

"Sayang, mendekat lah pada Ibu"

"Ayaaah"

Dengan gerakan cepat, Ayah Tania bergerak maju membantu para penduduk desa

Sebagai kepala suku di desa ini, sudah menjadi kewajiban nya untuk melindungi penduduk nya termasuk istri tercinta dan Tania kecil

-

Titik api di tengah desa masih berkobar dengan terang, tapi bagaimana mungkin selubung sihir bisa ditembus para musuh?

"Foc, pumnal aprins, inradacinat"

Belati yang dia pegang pun berkobar berbalut api, memerintahkan melesat, menyebar luas ke arah para goblin

"Ayaaaah"

"Sayang, bersembunyi lah"

"Tapi, Ayah. Aku ingin membantu mu"

"Sayang, kau belum siap, bersembunyi lah dengan Ibu"

"Tapi ..."

Tania pun bersembunyi di dalam rumah sambil melihat ayah nya dengan khawatir

-

Terlihat para goblin terus bermunculan tanpa henti

Hingga terlihat sosok yang lebih besar membawa kapak

"Inradacinat, foc"

Kembali berusah melepaskan belati dengan api, ayah Tania berjuang mati-matian membantu para penduduk desa yang kini diserang

Sampai pada akhirnya ...

"Ayaaaaaaaaaaah"

Sedikit lengah, ayah Tania tanpa sadar terluka parah setelah para goblin mengepung dirinya

"Sayang, kau tunggu di sini"

"Ibu"

"Ingat, jangan keluar"

"Tapi, bagaimana dengan Ibu, ayaaaah"

"Sayang, maaf kan Ibu"

-

Rumah penduduk mulai terbakar, penduduk desa bersimbah darah atas serangan musuh

Bahkan, titik api di tengah desa pun sedikit meredup karena banyak nya penyihir api yang tumbang

"Foc, pumnal aprins, inradacinat"

Mengikuti mantra api, Ibu Tania melepaskan belati ke arah musuh dan bergerak mendekati kepala desa yang tak lain ayah Tania

"Sayang, kau tidak apa-apa?"

"Bagaimana, Tania?"

"Tania, bersembunyi dengan aman"

-

Mereka pun berjuang dengan sekuat tenaga, kembali berdiri memberikan serangan balasan tanpa henti

Para goblin terus berdatangan bak semut yang keluar dari lubang tanah, tak memberi ampun ke semua penduduk desa

-

"Sayang, gunakan sihir itu"

"Tapi? Bagaimana dengan Tania?"

"Kita harus berpisah dengan nya"

"Tania, maaf kan Ibu" melihat ke arah Tania dengan tangis yang menyesak

Mereka pun menengadah, berdoa dan menarik kekuatan api di desa itu

"Pasarea din Phoenix, impuscat si explodat"

Terlihat kobaran api yang mulai terbentuk menjadi bayangan burung Phoenix, bergerak dengan cepat, melesat ke arah goblin tanpa henti yang kemudian meledakkan tubuh mereka

Tapi, kekuatan sihir ini sedikit tabu dimana nyawa menjadi taruhannya

Demi melindungi penduduk desa, ini menjadi jalan terakhir bagi mereka

-

"Ayaaaaaah, Ibuuuuuu"

Isak tangis Tania pun memecah, Tania keluar dari persembunyian mendekati kedua orang tua nya yang kini menjadi abu

Namun, dari sisa abu itu terlihat sebilah belati berwarna hitam dengan sedikit corak berwarna merah

Di saat tangis nya yang menjadi, hujan pun turun dengan derasnya

Seseorang datang dengan pakaian putih keemasan mendekati Tania

"Kau, tidak apa-apa sayang?"

Tania kecil melihat ke arahnya, yang tak lain adalah penyihir agung, Carlotta dari kota suci Einzbern

"Maaf kan Aku" ucap Carlotta

"Ayah, Ibu"

Carlotta yang melihat percikan sihir dari desa Keplan datang sedikit terlambat

Melihat sekeliling dengan cukup sedih, hanya Tania seorang diri yang kini selamat dari kejadian ini

"Tania" panggil Carlotta

Tania pun melihat ke arahnya dengan sedikit bingung

"Bagaimana kau tahu nama ku?"

"Aku adalah teman dari kedua orang tua mu" dengan sedikit berbohong

"Tania, ikut lah dengan ku"

"Tapi, bagaimana dengan Ayah dan Ibu"

"Kau lihat? Mereka kini menjadi bintang"

"Hiks, benar kah?"

"Iya, Sayang. Mendekat lah" pinta Carlotta

-

Tania pun tertidur di pangkuan Carlotta

Dengan keadaan desa yang kini terbakar hangus tanpa sisa, Carlotta menyapu nya dengan hujan dan menghilangkan keberadaan desa ini

"Tania, mulai hari ini, Aku akan menjadikan mu murid ku"

-

Portal pun terbentuk, Carlotta membawa Tania kembali ke kota suci Einzbern

••••