• Einzbern
Hari ini, menjadi hari yang begitu cerah di kota suci Einzbern
Burung-burung kecil terbang ke sana ke mari di atas langit
Bunga-bunga bermekaran dengan harum mewangi dari tiap sudut kota
Air mancur mengalir dengan gemericik dimana para elf disekelilingnya memainkan musik yang mengalun indah, juga terdengar suara dari penghuni kota menyanyikan lagu yang merdu ditelinga
Bahkan pelangi pun tak mau kalah terlihat jelas dari balik castle putih nan megah
Di sana beberapa penyihir memamerkan keterampilan nya dengan bangga
Einzbern, kota suci bagi para penyihir
Kota dimana berpenghuni para penyihir, tapi hanya segelintir penyihir suci yang bisa masuk ke kota ini, terkecuali beberapa orang (murid) yang diijinkan untuk masuk ke sini
-
"Zee, Tania. Kemari lah" suara terdengar yang begitu halus dihadapan mereka
Dengan sedikit bingung, berpikir dimana saat ini mereka berada, Zee dan Tania sedikit merasa takut
"Kemari lah"
-
"Dimana kami?" Dengan suara gugup
"Saat ini kalian sedang berada di kota suci, Einzbern"
"Einzbern?"
"Iya, Sayang"
"Tapi, bukan kah kota suci hanyalah sebuah dongeng?" Zee bicara dengan ragu
"Hm, tidak sayang. Einzbern kota yang nyata, hanya saja kalian tidak dapat menemukan nya dengan mudah"
"Jadi, kenapa kami berada di sini?" Tanya Tania
"Karena, kalian diijinkan untuk berada di sini"
"Tapi, Ayah dan Ibu" dengan suara yang terisak sedih
"Iya, bagaimana dengan Ayah dan Ibu ku" Zee kembali teringat dengan apa yang sudah terjadi sebelumnya
Dengan rasa menyesal, Carlotta kembali menceritakan apa yang sudah terjadi terhadap mereka dan kedua orang tua nya
"Sayang, maaf kan Aku. Tapi mulai hari ini, Aku akan menjadi orang tua dan teman bagi kalian" Dengan sedikit menyakinkan, mencoba membuat tenang
Zee dan Tania menundukkan kepalanya dengan sedih
Mereka menyesali dengan apa yang sudah mereka alami. Andai saja musuh tidak datang ke desa dan kota mereka, mereka masih bisa berkumpul dengan kedua orang tua mereka
"Kemari lah"
Zee dan Tania mendekati Carlotta, di dalam pelukan Carlotta yang begitu hangat, mereka menangis sedih
"Mulai hari ini, kalian akan tinggal di sini, kalian mau?" Pinta Carlotta
-
Tanpa tahu harus kemana, mereka berdua pun pada akhirnya mengiyakan
Merasa nyaman di pelukan Carlotta, Zee dan Tania merasakan sebuah kehangatan
Carlotta sang penyihir agung pun ikut menangis, dia merasa tak tega jika terus menceritakan apa yang sudah mereka alami sebelumnya
Desa Keplan yang hangus terbakar karena para goblin dan Avalon membeku karena kekuatan Zee di saat mencoba menyelamatkan Ayah dan Ibu nya
-
Carlotta pada akhirnya membawa mereka berkeliling kota
Melihat kota yang begitu indah, peri-peri kecil / Elf dan penyihir lain nya menyambut mereka dengan senyuman
Dengan ijin Carlotta, di salah satu bangunan terlihat bangunan yang tak kalah megah
Di luar bangunan melingkar air begitu jernih bak lantai yang transparan, di bawah nya terlihat ikan-ikan kecil berenang ke sana ke mari
Air mancur mengalir dikelilingi kupu-kupu
Bahkan bunga-bunga nampak bak kristal dengan berbagai warna menyebarkan wangi yang harum
"Ayo sini"
Carlotta mengajak Zee dan Tania masuk ke dalam bangunan putih
Berbeda saat berada di luar, di dalam bangunan itu sendiri berubah menjadi bangunan yang sangat luas dengan ruangan bahkan kamar-kamar yang begitu banyak, tiap sudut terlihat air mengalir dengan ikan yang berenang sampai ke atas langit-langit bangunan
Sampai pada akhirnya, di ujung bangunan Carlotta membuka sebuah pintu dengan ukiran yang indah, pintu berwarna hijau dengan akar-akar kecil ditumbuhi bunga, dia membuka pintu itu dengan pelan
"Zee, Tania. Ini adalah taman dimana kalian bisa belajar menggunakan sihir"
"Waaaah" Tania kecil merasa senang
-
Di taman ini, terlihat satu pohon yang cukup rindang nan sejuk
Salah satu burung kecil terbang mendekati mereka
"Hm, sepertinya Pardalote ini menyukai kalian"
"Benar kah" menjawab bersama
"Iya, lihat dia terbang mengelilingi kalian berdua"
"Hai, burung kecil" Tania mengulurkan tangannya seakan mengijinkan Pardalote untuk bertengger
"Kalian suka tempat ini?" Tanya Carlotta
"Iya, tentu saja"
Kembali menjawab bersama, mereka bertiga termasuk Carlotta ikut tertawa kecil
-
Sejak hari itu, Zee dan Tania menjadi penghuni kota suci Einzbern, hingga mereka pun terus tumbuh menjadi remaja
"Foc"
"Spini usori"
Carlotta memperhatikan mereka dengan seksama
Mengajar kan cara menggunakan sihir dengan baik dan benar
-
"Tania, karena kau sudah memiliki senjata dari peninggalan kedua orang tua mu, gunakan senjata itu dengan baik" Carlotta mengingatkan
"Dan untuk mu, Zee"
"Iya, Carlotta"
Karena permintaan Carlotta, Zee menjadi teman dan begitu juga dengan Tania, mereka tak lagi canggung saat bertemu, panggilan terhadap nya seolah mereka seumuran
"Kau lihat ranting kecil itu? Bawa lah kemari" meminta Zee untuk mengambil ranting kecil
"Baik, Carlotta"
Carlotta memegang ranting yang diminta
"Magia artificiala, I krijuar"
Ranting kecil melayang di udara, melebur menjadi partikel cahaya yang sedikit menyilaukan, dari ranting itu kemudian membentuk sebuah senjata, Pedang
"Waaaah, ini untuk ku?"
"Tentu saja, mulai hari ini gunakan senjata ini untuk bertarung"
"Terimakasih, Carlotta" berdiri sedikit membungkuk dengan sopan
"Hei, mau bertarung dengan ku?" Pinta Tania sedikit bercanda
Mereka bertiga pun tertawa dengan senang, hari demi hari mereka lewati bersama untuk belajar menggunakan sihir di pelataran taman yang tercipta
-
Rasa lelah saat berlatih bersama, mereka berdua pada suatu ketika tertidur di bawah pohon yang rindang
-
Carlotta, datang menghampiri mereka
"Zee, Tania. Bangun lah, perjalanan kalian masih panjang..."
Carlotta membuka portal di bawah pohon rindang dimana mereka berdua tidur, dari lingkaran portal terlihat naga hijau dengan ikan dari tiap sisi nya
Suara air terdengar mengalir, menyelimuti tubuh mereka, secercah cahaya yang menyilaukan pun terpancar hingga pada akhir nya mereka berdua masuk ke dalam portal tersebut ...
•••••