•• Chronicles : Bagian III ••

Dengan sihir yang ku gunakan, titik sihir terlihat dari bawah kaki ku, menyebar dengan cepat hingga wilayah Casablanca pun tersalin dengan cepat

Bahkan dengan sihir ini, tidak ada satu manusia pun yang bisa menembus masuk atau merasakan apa yang terjadi

Realm, bisa bertahan dalam jangka waktu tertentu terkecuali gangguan dari musuh yang menyebabkan retakan pada dimensi itu sendiri

-

"Tania, kau cari subjek yang dikatakan Max sebelumnya"

"Baik, begitu juga dengan kalian berhati-hatilah"

"Max"

"Okay"

-

Dengan bantuan Max, kami mencoba melihat sekeliling berdiri di atas bangunan yang berbeda

Dalam beberapa menit, semua nya tampak baik-baik saja

Hingga pada akhirnya terlihat portal dari kejauhan

"Max, kau melihatnya" berkomunikasi dengan telepati

"Ya, Aku melihat nya"

-

Portal terbentuk dengan kobaran api hitam mulai terlihat jelas

Tercium bau yang tidak sedap dari portal tersebut

Beberapa mahluk keluar perlahan membawa tongkat, mereka berjalan dengan tidak normal, dan benar saja monster selalu muncul pada malam hari

"Oh tidak, Aakman"

"Apa?"

"Aakman, mahluk yang biasa berkumpul di gurun"

-

Mahluk yang terlihat tersebut memiliki cula di dahi mereka dengan topeng yang menutupi wajah

"Zee, hindari sihir api"

"Apa? Tidak, Tania"

-

Di sisi lain, Tania masih mencari sumber sihir melewati radar yang ada pada handphone

"Oh shit di bawah tanah" ujar nya

-

"Tania, Tania, kau mendengar ku?"

Aku mencoba menggunakan telepati kepada Tania, hanya saja tidak ada jawaban

"Bagaimana?"

"Tania tidak menjawab"

"Tidak, kita harus mengalahkan mereka terlebih dahulu"

-

Max mengambil senjatanya, pedang berukuran kecil yang dia pegang kiri dan kanan, Hashashin

Mengangguk bersamaan, kami keluar dari persembunyian

Aakman guardian yang sadar akan keberadaan ku dan Max, mulai melemparkan bola api ke arah kami berdua

"Qum vurmaq"

"Inghetat explodat"

Pedang yang dia pegang berputar bak gasing membentuk badai pasir seluas dua meter, mencabik-cabik tubuh musuh dengan cepat

Melihat itu, Aku pun mencoba membekukan potongan tubuh mereka, kemudian menghancurkan nya dengan cepat

Hal ini kulakukan tidak lain karena tidak berharap mereka regenerasi

-

Setelah beberapa detik serpihan tubuh mereka benar-benar hancur

Kembali bersiap dengan hal yang akan terjadi selanjutnya

Namun ini menjadi keberuntungan ternyata benar mereka tidak regenerasi

"Max, mereka tidak kembali ke bentuk semula?"

"Apa maksud mu?"

"Regenerasi"

"Tidak, tapi perhatikan portal nya"

-

Entah berapa banyak jumlah mereka, mereka keluar terus menerus tanpa henti dari portal

"Kau bisa menutup portal nya?" Tanya ku pada Max

"Tidak bisa, mereka akan berhenti sampai mereka mendapatkan apa yang mereka mau"

"Tidak"

Bagaimana dengan Tania yang sendirian? Apakah dia mengalami kesulitan?

Tania, Aku mohon katakan sesuatu, perasaan ku dengan khawatir

-

"Qumqabi"

Max terus menebas mereka dengan pedang nya, dari tiap tebasan terlihat pasir kehitaman ke arah musuh dengan cepat

Seketika tubuh monster di hadapan nya terbelah dua tiap kali bersentuhan dengan tebasan itu sendiri

"Hei, sejak kapan kau menjadi penyihir tipe Hashashin?"

"Sejak di hutan kota suci"

"Haaaa?"

"Kau tahu, Carlotta membuat tempat latihan dimana begitu banyak pohon"

"Dan kau?"

"Ya, seperti yang kau lihat, Aku menebas mereka"

"Oh tidak"

"Hei kawan, tenang lah. Tiap kali Aku menebas tebang pohon dari tempat yang diciptakan Carlotta, keesokan hari nya pohon-pohon itu kembali"

"Ah, Aku lega"

Carlotta, penyihir agung yang memang dikenal tipe penyembuh dan mampu membalikkan keadaan seperti semula, tapi meskipun begitu kami berlima pernah mendengar dimana Carlotta dapat bertarung dengan baik beberapa ribu tahun lalu

-

"Qum vurmaq"

Max tanpa henti bergerak dengan cepat, dia melesat diselimuti pasir seolah dia sedang berseluncur tanpa halangan, badai pasir terbentuk dengan cepat tanpa ampun

"Max, lemparkan senjata mu ke udara"

"Apa yang ingin kau lakukan?"

"Tentu saja, menduplikasi"

"Okaaaaay, Shamshir terbang lah!"

"Shamshir?"

"Nama pedang ku"

"Ah, okay. Magia artificiala, silahlarl kopyalayin"

Tanpa senjata, yang bisa ku lakukan hanyalah meminjam dan menyalin senjata dari teman-teman ku saat ini

"Okay, Scattering darkness"

Pedang yang ku pegang melesat berputar kembali seperti gasing seperti Max lakukan sebelum nya. Tapi berbeda dengan pedang ku sebelumnya, kali ini ...

"Whaaaat!"

"Haaaaa"

Sungguh, Aku terkejut melihat apa yang terjadi, Shamshir milik Max berjatuhan begitu banyak bercampur badai pasir kecil yang entah berapa jumlahnya, menggiling aakman guardian bak daging segar

"Hei, trik apa yang kau gunakan kawan?"

"Entahlah, mungkin karena sihir ku dan senjata mu bergandengan"

"Kau harus benar-benar mengajarkan ku sihir itu"

"Tentu Max" membalas dengan senyuman

-

Tapi kami berdua tidak boleh senang dengan cepat, mereka terus bermunculan dari portal hitam di ujung sana

Meskipun tidak meregenerasi, hal ini sama saja menyebalkan bagi ku

-

Dan seperti apa yang dikatakan Max sebelumnya, kami tidak boleh menggunakan sihir tipe api

Tania, ku mohon dimana kau? Jawab lah ...

•••••