•• Chronicles : Bagian IV ••

"Masih belum bisa menghubungi Tania?"

"Belum"

-

Tania, Aku harap kau baik-baik saja dan Aku mohon jangan menggunakan sihir api mu

-

"Awas!"

Karena tidak fokus, hampir saja bola api mengenai ku

Tongkat hitam sedikit berbulu itu benar-benar mengerikan, bola mata dari ujung tongkat terlihat menyeramkan seakan mengawasi kami dengan bengis

-

"Max, pernah kah kau berpikir ada sesuatu yang bisa membuat mereka berhenti bermunculan?"

"Tidak, Yang Aku tahu mereka hanya berhenti seperti yang sebelumnya ku bilang, setelah mendapatkan apa yang mereka mau, mereka akan meninggalkan kita begitu saja"

-

Aakman guardian, penghuni gurun pasir. Kekuatan mereka tidak begitu kuat, tapi yang membuat ku muak, mereka tidak ada habis nya

"Shiiit, ini sama saja regenerasi"

"Jadi, kau punya rencana?"

"Tidak sebelum Tania ada di dekat kita, hanya dia yang bisa membuka gerbang neraka dan Aku butuh itu!"

-

Bayangan hitam bergerak, mengarah ke arah kaki kami

Dua Aakman guardian berhenti bergerak seolah menggerakkan bayangan itu

Sesuatu, ya sesuatu pasti bisa menghentikan trik yang sedang mereka lakukan

-

"Max"

"Apaaa?"

"Maaf kan Aku"

"Haaaaaaa?"

Ku lemparkan ke udara Shamshir yang sudah ku duplikasi. Bulan yang tertutup awan tidak banyak memberikan kami cukup cahaya untuk bergerak dimana trik bayangan itu bergerak bebas mengandalkan api dari tongkat sihir yang mereka bawa

"Shamshir, explodat"

Seketika kedua bilah pedang milik Max, ya pedang duplikasi nya hancur menjadi pecahan bak kaca yang retak seribu

"Spini usori, yayilma"

"Zee, kau gila?"

"Sorry, Max. Tapi ini bukan pedang asli mu!"

"Tapi tetap saja ..."

Dengan cepat retakan dua bilah pedang menjadi serpihan cahaya yang menyilaukan, menyebar ke seluruh tanah pada realm sebelum nya ku buat bertujuan agar bayangan itu tidak bisa bergerak bebas

"Oh, Nice. Ide bagus!"

"Kau lihat, itu tujuan ku Max"

"Dan kau butuh kembali untuk meng-copy senjata ku?"

"Tentu saja, lemparkan kembali, cepat!"

"Okaaaaay, Shamshir ku yang manis, terbang lah" sambil menari seolah pamer

"Magia artificiala, silahlarl kopyalayin"

"Aku butuh sihir itu"

Dengan ijin Max, kembali Aku menyalin senjata yang dia miliki

"Scattering darkness"

Shamshir melesat melewati aakman guardian, berputar sangat cepat

"Spini usori, inghetat. Max tambahkan!" Teriak ku di akhir perapalan mantra

"Fryma e AAL"

Pedang berputar dengan kecepatan penuh, menggesek udara hingga menimbulkan percikan cahaya, menyebar membekukan aakman begitu saja dan dengan teriakan ku pada Max, dia pun kembali melemparkan senjata nya ke arah musuh, menyatukan sihir ku dan milik nya, alih-alih badai pasir tapi yang terlihat di depan ku adalah tornado kecil dengan hembusan angin yang dingin menusuk sampai ke tulang paling dalam tiap musuh dihadapan kami

"Berhasil!"

"Belum" jawab Max

-

Benar saja, kami hanya membunuh apa yang sudah muncul sebelum nya, namun tidak bagi mereka yang baru muncul kembali melalui portal hitam

Tapi menjadi keuntungan bagi ku karena serpihan duri cahaya tidak lenyap, ya hingga saat ini

-

"Tania, masih belum bisa mendengar ku?"

Max melihat ku kembali dimana Aku mencoba menghubungi Tania

"Bagaimana?"

"Masih belum bisa, Aku rasa ada sihir penghalang yang membuat ku tidak bisa berkomunikasi dengan nya!"

-

"Zee, lihat mereka"

"Apa yang sedang mereka lakukan?"

Aakman guardian bergerak aneh, membuat pola kombinasi sihir

"Max, bersiap lah!"

-

Tanpa mengetahui apa yang akan mereka lakukan, aakman berputar sambil mengarahkan tongkat tiap dari mereka mengarah ke arah satu titik pusat dari lingkaran yang mereka buat

Kini jelas saja, kobaran api mulai terwujud, terlihat bercampur percikan bunga api warna hitam

Titik dari percikan api hitam itu pun berputar, melayang mengitari api yang berada di pusat lingkaran, berkumpul dan kian membesar

"Max, kau pernah melihat itu?"

"Tidak, tidak sama sekali dan ini baru pertama kalinya"

-

Salah satu aakman guardian merapal tidak jelas, menengadah sambil memegang tongkat di tangan kanan nya

Bola api yang berkobar dari pusat lingkaran itu melayang-layang perlahan di udara dari warna terang berubah menjadi api hitam pekat melesat membentuk sekitar beberapa meter besarnya di atas langit

Dan seketika ...

"Maaaax"

"Brengsek, mereka ..."

Bola api hitam itu berubah menjadi butiran air mirip air hujan sangat deras. Beberapa bangunan dan benda apapun di bawahnya ikut terbakar

Dengan daya tahan sihir yang kami miliki, selubung pelindung seolah aktif dengan sendirinya menyelimuti kami

"Zee, duri cahaya mu!" Teriak Max

-

Tidak, jadi mereka mencoba menghapus cahaya yang ku buat

"Fryma e AAL"

Max mencoba mengganggu kombinasi sihir para aakman guardian, hanya saja itu menjadi sia-sia

"Kekuatan mereka meningkat!"

"Zee, bagaimana ini? Apa yang harus kita perbuat?"

"Aku belum tahu Max, Aku belum mendapatkan ide untuk ini!"

-

Tania, ayolah dimana kau? Kami membutuhkan sihir gerbang neraka mu!

Jawab lah!

•••••