Sebelumnya, Zee juga Tania berpindah dari satu portal ke portal lain nya hingga terjatuh di gurun pasir dimana akhirnya mereka kembali bertemu dengan Max yang lebih dahulu berada di sana
Max mengatakan bahwa dia merasakan suatu benda dengan kekuatan sihir di suatu tempat yaitu Casablanca, Morocco
Mereka bertiga pun bergerak menuju lokasi dimana benda itu berada
Tania bertugas untuk mengambil benda itu, di bawah tanah
Zee dan Max menunggu di luar yang kemudian musuh pun datang, aakman guardian dari portal hitam
-
Saat Tania berada di bawah tanah, mereka bertiga kesulitan berkomunikasi
Benda yang dirasakan Max akhirnya ditemukan di atas altar dan Tania mengambil nya
Beberapa Aakman guardian muncul dari lukisan dinding, hingga dia pun melarikan diri dengan cara meledakkan salah satu pertokoan itu sendiri melalui tangga bawah tanah
Alhasil, mereka bertiga kembali berkumpul untuk mengalahkan Aakman guardian secara bersamaan dengan kekuatan penuh dimana gerbang neraka di buka, portal pun di rusak. Zee mendorong ke arah gerbang neraka dan ditutup!
-
"Akhirnya selesai juga"
"Thanks, Tania"
"Yes, Sir"
"Gerbang neraka mu, hanya untuk mereka bukan? Dan bukan untuk kami?"
"Duh, gimana ya, tergantung dengan apa yang kau perbuat selama ini, Max"
"Tania, seperti nya kau ada dendam pada ku"
"Hahaha, Aku bercanda"
-
"Jadi, benda apa itu?" Aku penasaran
"Ah, iya lupa" Tania mengeluarkan batu itu dari tas yang di bawa nya
"Obsidian?" Max melihat batu yang dikeluarkan Tania
"Kau tahu ini Max?"
"Tentu, batu ini salah satu bahan untuk membuat senjata, bagian di dalam nya cukup tajam"
"Jadi, bisa di gunakan untuk mu, Zee?"
"Aku tidak yakin, tapi mungkin kah membutuhkan item lain nya?"
"Wah, jadi apa yang harus kita lakukan dengan benda ini?" Tanya Max
"Entahlah, Max. Aku belum punya ide untuk itu!"
"Jadi, batu ini ..."
"Tunggu, sebaiknya kita kembali ke tenda"
"Okay, baiklah"
"Zee, realm nya"
"Pastrimi I dimensioneve"
-
Sebelum kembali ke tenda, hal yang perlu ku lakukan memurnikan dimensi dan kembali pada lokasi nyata yang sebenarnya, tapi tidak lupa kami bertiga benar-benar harus membersihkan nya agar jejak kami tidak tertinggal
• Selain itu, mereka bertiga tidak tahu kalau Camellya sempat memperhatikan mereka saat mengalahkan aakman guardian ...
-
"Mau kembali ke tenda dengan kendaraan yang lain?"
"Oh, tidak" Tania merasa cemas
"Hei, justru ini yang ku tunggu!" Ujar max
"Magia artificiala ..."
-
"Wah, ini keren. Tapi bagaimana cara mengendarai nya?"
"Max, ayolah kita dari kota suci, hal seperti ini mudah bagi kita!"
"Ya setidaknya mencoba bercanda"
"Dan itu tidak lucu"
"Taniaaa" sedikit mengerutkan dahinya
"Mau berkelahi dengan ku?"
-
Kami kembali mengendarai motor cross menuju tenda tempat persembunyian Max
Waktu saat ini masih malam hari, dan kami berharap tidak ada musuh yang akan kami temui saat berada di gurun
-
"Saat berada di wilayah Indonesia, kita mendapatkan Emerald Stone sebanyak dua kali"
"Dan kali ini kita menemukan batu ini" Tania menambahkan
"Jadi, menurut kalian?"
"Entahlah, Max. Aku rasa kita perlu mengumpulkan beberapa batu lagi untuk membuat sebuah senjata yang kuat!"
"Benarkah? Tapi, bukan kah batu ini bisa kau gunakan untuk membuat pedang mu yang hancur?"
"Max, benar! Bisa kah kau melakukannya?" Tania meminta ku melakukan sesuatu dengan batu tersebut
"Baiklah, akan ku coba! Magia artificiala, shudad"
-
Batu itu tidak bergeming (berubah) sama sekali
"Zee, bagaimana itu bisa terjadi, kenapa batu nya tidak berubah sama sekali?"
"Aku coba lagi, Magia artificiala, shudad!"
"Apakah kau kehabisan mana mu?"
"Tidak, Max"
"Jadi, kenapa batu nya tidak berubah?"
"Bagaimana kalau Emerald Stone, kita lihat efek buff nya!" Tania menyarankan
"Emerald stone buff active!"
Emerald Stone melayang dan menyelimuti kami bertiga seakan siap menghalau racun dari musuh
"Kau lihat, batu ini berfungsi"
"Apa mungkin batu ini akan bereaksi atau berubah ditempat tertentu?"
"Tumben kau pintar?"
"Ya, karena seperti yang kau lihat Tania, bagaimana bisa sihir lain nya bisa di gunakan tapi tidak pada batu ini!"
-
Saat bersamaan, dimana kami bingung dengan apa yang sedang terjadi, sihir duplikasi ku tidak berhasil pada batu ini. Pardalote muncul dari portal kecil di dalam tenda
"Hei, burung kecil. Aku yakin, kau ingin memberitahukan sesuatu pada kami?" Tania tersenyum sambil mengulurkan tangannya agar Pardalote bertengger di sana
Pardalote kembali mengepakkan sayap nya, mendekati ku, meminta mengarahkan tangan ku ke arah obsidian
Saat tangan ku bersentuhan dengan batu yang ada di depan ku, seketika Aku mendapatkan visual
-
"Haa? Cina?"
"Apa maksud mu, Zee?"
"Pardalote memberikan ku visual dan kita harus ke negara Cina!"
"Waaaah, jadi bagaimana dengan ku?"
"Kau ikut dengan kami, Max!"
•••••