•• Purify : Bagian II ••

"Jadi kita lanjut perjalanan malam ini?" Tania bertanya dengan ku

"Ide bagus!"

"Hei kawan, tidak bisa kah kita beristirahat dulu?"

"Lemah!"

"Oh, Tania. Jangan begitu, Aku banyak mengeluarkan mana sebelumnya!"

"Max, tenang lah. Kau bisa beristirahat saat berada di udara"

"Ha? Maksud mu?"

"Dan, kau mesti membereskan tenda ini Max, jangan meninggalkan jejak!" Tania mengingatkan!

-

Melihat jarak tempuh melalui maps pada layar handphone, jarak Maroko - Cina kurang lebih 18 jam (delapan belas jam) melalui udara

"Hm, Aku butuh suatu benda"

"Kalau hanya pisau kecil? Hanya ada ini" Max memberikan saran

"Tidak masalah!"

"Yes, akhirnya melakukan perjalanan lagi" Tania bersemangat

-

Kami pun keluar dari tenda, langit malam terlihat cerah dengan taburan bintang sebagai penghias malam

"Pastrimi I magjise"

Max memurnikan sihir yang sebelum nya dia gunakan, tenda dimana kami sempat bersembunyi kini berubah menjadi pasir melayang di udara

Dengan gurun yang begitu luas, setidaknya Aku harus menyiapkan landasan

Pisau kecil kemudian ku lemparkan di landasan itu

"Hm, apa yang ingin kau lakukan!"

"Lihat saja!"

"Tania?"

"Tenang Max, dan kau pasti akan menyukai ini"

"Magia artificiala, Private jet, njohuri, enhance!"

"Hell ya! Hei, Aku pernah melihat benda ini sebelumnya!" Teriak Max

"Benarkah?"

"Ya, Tania"

-

Sihir penciptaan benar-benar menjadi sihir favorit ku, meskipun banyak menggunakan mana , dan benda ciptaan ini tidak bisa bertahan lama dengan waktu tertentu

Menambahkan pengetahuan untuk mengoperasikannya itu menjadi hal yang mudah bagi ku

"Okay, kita naik" ajak Tania

"Max!"

"Okay, Sir!"

-

Saat berada di dalam jet pribadi yang tercipta, Max benar-benar merasa senang, dan tentunya dia bisa beristirahat selama kurang lebih delapan belas jam

"Kalian siap?"

"Yes, Sir!" Mereka menjawab dengan semangat

-

"Tania, kita akan mendarat di Daxing Beijing international airport!"

"Wah, baiklah! Tapi Aku tidak tahu itu tepat nya dimana, hahaha" Tania tertawa konyol

"Perhatikan maps pada handphone nya, Tania" Aku mengerutkan kening

"Hahaha, Sir yes Sir!"

"Mampus, dimarahin kan"

"Diam Max"

"Hahaha"

-

Saat berada di udara, Aku pun harus beristirahat dengan cukup, menggunakan sihir dan menciptakan benda untuk melakukan perjalanan melalui udara sebesar ini, sama hal nya menggunakan banyak mana saat bertarung menghadapi musuh

Hal ini berbeda dengan Carlotta, jika saja dia ada di dekat kami, hal seperti ini menjadi hal yang begitu mudah dan sepele bagi nya

Kota suci Einzbern, kota dimana banyak penyihir dengan berbagai tipe dan keterampilan yang mereka miliki

Penyihir yang sudah hidup ratusan tahun bahkan ribuan tahun seperti Carlotta cukup banyak di sana sebagai penduduk kota suci Einzbern itu sendiri

Sejak kecil, Aku, Tania, Max, Kelvin bahkan James sudah menjadi murid Carlotta

Desa Keplan tempat lahir Tania lenyap karena kekuatan tabu dari ayah dan ibu nya saat mengalahkan musuh, dimana nyawa menjadi taruhannya. Saat itu lah Carlotta datang dimana Tania sedang memegang senjata tercipta dari kedua orang tuanya sebagai peninggalan bagi Tania untuk bertarung nanti nya

Begitu juga dengan ku, kota Avalon tempat Aku dibesarkan oleh kedua orang tua ku, kota yang selalu diselimuti oleh salju putih, menjadi kota dimana Aku, Ayah dan Ibu menjalani hari-hari yang bahagia sampai hari musuh datang dikala Ayah terlambat untuk kembali pulang ke rumah

Max, James dan Kelvin. Yang ku dengar dari Carlotta, mereka adalah tiga kakak beradik dari desa Behr, desa dimana lebih banyak anak laki-laki di sana

James memiliki kekuatan sihir sedikit mirip dengan Carlotta, namun masih jauh dari kata sempurna

Max tipe penyihir dengan menggunakan dua buah pedang dengan tipe sihir pasir untuk menyerang

Kelvin, dia menggunakan sihir kekuatan angin untuk bertarung sambil menggunakan pedang nya. Ya, jujur Aku tertarik dengan sihir yang digunakan oleh Kelvin mengingat Aku sendiri penyihir menggunakan kekuatan es dan cahaya

Ah, menjadi penyihir keturunan dari kedua orang tua ku, tidak lain menjadi tanggungjawab sebagai pewaris dari sihir itu sendiri

-

Tania, Aku senang saat pertama kali datang ke kota suci Einzbern, dia menjadi teman pertama ku dan kemudian Carlotta menjadi orang tua bagi kami berdua, bahkan menjadi orang tua bagi kami berlima

Sampai menginjak dewasa, kota suci Einzbern baik-baik saja. Tapi entah kenapa beberapa minggu yang lalu para goblin muncul begitu banyak saat kami berada di hutan yang berbeda hingga akhirnya kami terpental ke kota London

Bahkan saat kami bisa kembali walau hanya sebentar dengan bantuan James, pedang ku kini hancur tak bersisa terkena sihir Camellya

-

Dua buah batu sudah terkumpul, emerald stone dan obsidian

Dan sekarang, tujuan kami menuju China ...

•••••