Owe... Owe... "tangisan bayi" pagi itu Anggun menangis dalam pelukan Rara, tangisan Anggun membuat Anggoro terbangun dari tidurnya, mendengar tangisan tersebut Anggoro langsung keluar kamar dan mecari dimana Rara dan Anggun berada.
Anggoro : Kenapa pagi-pagi gini ribut sekali Rara?
Rara : Badan Anggun sedikit demam tuan, mungkin hal ini yang membuat Anggun terus-menerus menangis.
Anggoro : "mengarahkan tangan ke dahi Anggun" Kamu sudah coba berikan dia obat penurun demam?
Rara : Sudah tuan sekitar 30 menit yang lalu.
Anggoro : Yasudah sampai siang ini kalau panasnya belum turun bawa dia kerumah sakit.
Rara : Baik Tuan.
Anggoro : Sini biarkan Anggun bersama ku, kamu buatkan aku sarapan.
Dimana Anggoro menggendong Anggun dari tangan Rara perlahan-lahan tangisan Anggun mereda, Rara yang menyaksikan hal itu sedikit heran mengapa Anggun setiap dalam gendongan tuan Anggoro selalu berhenti menangis "ucap Rara dalam hati", melihat Rara yang tiba-tiba melamun Anggoro dengan nada sedikit membentak ke Rara, hei Rara bukanya aku menyuruh membuatkan aku sarapan malah melamun di hadapan ku "bentak Anggoro kepada Rara", mendengar bentakan dari tuanya itu Rara langsung bergegas ke dapur untuk membuatkan sarapan.
Menunggu Rara menyiapkan sarapan untuk Anggoro, sambil menggendong Anggun ia berdua pergi ke halaman rumah untuk menikmati pemandangan di pagi hari dan menghirup udara segar,
tangan kecil Anggun memainkan brewok dari Anggoro karena wajah Anggoro dipenuhi bulu cambang yang menyatu ke jenggotnya itu yang membuat Anggoro sangat berwibawa, merasa Anggun yang sedang memainkan berewok di wajahnya, Anggoro pun menoleh ke arah Anggun melihat itu Anggun berhenti dari tangisan nya, dalam hati Anggoro berkata apakah Anggun menganggap aku sekarang adalah ayahnya? "gumam ku dalam hati".
Rara yang yang sibuk di dapur melihat ke dekatan mereka berdua sangat senang karena tuanya itu sekarang terlihat lebih banyak tersenyum setelah kedatangan Anggun, mereka terlihat seperti keluarga ayah dan anak "ucap Rara dalam hati", setelah Rara selesai memasak untuk sarapan tuanya ia langsung menghampiri Anggoro dan Anggun yang sedang asik memetik bunga di halaman.
Rara : Maaf tuan untuk sarapan sudah saya siapkan di meja makan.
Anggoro : Terima kasih Rara.
Rara : Sepertinya Anggun sangat nyaman dengan tuan.
Anggoro : "Hanya tersenyum".
Rara : Silahkan tuan biarkan Anggun bersama saya.
Setelah Rara menyiapkan Anggoro sarapan, Anggoro yang sedang menggendong Anggun memberikan Anggun ke Rara dan pergi menuju ke meja makan, tetapi ketika Anggun berada di tangan Rara ia menangis kembali seolah-olah tidak mau berada jauh dari Anggoro, tetapi Anggoro tidak menghiraukan itu ia tetap berjalan menuju meja makan untuk menikmati sarapan yang di buat oleh Rara, Anggoro yang sedang asik menikmati sarapan paginya melihat Anggun menangis terus di tangan Rara hal tersebut menggangu ia dalam menikmati makananya, ia pun akhirnya menghampiri Rara dan menggendong kembali Anggun, lagi-lagi terjadi setiap Anggun berada di pelukan Anggoro ia berhenti menangis.
Akhirnya Anggoro menikmati sarapan di meja makan sambil menggendong Anggun, begitu juga dengan Anggun dalam pangkuan Anggoro tangan usilnya mengambil beberapa makanan dari piring Anggoro, Rara yang melihat hal tersebut sangat takut tuanya itu akan marah, Rara takut akan terjadi hal yang tidak di inginkan terhadap Anggun, tetapi apa yang ada di pikiran Rara itu semua berbanding terbalik ternyata Anggoro memberi makanannya itu dan menyuapi Anggun dengan tanganya, Anggoro dan Anggun akhirnya menikmati sarapan buatan Rara dalam satu piring, Rara yang melihat momen tersebut sangat senang karena tuanya kini telah berubah, Rara pun mengambil ponsel miliknya untuk mengabadikan momen yang langkah ini, tetapi saat ingin memfoto tuanya itu Rara di kagetkan oleh Albert yang tiba-tiba muncul dari belakang Rara.
Albert : Dor!!! sedang apa kamu?
Rara : Astaga Albert kamu hampir membuat jantung ku copot.
Albert : Kamu sedang apa, mau foto-foto apa kamu?
Rara : Coba kamu lihat kedekatan mereka berdua.
Albert : Memang aku melihat kedekatan mereka semakin hari semakin dekat.
Rara : Sepertinya Anggun sudah merubah perasan tuan.
Albert : Ya, mungkin seperti itu, bos juga kini lebih banyak senangnya.
Rara dan Albert yang menyaksikan Anggun dan Anggoro sarapan bersama dalam satu piring mereka pun ikut senang, setelah Anggoro melihat Albert ia menyudahi sarapannya itu dan memanggil Albert ke dalam, karena di panggil oleh bosnya itu Albert pun langsung menghampiri dan masuk kedalam, karena Anggun sedikit kotor akibat terkena beberapa noda dari makanan yang ia makan, Anggoro menyuruh Rara untuk memandikan Anggun dengan menggunakan air hangat melihat tubuh dari anggun masih sedikit demam, Rara langsung membawa Anggun dan pergi ke kamar mandi untuk memandikan Anggun.
Albert : Sepertinya semakin hari anda semakin dekat denganya bos?
Anggoro : Aku tidak mengerti Albert "sambil mengupas kulit jeruk"
Albert : Sepertinya anda sudah harus mencari pendamping hidup bos.
Anggoro : Memangnya ada yang mau dengan ku, seorang pemimpin geng mafia.
Albert : Tentu saja banyak bos, lihat diri mu sangat tampan dan sudah mempunyai segalanya pula.
Anggoro : Entah lah Albert aku belum ada kepikiran kesana, oh ya Albert nanti bila siang ini demam Anggun belum reda antarkan aku dan membawa ia kerumah sakit ya.
Albert : Kamu yakin bos ingin pergi ke rumah sakit dan keluar dari persembunyian mu ini.
Anggoro : Memangnya kenapa Tejo dan Ruben juga tidak mungkin mencari ku sampai rumah sakit, lagi pula aliansi yang mereka buat kini sudah berantakan malah menjadi musuh.
Mendengar perintah dari bosnya itu Albert menyetujuinya, selesai mereka berbincang-bincang Anggoro bersiap untuk berenang di kolam yang berada di halamam, karena Anggoro setiap pagi berolahraga dengan berenang, karena Albert dapat tugas dari Anggoro ia segera menelepon Roy untuk mengawal mereka berdua nantinya saat pergi ke rumah sakit, tetapi hal itu tanpa sepengetahuan Anggoro, Albert takut dalam perjalan mereka nanti kerumah sakit tiba-tiba ada yang menyerang tanpa persiapan jadi Albert meminta Roy untuk mengawalnya.
Kring... Kringg "nada dering handphone"
Roy : Halo Albert ada apa ?
Albert : Roy hari ini aku dapat tugas dari bos Anggoro untuk mengatakannya kerumah sakit.
Roy : "Dengan nada terkejut" Ada apa dengan bos Anggoro apakah ia sedang sakit?
Albert : Tidak Roy bos Anggoro ingin mengantarkan Anggun untuk pergi berobat, karena pagi ini badanya sedikit demam.
Roy : Baik Albert, sepertinya bos kita sedikit lebih perhatian terhadap bocah itu.
Albert : Entah lah Roy aku juga tidak mengerti mengapa bocah itu bisa meluluhkan jiwa sang mafia, oh ya Roy nanti kamu berjaga jarak sedikit menjauh dari mobil yang nanti aku kendarai bersama bos Anggoro.
Roy : Mengapa seperti itu Albert?
Albert : Hal ini jangan sampai ia mengetahuinya Roy.
Roy : Baiklah kalau begitu nanti hubungi aku bila kalian sudah bersiap berjalan menuju rumah sakit.
Melihat Anggoro sudah selesai berenang Albert langsung menutup telepon dari Roy, Anggoro pun menanyakan Albert siapa yang menelepon barusan "ucap Anggoro", Albert menjawab sambil menghisap rokok dan mengeluarkan asap perlahan, Roy yang menelepon menanyakan aku sedang dimana "ucap Albert ke Anggoro"