PERJALANAN KERUMAH SAKIT

Selesai Anggoro membersihkan seluruh tubuhnya ini dengan telanjang dada dan tubuh penuh bekas luka ia keluar dari kamar mandinya itu, ia langsung menuju kamar miliknya untuk mengenakan pakaian, saat menuju kamarnya ia melihat Anggun yang sudah tertidur dalam gendongan Rara.

Anggoro : Bagaimana Rara keadaan Anggun saat ini?

Rara : Masih sedikit demam tuan, tetapi Anggung sudah tidak rewel seperti tadi.

Anggoro : Berikan Anggun kepada ku, biarkan ia tertidur di kamar ku.

Rara : "Melepaskan Anggun dari pelukan nya".

Anggoro : "Mengambil Anggun dari pelukan Rara", oh ya tadi aku sudah berbicara dengan Albert sore ini kita akan membawa Anggun ke rumah sakit.

Rara : Mengapa tidak saya saja dengan Albert yang ke rumah sakit tuan, apa tuan yakin keadaan di luar sudah aman.

Anggoro : Aku sudah memprediksi hal seperti ini Rara, jadi kamu tenang saja.

Dalam pelukan Anggoro membawa Anggun masuk ke dalam kamar dan membaringkan Anggun di kasur kamarnya itu, setelah membaringkan Anggun di kasur miliknya sambil memilih pakaian di dalam lemari ia terus menerus menatap wajah Anggun, sungguh kasian anak ini kini ia yatim piatu setelah aku membunuh kedua orang tuanya, bagaimana bisa perasaan ku kini bisa merasakan rasa peduli terhadap bocah itu "gumam dalam hati sedikit kebingungan", Anggoro pun terbayang bagaimana ia membunuh Daniel beserta istrinya, "dalam bayangan Anggoro" malam itu sekelompok geng ku menyerang ke markas Daniel dan aku berhasil masuk bagian paling dalam markas geng bar-bar, disitulah aku bertemu dengan Daniel perkelahian diantara kita berdua pun tidak bisa di hindari, aku dan Daniel saling menembak sampai peluru di senjata yang kita pegangan sudah tidak ada lagi, aku masi ingat sekali bagaimana tangan dan kaki danil bertubi-tubi masuk mengenai tubuh dan wajah ini sampai aku tersungkur terjatuh, dimana aku yang sudah terkapar di lantai tubuh dari Daniel menduduki tubuhku yang tergeletak, hingga Daniel mulai lengah aku mengambil pisau yang sudah ku persiapkan sebelum pergi menyerang, tak lama aku menusukan pisau ini di beberapa tubuh Daniel hingga ia menggeram kesakitan dan beranjak berdiri dari tubuh ku, saat pisau ini menggores bagian mata Daniel karena penglihatan nya terganggu dengan leluasa aku menyerang Daniel, dimana waktu yang bersamaan aku berlari untuk mengakhiri hidup Daniel, istri Daniel berlari memeluk dirinya itu hingga akhirnya yang tertusuk pisau ku itu bukan Daniel melainkan istri Daniel, tubuh dan tangan istri daniel seketika bersimbah darah Daniel yang melihat kejadian itu langsung berlari menghampiri istrinya dan memeluknya yang dalam keadaan sekarat, aku masih ingat sekali istri Daniel berkata kepada dirinya dengan tangan bersimbah darah sambil memegang pipi Daniel, ia berkata jaga anak kita sampai ia tumbuh dewasa, melihat kesempatan itu aku langsung mengambil senjata milik Daniel yang tergeletak di lantai dan menembaki beberapa kali ke Daniel, tembakan dari ku itu lah yang membuat Daniel tewas seketika sambil memeluk istrinya.

Tok... Tok... "suara pintu di ketuk" mendengar suara pintu kamarnya ada yang mengetuk membuyarkan lamunan Anggoro yang sedang terbayang dimana ia sedang menghabisi kedua orang tua Anggun, Anggoro langsung beranjak dari tempat tidur kamarnya itu dan berjalan menuju pintu kamar, Krek "Suara pintu kamar terbuka" ternyata Albert yang mengetuk ada informasi yang akan ia berikan kepada bosnya itu.

Albert : Maaf bos sudah menggangu waktu istirahat anda.

Anggoro : Ada apa Albert?

Albert : Informasi dari Angga beberapa pasukan Tejo mengawasi di kediaman anda yang lama bos.

Anggoro : BIarkan saja Albert, mengapa kamu menjadi panik seperti ini.

Albert : Salah satu dari anggota kita mati terbunuh oleh orang-orang dari Tejo bos.

Anggoro : Suruh mereka lebih ketat lagi berjaga di markas kita.

Albert : Baik bos.

Anggoro : Siapa saja dari orang kepercayaan ku yang ada di markas?

Albert : Hanya ada Baret bos, Roy bersama Angga dan Musa berjaga di wilayah pasar dagang kita bos.

Anggoro : Tugaskan Baret untuk sementara mengambil alih memimpin anggota geng gagak yang ada di markas kita.

Albert : Baik saya akan segera menghubungi Baret.

Karena mendapatkan perintah dari bosnya itu Albert langsung menghubungi baret yang berada di markas geng gagak, karena dari pihak kepolisian yang di pimpin oleh Tejo sudah mulai melancarkan penyerangan kepada geng gagak tetapi mendengar hal tersebut tidak membuat Anggoro panik sedikit pun.

Kring... Kring... "suara telepon masuk" Albert mencoba menghubungi Baret yang berada di markas geng Gagak.

Baret : Halo ya ada apa Albert?

Albert : Saya mendapatkan info dari Angga kalau beberapa anggota dari Tejo mulai melancarkan aksinya.

Baret : Terus bagaimana Albert, apa yang harus kami lakukan?

Albert : Bos Anggoro memerintahkan untuk sementara kamu mengambil alih mengintruksikan anggota-anggota kita di markas.

Baret : Baik Albert.

Hari mulai semakin sore Anggoro yang sedang asik berbincang bersama Albert di halaman tempat persembunyiannya mendengar tangisan dari dalam kamarnya, owe... owe... "suara tangisan Anggun" mendengar suara tangisan tersebut Anggoro memerintahkan Rara untuk menggendong Anggun dari dalam kamarnya, Rara tolong gendong Anggun dan buat ia berhenti menangis "sedikit berteriak memanggil Rara", mendengar teriakan dari tuanya itu Rara langsung berlari menuju kamar Anggoro dan menggendong Anggun untuk mendiamkan Anggun dari tangisannya, saat Rara menggendong Anggun, Rara juga memeriksa suhu tubuh Anggun apakah demamnya sudah mereda atau belum.

Rara : Maaf tuan demam Anggun belum mereda, bahkan sepertinya sedikit lebih panas suhu tubuhnya di banding pagi tadi.

Anggoro : "Mengarahkan tangannya ke dahi Anggun" Ayo kita bersiap ke rumah sakit.

Albert : Apa tidak sebaiknya aku dengan Rara saja yang pergi mengantarkan Anggun bos.

Anggoro : Tidak aku akan pergi kerumah sakit juga.

Albert : Apa ini tidak membahayakan anda nantinya bos?

Anggoro : Berbagai peperangan dalam merebutkan daerah kekuasaan dengan geng lain, masa hal sekecil ini saja aku mati terbunuh, sudah kalian jangan banyak bicara tunggu aku bersiap-siap.

Sambil menunggu Anggoro bersiap-siap untuk kerumah sakit bersama Albert dan Rara, Albert langsung menghubungi Roy untuk berjaga karena sebelumnya Albert sudah menghubungi Roy untuk mengawal perjalanan mereka menuju rumah sakit, Roy aku dan bos Anggoro bersiap menuju rumah sakit kamu dan beberapa anggota tolong mengawal kami dari kejauhan "isi pesan singkat Albert ke Roy", Albert langsung menuju mobil yang akan ia kendarai menuju rumah sakit dan menunggu dalam mobil, Anggoro pun sudah selesai dan bersiap menuruni anak tangga rumah nya menuju parkiran mobil dimana disana sudah ada Albert yang menunggu didalam mobil.

Anggoro : Ayo Rara kita berangkat, dimana Albert?

Rara : Sudah menunggu di dalam mobil tuan.

Anggoro : Ayo kita bergegas.

Rara : Baik tuan.

Anggoro dan Rara menuju parkiran mereka berdua pun langsung menaiki mobil tersebut dan berjalan menuju rumah sakit.