KEBINGUNGAN TEJO

   Malam yang terlalu malam dan sebentar lagi akan datang fajar yang menyongsong pagi ini, berbeda dengan Tejo dimana Anggoro yang asik berpesta bersama beberapa anggotanya, Tejo yang baru sampai di pertigaan jalan dalam pandangan matanya ia sangat terkejut melihat beberapa sudut di area tersebut sangat kacau dan berantakan, ia juga melihat pembatas jalan yang terbuat dari beton dan besi hancur seperti ada benda keras yang menabrak pembatas tersebut, dimana pembatas tersebut membatasi pejalan kaki atau pengendara agar tidak terjatuh ke dalam aliran sungai yang begitu deras arusnya, dalam hati tejo berkata sebenarnya apa yang terjadi disini "gumam hati Tejo yang bertanya-tanya" dan salah satu dari anggota kepolisian menghampiri Tejo menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.

Anak buah Tejo : Pak sebenarnya apa yang terjadi disini?

Tejo : Saya juga kurang begitu mengerti tetapi sepertinya di area ini sebelum kita datang ada keributan antara dua kubu.

Anak buah Tejo : Apa mungkin ini kelompok dari Ruben dan kelompok dari Anggoro?

Tejo : Mungkin saja karena map terakhir yang Ruben kirim titik terakhir ia berada disini.

Anak buah Tejo : Terus apa yang harus kita lakukan sekarang pak?

Tejo : Entah aku masih belum bisa berpikir jernih, beberapa kali aku juga mencoba menghubungi Ruben tetapi handphone nya malah tidak aktif.

Anak buah Tejo : Mungkin saja Ruben beserta kelompok geng jeruji yang lain telah terbunuh oleh kelompok Anggoro dan geng gagaknya.

Tejo : Aku mengenal Ruben seperti apa orang itu, tidak mungkin dia terbunuh semudah ini.

Tejo yang mencoba berkali-kali untuk menghubungi Ruben ia mulai sedikit kesal mengapa telepon darinya itu tidak di angkat oleh Ruben, sambil berjalan dan melihat di sekitar Tejo menemukan korek api yang tidak di sengaja terinjak oleh kakinya itu, merasakan ada benda yang terinjak oleh kaki nya Tejo menundukkan tubuh dan mengambil korek api tersebut saat ia memutar-mutar kan korek di luar korek tertulis beberapa huruf yang membentuk menjadi sebuah nama yaitu Roy, kini Tejo sudah paham siapa yang membuat jalan di pertigaan ini menjadi kacau ternyata ini ulah dari geng gagak dalam pikiran yang masih kebingungan Tejo bergumam di dalam hatinya "apa mungkin Ruben telah mati terbunuh oleh salah satu dari geng gagak" dari lamunan Tejo tiba-tiba datang Dudi yang sudah selesai mengantarkan sang Istri pulang kerumah sehabis mengecek ke dokter kandungan.

Dudi : Apa yang sedang kamu lakukan disini Tejo?

Tejo : Loh kamu bukanya Dudi salah satu anggota geng jeruji?

Dudi : Iya kebetulan tadi saya melintas sehabis mengantarkan istri saya pulang kerumah, karena melihat di sini ramai saya akhirnya balik lagi untuk melihat.

Tejo : Sebelum saya kesini bos kamu Ruben mengirim share lokasi dimana aku mengikuti pergerakan darinya melalui map tetapi map tersebut selalu berpindah-pindah hal itu membuat saya menjadi bingung, nah disini lah posisi terakhir dari Ruben.

Dudi : Tadi saat saya sedang berada di rumah sakit saya tidak sengaja melihat Anggoro baru keluar dari ruangan dokter Rania, melihat hal itu saya langsung menghubungi Ruben kalau Anggoro dan beberapa orang kepercayaannya berada di dalam rumah sakit.

Tejo : Oh!! itu sebabnya tejo malam ini menghubungi ku dan mengirim share lokasi, sekarang aku sudah mulai paham jadi sebelum Ruben tuba di rumah sakit kemungkinan ia sudah berpapasan dengan kelompok Anggoro, mungkin hal tersebut yang mengakibatkan ke dua kelompok saling kejar-kejaran tetapi entah kelompok Ruben yang mengejar Anggoro atau sebaliknya kelompok dari Anggoro yang mengejar Ruben.

Dudi : Jadi yang menabrak pembatas jalan ini siapa?

Tejo : Kami masih menyelidiki kasus ini kemungkinan bisa terjadi keduanya yang terjatuh, tetapi melihat derasnya arus sungai ini kemungkinan kecil untuk mereka semua akan selamat.

Dudi : Kurang ajar kamu Anggoro sampai pemimpin geng jeruji tidak selamat aku akan membuat perhitungan kepada dirinya.

Tejo : Karena malam ini tidak memungkinkan kita untuk menyisir sungai ini alangkah baiknya setelah matahari mulai terbit baru kita semua akan menyisir sungai ini.

Tejo bersama kelompok dari anggota kepolisian yang ia pimpin dan Dudi salah satu anak buah Ruben mereka memutuskan untuk menyisir setiap aliran sungai memastikan dari kelompok mana yang sudah tercebur ke dalam sungai dengan arus cukup deras, Dudi pun ikut bersama Tejo ke kantor kepolisian sambil menunggu fajar tiba, dalam perjalanan menuju kantor kepolisian terlihat dari pantulan kaca salah satu anak buah Tejo melihat Tejo memasang raut wajah yang murung dan salah satu anak buah Tejo mencoba menanyakan hal tersebut kepada dirinya.

Anak buah Tejo : Pak apa anda baik-baik saja?

Tejo : Ya tentu memangnya kenapa?

Anak buah Tejo : Aku melihat beberapa kali anda lebih banyak melamun pak, apa ada hal yang mengganjal dalam pikiran anda pak?

Tejo : Entah mengapa perasaan ku ini tiba-tiba menjadi tidak enak.

Anak buah Tejo : Hal apa yang memang membuat anda takut pak?

Tejo : Aku sedang mencari cara bagaimana membereskan geng gagak tanpa menimbulkan banyak korban nantinya.

Anak buah Tejo : Bukankah anda sudah membuat aliansi bersama Ruben?

Tejo : Bagaimana kalau dari kelompok Ruben yang tewas atas peristiwa malam ini.

Mendengar ucapan dari Tejo barusan membuat anak buah Tejo seketika terdiam seperti nya ia juga bingung apa yang harus di lakukan bilamana aliansi yang mereka buat telah hilang, hal tersebut yang masi dipikirkan oleh Tejo ia bingung strategi apa yang akan ia buat untuk melawan pasukan dari Anggoro beserta geng gagaknya, karena dalam pikiran Tejo ia bisa saja nekat untuk menyerang geng gagak tetapi hal itu pasti akan menimbulkan banyak korban jiwa dari ke dua belah pihak di tambah dengan kerugian dari masing-masing kelompok, Tejo tau hal ini sangat beresiko geng gagak bukan geng sembarangan yang bisa di anggap remeh oleh Tejo karena mereka juga mempunyai persenjataan yang lumayan lengkap dan setiap anggota dari geng gagak memegang satu atau dua senjata, keganasan geng gagak dalam sepekan ini sungguh luar biasa mereka bisa menyingkirkan dua geng sekaligus kalau nanti dalam penyisiran sungai dan yang temukan adalah kelompok Ruben berarti kelompok dari geng gagak ini sudah menyingkirkan 3 geng mafia dengan waktu yang begitu singkat ini, salah satu tantangan untuk Tejo bersama kelompok kepolisian yang ia pimpin sekaligus menjadi ancaman untuk dia.

Sesampainya Tejo di kantor kepolisian ia segera turun dari mobil dan masuk kedalam ruangan dalam langkah kaki yang cepat ia melangkah seperti orang yang cemas dan segera masuk kedalam rungan Bruk "suara bantingan pintu" Tejo dengan raut wajah pusing ia duduk dalam meja kerja dan berpikir bagaimana ia bisa menghancurkan geng gagak sialan kamu Anggoro akan aku habisi kamu sampai ke akar-akarnya "teriakan Tejo dari dalam ruangan".