2.Suzuki Iruma dan Haruki

(A/N: Baiklah singkat saja, disini aku menulis fanfiksi ini untuk melatih kemampuan menulis ceritaku, dan tentu saja aku juga mencoba untuk konsisten membuat 1 bab perhari.

Lalu jika saja fanfiksi ini ramai dan banyak yang minat, maka aku akan mencoba untuk terus mengupload tiap hari, yah itupun kalau ramai.

Tapi jika fanfiksi ini sepi juga tidak apa, lagipula aku menulis ini untuk melatih kemampuan menulisku.

Tapi tentu saja aku akan mencoba memberikan yang terbaik dalam setiap babnya.

Tidak janji🙂✌

Dan itu saja, itu lebih panjang dari dugaanku, sekarang nikmati ceritanya)

2. Suzuki Iruma dan Haruki

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _

Sebelumnya...

Iruma dan Haruki, sepasang saudara yang awalnya sedang bekerja di kapal penangkap Tuna, telah mengalami kejadian aneh, yang dimana saat menghadapi badai, Tuna dan rak yang berjatuhan dari segala arah, semuanya membeku di udara, mulai dari Tuna, rak, dan bahkan getaran ombak yang mengenai kapalpun terasa berhenti.

Hal ini ternyata disebabkan oleh seorang makhluk yang tiba-tiba muncul dihadapan mereka dan mengikat mereka lalu memberi label "Terjual" di tubuh mereka.

Dan saat ini?, mereka bertiga sedang terbang di suatu tempat yang kelihatannya sedang malam hari, namun yang anehnya adalah....bulannya, di langit malam, bulan ada...dua.

_ _ _ _ _

(Pov Haru)

'Ini kacau' pikirku dengan pusing dan wajah tak berdaya.

'Sebelumnya, harusnya aku dan saudaraku menyelesaikan pekerjaan kami dan pulang ke rumah seperti biasanya' aku melihat sekitar kami, selain kami yang sedang terbang, di bawah terdapat hutan yang seperti hutan mati.

Aku dan Iruma juga saat ini berada di semacam gelembung berwarna emas yang memiliki tali yang terhubung dengan makhluk yang terlihat seperti kakek-kakek itu, menjaga kami agar tetap terbang di belakangnya.

'Dan apa ini?, tiba-tiba muncul pria tua tinggi di depan kami dan menyatakan kami telah terjual, siapa yang akan menjual kam-' pikiranku terputus saat tiba-tiba teringat sesuatu yang sepertinya sudah tak heran lagi.

'Ah...benar, pasti mereka!, orang tua sialan itu!!' Wajahku menunjukkan sedikit ekspresi kesal saat memikirkan kemungkinan yang sangat masuk akal itu mengingat sikap mereka pada kami selama ini.

Aku merasa geram pada mereka, terkadang aku ingin sekali meneriaki mereka dengan:"Orang tua bodoh!!, apakah kalian ingin membunuh kami!!"

Lagipula, karena mereka jugalah sekarang tubuhku penuh luka, walaupun untungnya luka di tubuhku tidak mempengaruhi fungsi tubuhku, dan hanya menyisakan bekas luka hampir di sekujur tubuh saja.

Ngomong-ngomong, tentang penampilanku sekarang.

(A/N: di atas ini adalah gambar Haru, sedikit memberitahu, aku dapat gambar dari Pinterest, pemiliknya bernama: Tiên Tiên

Jika beberapa dari kalian tidak bisa melihat gambarnya, maka buka link di bawah ini:

https://pin.it/5ozEYkl5K

Sekian dan silahkan lanjut membaca)

Aku memiliki rambut hitam panjang dengan kaos hitam, jaket hitam sedikit kebesaran dan celana hitam, mataku memiliki warna hitam gelap juga, namun yang membuatnya sedikit berbeda adalah lingkaran merah kecil di bagian pupilnya, menambah kesan indah namun mengancam.

Biasanya saat di alam liar, aku menggunakan teknik ancaman yang kunamakan "Tatapan Predator" pada beberapa hewan liar agar mereka tidak berani mendekat atau kabur, dengan tatapan mataku yang tenang sambil memasang wajah yang sama tenang seperti Predator yang mengincar mangsanya, dan untungnya hal ini berhasil pada sebagian hewan, kurasa inilah yang dapat kau lakukan jika hampir sepanjang hidupmu selalu berhadapan dengan segala macam bahaya.

Dan ngomong-ngomong memang terlalu banyak warna hitam yang ku kenakan, tapi itulah warna yang cocok untukku sekarang, ini juga membantuku membaur di sekitarku jika saja ada penculik manusia yang berniat menculik kami saat kami tidur atau lengah pada malam hari.

Dan mengapa tidak siang hari?, yah simpel saja, jujur saja walaupun kami masih anak-anak, kami memiliki beberapa kemampuan untuk menjaga diri kami sendiri.

Contoh saja, karena kami selalu berhadapan dengan bahaya, kami secara naluriah memiliki insting untuk menghindari segala ancaman yang mendekat.

Kakakku Iruma lebih hebat dalam penghindaran ini dibandingkan diriku, karena untuk beberapa alasan, dia tidak memiliki kemampuan menyerang, namun memiliki kemampuan menghindar dan melarikan diri yang bagus.

Sedangkan diriku?, yah bisa dibilang aku lumayan bersyukur karena aku memiliki fisik yang lebih kuat dari yang terlihat, entah bagaimana semenjak aku mulai berhadapan dengan bahaya, fisikku juga semakin kuat.

Yang disayangkan dari melawan beberapa hewan buas dan juga tentu saja manusia jahat yang terkadang kami temui yaitu banyaknya luka di sekujur tubuhku, mulai dari wajah, tangan, badan, hingga ke kaki, seluruh tubuhku penuh luka.

Namun apakah aku peduli?, hmpf...tentu saja tidak, lagipula apakah penampilan tampan membantumu saat berhadapat dengan hewan buas?, tidak kan?, dan jujur saja, jika wajahmu bagus, maka para penculik akan menginginkanmu untuk di jual dengan harga tinggi.

Jadi kesimpulannya, aku tidak menyesali dengan apa yang kulakukan pada tubuhku, walaupun aku memiliki banyak luka, tapi tubuhku juga semakin kuat dengan semakin banyaknya aku bertarung, dan aku juga merasa puas saat membunuh lawanku yang menganggapku mangsa lemah.

Heh, melihat ekspresi tidak percaya, memohon dan tidak terima mereka saat cahaya perlahan mulai memudar dan menghilang dari mata mereka terasa lumayan memuaskan.

Tapi tentu saja bukan berarti aku suka membunuh orang, aku hanya mengikuti keyakinanku sendiri, yaitu sebuah filosofi yang kuciptakan dalam hidupku ini yang selalu ku ikuti, yaitu: "Kebaikan harus dikembalikan dengan kebaikan yang berlipat ganda, dan kejahatan harus ditanggapi dengan balasan yang setimpal atau bahkan lebih besar."

Dalam pandangan ini, setiap tindakan, baik maupun buruk, memiliki konsekuensi yang tak terhindarkan.

Tindakan positif yang dilakukan kepada siapa saja akan menghasilkan gelombang kebaikan yang semakin meluas, mendorong harmoni dan kepercayaan.

Sebaliknya, niat jahat atau tindakan merugikan tidak akan pernah berlalu begitu saja, hukum alam akan memastikan bahwa setiap perbuatan buruk mendapat balasan yang tidak kalah berat, mirip seperti teori Kausalitas atau teori sebab dan akibat, yang intinya jika kau melakukan sesuatu maka pasti akan menjadi penyebab hal lain.

Contohnya, jika seseorang berniat merampok, maka ia akan mendapatkan pembalasan yaitu seolah-olah 'tangan' yang dipergunakannya untuk mencuri turut diambil kembali, dan jika saja itu terlalu kejam, cukup buat beberapa luka yang menyakitkan di tangan mereka guna mengingatkan bahwa itulah konsekuensi jika tanganmu tidak digunakan dengan baik.

Demikian pula, jika seseorang berniat menculikmu, maka sebagai balasannya adalah ambil juga nyawa mereka, karena itu sebagai pengingat bahwa setiap tindakan kejahatan penculikan mereka sama saja dengan menghancurkan kehidupan korban itu sendiri.

Keyakinanku menekankan bahwa setiap tindakan kita baik ataupun buruk akan berbalik kepada kita, hal ini mengajarkan tanggung jawab pribadi dan kesadaran bahwa keadilan adalah cerminan dari tindakan kita sendiri.

Sedikit ekstrim, tapi itulah keyakinanku, aku mempelajarinya selama hidupku di dunia ini maupun dunia sebelumnya.

(A/N:sedikit catatan, filosofi di atas aku membuatnya sendiri berdasarkan karakter di fanfiksi ini setelah aku mencoba untuk berpikir bahwa aku adalah dia, dan apa keyakinanku(Haruki) untuk melewati semua tantangan/bahaya yang ada, aku tidak tau apakah ada filosofi ini di dunia nyata.

Namun intinya adalah, ambil bagian baiknya dan tinggalkan hal buruknya, karen9a aku tidak ingin melihat berita yang berisi [Kasus, seorang korban memotong tangan pencuri karena mengikuti filosofi yang ia yakini dari membaca buku].

Jadi ya, aku sudah memperingatkan ok, jangan terlalu di bawa serius, dan sekali lagi, Ambil bagian baiknya, dan tinggalkan buruknya, Ciao~)

Dan untuk saudaraku, Iruma, dia berpenampilan seperti ini.

(A/N: https://pin.it/1ZwQBt2ZD )

Dengan rambut yang berwarna biru dan mata biru yang serasi, dia sedikit berbeda dengan diriku.

Walaupun kami adalah saudara kandung, namun perbedaan yang mencolok dari kami selain dari penampilan adalah sifat kami berdua, tidak sepertiku yang akan melakukan apa yang menurutku benar dengan tidak ada keraguan sediktpun.

'Sebentar, perasaan aneh apa yang masuk ke dalam tubuhku' aku melihat tubuhku sejenak merasakan sensasi aneh, namun mengabaikannya aku melanjutkan.

Ngomong-ngomong tentang Iruma...hm...bagaimana ya, sulit untuk dikatakan, dia...bisa dibilang anak yang baik, bahkan terlalu baik sampai-sampai hal itu menjadi bumerang bagi dirinya maupun diriku.

Aku selalu mengatakan padanya berulang kali bahwa dia tidak boleh terlalu baik, dan sesekali harus menolak jika ada seseorang yang meminta, apalagi yang memintanya memiliki niat jahat.

Tapi yah, Iruma sebagai Iruma tetaplah Iruma, dia dari dulu sampai sekarang selalu menerima permintaan apapun yang diminta orang lain, dan aku sebagai adiknya tak punya pilihan selain mengikutinya demi menjaga keamanannya.

Apa?, kau minta aku mengandalkan Orang tuaku?, jangan bercanda, bahkan sebagian besar masalah hidupku dan saudaraku berasal dari mereka.

Tapi yah sudahlah, percuma protes ini itu, lagipula, sekarang nasibku dan saudaraku berada di tangan orang tua aneh ini.

"Hahh" aku menghelas nafas sembari menutup mataku merasa tak berdaya.

(Pov Haru End)

(Pov 3)

Iruma yang melihat adiknya tiba-tiba menghela nafas bertanya.

"Ada apa Haru?, apakah kau merasa tak enak badan?" Ucapnya sambil memasang wajah dan nada khawatir.

Haru yang mendengar pertanyaan kakaknya membalas.

"Tidak apa, aku hanya bertanya-tanya dimana kita sekarang ini" ucapnya sambil berekspresi bosan sambil melihat hutan di bawahnya.

"Hm?, apakah kau tidak mendengarkan pembicaraanku dengan kakek iblis tadi?" Iruma bertanya dengan nada heran dan ragu.

Haru mengangkat sebelah alisnya mendengar perkataan Iruma, rupanya Iruma dan kakek itu sempat berbincang saat Haru sedang monolog batin.

Dengan nada serius Haru menjawab:"U-uhm, bukan tidak memperhatikan, hanya saja aku memikirkan hal yang sangat penting jadi aku sedikit kurang fokus saat kalian berbincng" ucapnya sambil mengalihkan pandangannya mencoba membela dirinya sendiri.

Iruma hanya sedikit tersenyum merasa situasi ini lucu dan membalas:"Baiklah, jadi intinya, kita ada di dunia Iblis" ucapnya sambil tersenyum seolah-olah itu bukan hal besar.

'Dunia iblis...iblis...lis' kata-kata itu terngiang di benak Haru, saat ia mencoba memproses kata-kata Iruma yang mengatakan dia berada di alam Iblis.

"Alam para Iblis katamu?" Haru mencoba memastikan lagi.

Masih dengan senyum yang seperti tak ada yang salah, Iruma membalas:"Benar, dunia ini penuh dengan Iblis"

Haru membua mulutnya sedikit merasa tak bisa mengeluarkan kata-kata yang tepat untuk situasi ini, namun dia haya bisa berpikir satu hal.

'Ini Bencana!!' Pikirnya menghadapi situasi baru ini.

----------------

[...] Disamping itu, seseorang atau sesuatu telah mengamati seluruh situasi saat ini, namun tetap diam.

*BERSAMBUNG*

(A/N: baiklah, memang susah untuk mencoba konsisten untuk melakukan satu hal tanpa merasa bosan, tapi ya namanya juga aku masih belajar untuk disiplin, jadi ya silahkan tunggu dengan sabar okey?

Jumlah kata: 1639 kata