4. Apa!? Adopsi!??
(A/N: baiklah, aku tidak akan basa-basi, sebenarnya bab ini sudah selesai kubuat dan tinggal upload sejak kemarin, hanya saja aku kelupaan dan karena baterainya kebetulan habis saat akan ku upload, jadinya besok paginya baru bisa ku upload, maaf atas ketidak nyamannya.
Silahkan nikmati chapter yang pendek ini)
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _
(Pov 3)
Di salah satu rumah/vila di dunia iblis.
Iruma dan Haru sama-sama di dudukkan di kursi khusus, di depannya, kakek iblis itu mengambil masing-masing tangan mereka dan mengucapkan.
"Iruma-kun dan Haru-kun, maukah kalian menjadi cucuku?" Ucapnya dengan senyum kakek baik hati dan tidak berbahaya.
Iruma dan Haru memiiki reaksi yang sama.
"Hah!!?"
Bagaimana ini semua bisa terjadi?, itu terjadi beberapa saat sebelumnya.
[Beberapa waktu sebelumnya]
Haru dan Iruma, mendapati diri mereka berada di rumah asing di dunia iblis, mereka berdua di lantai berlutut dengan kedua lutut mereka sambil badan mereka masih terikat.
Kakek itu duduk di kursi yang terlihat mewah di depan mereka sambil menunjukkan teleponnya, yang terdengar seorang laki-laki berbicara di sisi lain.
[Oh hei kalian!!, hari ini tiba-tiba aku tertarik dengan pemanggilan iblis, dan tahukah kalian!!, aku berhasil melakukannya pada percobaan pertamaku!!] Suara lelaki disisi lain dengan penuh semangat menyatakan apa yang ia lakukan dan tidak terdengar merasa bersalaha.
Iruma dan Haru memiki satu pemikiran yang sama.
'Ternyata benar dia yang melakukannya!!' Pikir mereka pada saat yang sama.
Suara ditelepon melanjutkan:[Lalu saat iblis itu muncul, dia berkata "Berikan aku manusia dan aku akan memberikanmu uang!" Lalu aku menandatangani kontraknya, jangan khawatir! Seberapa jauhpun kalian berdua, aku mendoakan keselamatan kalian berdua!!, oh dan aku juga akan memberimu sebotol Don Perignon!, sampai ketemu lagi kalian berdua!!, sehat-sehatlah!!!]
*Tuutt*
(A/N: Don Perignon adalah vintage sampanye yang diproduksi oleh champagne house moet & chandon sangat bagus tapi sangat mahal)
"Dan akulah iblis yang dia maksud" ucap kakek itu sambil menutup teleponnya.
'Ini benar-benar keterlaluan!!' Haru dan Iruma berpikir sama-sama.
"Hei..." Iblis di depan mereka mulai berbicara lagi.
"Sepertinya kalian sangat kesal dengan orang tua kalian ya" ucapnya dengan sedikit senyum di wajahnya.
Haru mengalihkan pandangannya ke kakek iblis itu dan menatapnya dengan tajam, sedangkan Iruma sendiri membalasnya dengan berteriak :"AKU SANGAT-SANGAT MARAH!!, JIKA AKU BERTEMU MEREKA, AKU AKAN BERTERIAK "DASAR KALIAN!!!" BEGITU"
Kakek iblis terkekeh dan hanya membalas dengan:"kau sepertinya tidak pernah marah sebelumnya, bagaimana denganmu...Haru-kun" dia tiba-tiba mengalihkan pembicaraan ke Haru.
Haru masih dengan tatapan tajamnya membalas:"Jika kau bertanya apakah aku marah, itu sudah jelas, lagipula siapa yang tidak marah jika ada seseorang yang menjual anak mereka ke iblis" ucapnya dengan kerutan di dahinya semakin dalam dan sedikit niat membunuh muncul dari dirinya untuk sesaat.
Kakek itu merasakan niat membunuh anak bernama Haru itu dan mengangkat sebelah alisnya merasa tertarik:'hoho...anak yang ini juga menarik'
Kakek itu menutup matanya sebentar di depan mereka lalu membukanya perlahan sambil mengatakan.
"Kalian tau, aku memiliki satu permintaan untuk kalian berdua" ucapnya sambil berjalan lebih dekat pada mereka.
Dan dengan jentikan jarinya.
*Ctak!!*
*Bhoom!*
Asap tiba-tiba muncul menghalangi pandangan mereka.
Haru segera waspada dan secara reflek mengangkat tangannya.
'Oh benar, tanganku terikat- tunggu dulu, aku tidak terikat lagi?' Haru berpikir dengan heran merasa tali yang mengikatnya hilang.
Dan jawaban dari pertanyaannya datang tepat setelah asap mulai menghilang.
Iruma dan Haru, mereka berdua duduk bersama-sama di sepasang kursi dengan pakaian mereka juga berubah menjadi seperti pakaian bayi? Tapi versi yang besar.
'Apa-apaan ini Sialan!!' Haru merasa ingin mengeluarkan kata-kata kasar namun menahannya dipikirannya.
Lalu tanpa peringatan apapun kakek iblis itu berlutut di depan mereka dan memegang tangan mereka masig-masing.
"Namaku adalah Sullivan" Kakek bernama Sullivan berhenti sejenak untuk menciptakan momentum.
"Iruma-kun dan Haru-kun, bisakah kalian menjadi cucuku?" Lanju kakek itu dengan senyum tenang dan terlihat elegan.
"Hah!?" Iruma dan Haru lagi-lagi bereaksi sama dengan kejadian di depan mereka.
Sedangkan Kakek itu tidak terpengaruh dengan kebingungan mereka dan masih memasang ekspresi senyum dan tidak terlihat berbahaya seperti kakek tua baik hati pada umumnya.
*Bersambung*
(A/N:Baiklah, kalian tau, aku sebenarnya ingin ke bagian yang paling ku inginkan di bab ini, hanya saja saat aku menulis ini, aku tiba-tiba berpikir, 'Sepertinya ini akan lebih cocok jadi bab lain deh, jangan di gabungkan', jadi yah, itu saja isi bab ini, sedangkan bagian yang lebih menarik mungkin akan ada di bab selanjutnya...mungkin.
Kalian tunggu saja untuk bab selanjutnya, itu saja, Ciao~)
Total kata: 725 kata