7. Pertempuran dan Kekuatan

7. Pertarungan

_ _ _ _ _ _

Rasa sakit.

Mungkin itu adalah hal yang semua orang hindari, tidak ada yang menginginkan rasa sakit kecuali dia bukan orang normal.

Dan disini, Haru bukanlah orang normal, dia menyukai sensasi mendebarkan dalam pertarungan, dan karena hal itulah dia tidak masalah dengan menerima rasa sakit.

Haru masih mengingatnya, saat pertama kalinya dia mempertaruhkan nyawanya untuk bertarung melawan Harimau.

Saat itu, dia dan Iruma di minta untuk bersenang - senang dalam kemah mereka, sedangkan orang tua mereka sendiri akan liburan...ya, liburan, dasar orang tua sialan.

Meninggalkan anak mereka di alam liar sedangkan diri mereka sendiri bersenang - senang liburan ke luar negeri, entah apa yang mereka pikirkan.

Pada saat itu, Haru dan Iruma sudah pernah menjelajah alam liar beberapa kali, membuat mereka tidak terlalu khawatir dan yakin mereka akan bisa melewatinya seperti sebelumnya, namun sayangnya, kemah kali ini tidak seperti sebelumnya.

Harimau tiba - tiba muncul di hadapan mereka saat mereka bersiap untuk membangun tenda, dan Haru yang tahu Iruma ketakutan mengalihkan perhatian Harimau, membuatnya mengejarnya.

Haru pada proses pelariannya terluka parah di bagian bahu sampai ke punggungnya karena cakaran Harimau itu.

Singkat cerita, Harimau bisa ia bunuh dengan cara memanjat pohon, lalu mengambil bagian batang tajam pohon itu, lalu melompat kebawah sambil mengarahkan batang tajam itu ke matanya.

Dan karena momentum jatuh serta faktor keberuntungannya, batang kayu tajam itu secara kebetulan mengenai mata Harimau itu dan masuk ke dalam, setidaknya cukup dalam untuk membuatnya kejang di tempat sebelum mati.

Setelahnya, Haru pergi ke Iruma yang duduk memeluk lututnya menangis khawatir dan saat melihat Haru kembali, dia memeluknya erat - erat yang Haru terima dengan senang hati, namun tidak lama, Haru pada akhirnya mencapai batasnya dan pingsan.

Untung saja, selama Haru pingsan, Iruma berhasil menemukan Gua untuk mereka bersitirahat, dan menutupi gua itu dengan apa saja yg ia temukan, dari kayu, daun, apa saja, agar dapat menyamarkan gua itu dari para predator.

Beberapa jam setelahnya, Haru bangun, singkat cerita, istirahat sebentar, dan setelah bisa jalan kembali, dia mencari bangkai Harimau, yang ternyata masih ada namun telah terkoyak di beberapa bagian.

Mengambil bagian daging yang tersisa dengan pisaunya, dia mengambilnya untuk makanan mereka berdua, untung saja Haru sempat menyembunyikan pisau di tas kemah mereka dan juga korek yang ia masukan ke tas kemah.

Haru sedikit kesal karena tidak bisa menggunakan pisau untuk melawan Harimau, hal itu karena pisaunya berada di samping tenda tepat di sebelah Iruma, sedangkan dirinya sudah di sisi lain tenda waktu itu, dan karena tidak sempat mengambilnya, Harimau terlanjur mengejarnya setelah dia mengalihlan perhatiannya.

Tapi lupakan hal itu, setelah makan daging dan tumbuh - tumbuhan yang ia dan Iruma temukan di hutan itu, akhirnya Haru pulih, dan betapa terkejutnya dia mengetahui bahwa tubuhnya telah menjadi lebih kuat dari sebelumnya.

Dan seperti itulah, setiap kali dia bertarung, terluka parah, lalu sembuh, maka tubuhnya menjadi semakin kuat dan kuat.

Dan setelah menyadari kemampuan tubuhnya ini, Haru menamai kemampuan ini dengan Zenkai Boost, karena mirip seperti kemampuan yang dimiliki para Saiyan dari anime Dragon Ball, fungsinya juga kurang lebih sama, yang intinya jika berhasil sembuh setelah pertempuran yang mengakibatkan luka parah, maka Haru akan menerima peningkatan kekuatan tergantung seberapa parah lukanya.

Dan setelah mengalami berbagai macam pertempuran, Haru sudah berulang kali mengalami Luka Parah dari berbagai tingkatan, namun separah apapun lukanya, Haru akan selalu bisa bertahan hidup, dan pada akhirnya akan semakin kuat dan kuat.

Akibat dari pertarungannya, mulai dari melawan binatang buas, maupun melawan para manusia yang memiliki niat jahat, Haru mendapatkan banyak bekas luka di tubuhnya, dengan yang paling menonjol ada di bagian wajahnya.(lihatlah sampul buku ini untuk mengetahui penampilan Haru)

Dan saat ini, dengan peningkatan Zenkai Boost yang terakumulasi, Haru akan betarung melawan Iblis untuk pertama kalinya, yaitu iblis bernama Opera.

Saat Haru bersiap, sebuah suara berbisik di telinganya:[Haru, aku berpikir ini bukanlah ide yang baagus] suara itu berbisik khawatir padanya.

Namun sebelum Haru sempat menjawabnya, suara Sullivan menyelanya:"Apakah kalian berdua sudah siap?" Sullivan mengangkat tangan kanannya dan memastikan kesiapan kedua petarung, Sullivan bertindak sebagai wasit kali ini.

Haru yang tahu tidak ada waktu untuk ngobrol berbicara dalam pikirannya:'Kita akan berbicara nanti partner' pikirnya untuk menjawab perkataan dari suara bisikan itu.

[...] Suara itu lalu terdiam lagi, dan hanya bisa berharap semuanya akan baik - baik saja.

Disisi lain, Opera berkata:"Siap kapanpun" Opera menjawab pertanyaan Sullivan sebelumnya dengan sikap tenang nan tegap dan tangan kiri di punggung, sedangkan tangan kanannya terulur kedepan, siap bertarung.

Haru menggelengkan kepalanya sedikit lalu fokus pada musuhnya:"Ayo mulai" Haru memasang ekspresi serius dan mengambil sikap siap, dengan tangan kanan di samping pinggang dan tangan kirinya di depan sambil masing - masing terkepal erat.(kurang lebih seperti saat Goku akan siap bertarung dengan sedikit perbedaan)

"Kalau begitu, biarkan pertarungan....Dimulai!!" Sullivan menurunkan lengannya dan segera mundur, menghampiri tempat Iruma berada.

Dan Haru, tepat saat pertarungan di nyatakan dimulai, segera menghentakkan kakinya ke depan, menyebabkan tanah sedikit retak.

*Swossh*

Haru segera berada di depan Opera dan menarik tangan kanannya untuk memberikan pukulan.

Opera yang sebelumnya dalam posisi santai sedikit terkejut dengan kecepatan yang tidak biasa dari manusia di depannya ini, namun dia hanya sedikit terkejut, itu saja, dia masih bisa melihat dengan jelas kecepatan Haru saat dia menuju ke depannya lalu bersiap memukul.

*bhum*

Haru telah memukul tepat menuju ke kepala Opera, namun sayangnya bisa di tangkis dengan mudah oleh Opera menggunakan tangan kirinya.

Dan akibat dari pertukaran awal mereka, hal itu menyebabkan angin sedikit terhempas dari mereka berdua.

Haru lalu segera melompat mundur, mencari jarak aman, namun sayangnya...Opera segera mengejarnya, dan kecepatannya bahkan lebih cepat.

Opera segera muncul tepat di belakang Haru yang baru saja mendarat dari lompatannya, lalu Opera menendang sisi tubuh Haru, membuatnya langsung terlempar ke sisi lain halaman.

Haru berguling - guling, sebelum akhirnya berhenti, dia mencoba menggerakkan tubuhnya, namun saat mencoba berdiri, sisi kanan tubuhnya yang baru saja di tendang, mulai berdenyut menyakitkan, menyebabkan Haru memiliki wajah kesakitan.

'Ugh, bahkan setelah tubuhku menjadi lebih kuat, pukulannya tetap menyakitkan' pikir Haru sambil waspada pada Opera.

Akhirnya, dengan susah payah, Haru dapat berdiri kembali, walaupun dengan susah payah, dan anehnya adalah, seringai yang terpampang di wajah Haru setelah dia berdiri walaupun masih merasakan sakit.

Opera menatap lawannya dengan ekspresi santainya yang biasa, namun, saat Haru berdiri dan menunjukkan seringai bersemangat itu, Opera mengangkat alisnya merasa tertarik dengan sikap Haru yang bukannya tertekan karena perbedaan kekuatan, justru malah semakin bersemangat.

"Hm, kau terlihat menikmatinya, apakah kau orang yang seperti itu?" Opera bertanya pada Haru sambil memiringkan kepalanya ke samping dengan bingung.

Bagi beberapa orang, mungkin mengira Opera sedang mengejek Haru, namun sebenarnya adalah Opera benar - benar penasaran mengapa Haru begitu bersemangat setelah menerima tendangannya.

"Hahah... begitukah, kau tau Opera-san, aku adalah orang yang suka menikmati pertarungan, apalagi melawan lawan yang lebuh kuat, apa kau tau kenapa?" Haru terkekeh pada dirinya sendiri, lalu melanjutkan tanpa memberi Opera kesempatan menjawab.

"Itu karena setiap kali aku bertarung melawan musuhku, apalagi yang lebih kuat, itu membuatku bersemangat, perasaan pertarungan yang mendebarkan, aku menyukainya, itulah kenapa aku bersemangat saat tau kau lebih kuat dari yang kuperkirakan" Haru menjelaskan alasannya bersemangat.

Namun dibalik penjelasan itu, sebenarnya Haru juga mengulur waktu agar dia dapat pulih dari rasa sakit di bagian yang ia kena tendang tadi.

"Jadi begitu, aku mengerti, waktu aku muda, aku sama seperti dirimu, menyukai pertempuran dan sebagainya, baiklah anak manusia- tidak, mungkin lebih tepatnya Haru-kun, sebagai sesama pejuang, aku menghormati keberanianmu dalam menghadapi lawan yang lebih kuat tanpa rasa takut, sekarang tunjukkanlah lebih banyak kekuatanmu, sejauh mana kau dapat bertahan" Opera memuji Haru atas keberaniannya dengan anggukan pengertian singkat.

"Aku datang, Opera-san" Haru tanpa basa - basi langsung melesat kembali ke depan.

*Swoshh*

Namun seperti sebelumnya, pukulan tangan kanannya di hadang oleh tangan Opera, namun kali ini, Haru telah siap dan lengannya yang di tahan ia sikut ke atas, membuat tangan kiri Opera terangkat katas, dan menggunakan momen ini, Haru memukul ke wajah Opera menggunakan tangan kirinya, yang sayangnya berhasil Opera tahan dengan tangan kanannya.

Dan Haru yang sudah memperhatikan segala posisi untuk mencari celah akhirnya mendapatkan kesempatannya, menggunakan kesempatan kedua tangan Opera yang sibuk, Haru menendang ke depan, membuat Opera terdorong beberapa langkah.

Haru menyeringai, senang karena bisa menyerangnya, dan masih dengan posisi waspada, Haru bertanya pada Opera:"Bagaimana Opera-san, tendanganku cukup kuat bukan?" Tanya Haru dengan seringai diwajahnya.

"Tidak buruk, walaupun masing kurang jika ingin berhadapan dengan petarung iblis anak - anak, tapi sebagai manusia, apalagi anak - anak, untuk mencapai tingkat kekuatan ini sudah lumayan" Opera memuji Haru sedikit dengan acuh atas prestasinya untuk bisa sekuat ini dengan menjadi manusia.

Namun Haru tidak senang atas tanggapannya, apakah maksudnya kekuatannya tidak sekuat anak - anak iblis yang masih belajar di sekolah?, sedangkan dirinya yang telah bertarung hidup dan mati masih belum cukup kuat?, siapa yang tidak kesal jika begitu?.

Haru dengan seringai jengkel di wajahnya:"Heh, aku tidak sekuat anak - anak di dunia ini ya, sungguh menyebalkan mendengarnya darimu Opera-san" ucap Haru dengan rasa kesal yang jelas di wajahnya.

Namun Opera bingung, apa ada yang salah dari ucapannya?.

"Kenapa kau marah-" ucapan Opera terpotong saat Haru kembali bergerak, kali ini beputar menuju ke belakangnya.

Opera menangkis tendangan dari belakang yang datang ke kepalanya dengan tangan kirinya:"wah, apakah kau ingin membalas dendam untuk tendangan yang awal itu?" Opera tersenyum kecil sedikit bercanda pada Haru.

Haru tidak menjawab, dan sebagai gantinya memulai pukulan beruntun pada Opera, pukulan, sikut, tendangan, dengkul, bahkan kepalanya ia gunakan dalam pertempuran ini.

Opera tentu saja dapat melihat semua serangannya, serangan yang datang dapat ia netralkan tanpa masalah.

Mereka terus bergerak kesana - kemari di halaman itu, saling bertukar pukulan.

Sedangkan di sisi lain, Iruma sebagai manusia biasa hanya dapat melihat bayangan samar dan suara pukulan yang sesekali terdengar.

Setelah beberapa lama, Haru dan Opera akhirnya sama - sama mundur, menyudahi pertukaran pukulan itu dan saling menatap dalam diam.

Kondisi Haru saat ini tidak terbilang bagus, dia terlihat lebih berantakan dan memar terlihat di beberapa bagian tubuh.

Sedangkan Opera terlihat baik - baik saja kecuali bekas tendangannya sebelumnya di bagian perutnya.

Dengan pertukaran pukulan singkat ini, Haru menyadari perbedaan kekuatan yang sangat amat lebar antara dirinya dan Opera, bahkan dalam wujudnya saat ini, yang sudah diperkuat dengan Zenkai berkali - kali.

Menyadari bahwa dirinya tak bisa memenangkan pertempuran jika begini, Haru sudah memutuskan untuk menggunakan hal lain yang ia punya.

Dengan mulutnya yang sedikit mengeluarkan berdarah, Haru mengatakan kepada Opera:"Opera-san, kau kuat, sungguh, jika terus seperti ini, aku mungkin akan kalah" ucapnya sambil menyeringai lebar bersemangat.

"Karena Itulah..." Haru berhenti di tengah kalimatnya, dan mengangkat tangan kanannya, memperlihatkan cincin di jari tengahnya.

"Ayo ubah ini ke pertukaran senjata" Haru menyeringai lebih lebar dan bersemangat.

*Srhiing*

Cincin miliknya sedikit bergetar sebelum bersinar dan membesar, membentuk senjata dual blade di udara, yang Haru ambil dengan kedua tangannya.

Jika seorang penggemar God Of War melihatnya, dia mungkin menyadari senjata ini...ya benar, ini adalah Blade Of Chaos!.

Haru melihat pantulan dirinya di bilah belati, menyeringai tipis namun bersemangat, dia lalu mengarahkannya pada Opera sambil berkata.

"Babak kedua...dimulai!!"

*BERSAMBUNG*

(A/N: Hei, penulis disini, sial, aku membuat adegan pertarungan ini rasanya lumayan susah, apalagi aku baru pertama kali membuatnya, bagaimana menurutmu?.

Aku juga sudah mengeditnya btw, kalau ada yang terlewat mengenai beberapa hal seperti kesalahan tulis dan sebagainya, ya sudahlah biarkan saja, lagipula aku sudah merevisinya, dan tidak mungkin aku melakukan berkali - kali, jadi jika kalian menemukan kesalahan tulis dan semacamnya bisa komen okey!.

Dan btw, untuk bab petarungn ini kurasa akan ada 3 bab total, hal itu karena aku ingin segera menghadirkan kekuatan Shadow Monarch, tapi tentu saja aku sudah memikirkan untuk kemunculan kekuatannya, jadi aku yakin ini masih masuk akal....mungkin.

Aku juga sudah memiliki rencana untuk beberapa prajuritnya nanti, tapi itu mungkin masih lama, karena akan ada Arc sekolah juga yang tidak tahu berapa bab totalnya, jadi yah, santai saja dan nikmati semuanya ok.

Itu saja kawan, terima kasih telah membaca, Ciao~)

Total kata: 1.981 kata