9. Pertarungan dan kekuatan III
_ _ _ _ _ _ _
Bisikan - bisikan terdengar di kepala Haru.
'Bunuh' 'kenapa kami' 'Kau tidak layak hidup'
Suara yang muncul terus - menerus berbisik di kepalanya dengan cara yang mengkhawatirkan.
Inilah yang terjadi setiap kali Haru menggunakan kemampuan Crimson Surge, suara dari korban yang ia bunuh, sebagian kecil dari jiwa mereka, akan menghantui Haru setiap kali dia menggunakan mereka untuk bahan bakar kemampuan Crimson Surge.
Dan sekarang, Haru berdiri dengan terengah - engah, Crimson Surge miliknya masih aktif, namun Katana miliknya telah kembali ke bentuknya semula yang berupa Cincin.
Haru yang telah kehabisan trik, memutuskan menggunakan kartu trufnya, kemampuan terakhir yang ia miliki, kemampuan yang dapat mengubah fisiknya, sederhana namun juga lumayan kuat.
Adaptation body.
Itulah alasan kondisi Haru bisa menjadi seperti itu.
Seharusnya dia bisa menggunakannya dengan bebas seperti biasanya, namun kali ini ada yang berbeda, dan sebelum mengetahui apa yang berbeda itu, ada yang harus diketahui mengenai Adaptation Body,
Adaptation Body terdiri dari 2 kemampuan utama, yang pertama adalah Zenkai Boost, yang membuat Haru semakin kuat setiap kali dia sembuh total setelah pertarungan, dan yang kedua adalah....Eater.
Eater: penjelasan singkatnya, Kemampuan ini memungkinkan pengguna untuk mengkonsumsi dan menganalisis hewan atau tumbuhan apa saja guna mereplikasi karakteristik spesial mereka ke tubuh pengguna.
Namun sebelum penambahan karakteristik baru ini, makanan yang masuk tidak bisa langsung di analisa, dan harus melalui sistem organ khusus yang hanya ada di dalam tubuh Haru.
Tahapan dalam proses dan cara kerja kemampuan Eater adalah:
1. Pemisahan Awal (Organ Pemilah)
Setelah bagian tumbuhan atau hewan masuk ke tubuh, Organ Pemilah akan menentukan apakah bagian yang dimakan layak untuk dianalisa atau hanya akan dicerna seperti biasa.
Jika bagian tersebut tidak berguna atau mengandung zat berbahaya, maka ia akan dikirim langsung ke Lambung yang telah Diperkuat.
Pada dasarnya pemilah otomatis, antara yang bisa di analisa dan yang tidak bisa di analisa.
2. Analisis DNA (Organ Analisis)
Jika bagian tubuh yang dimakan mengandung DNA yang berharga, ia akan dipindahkan dan diproses oleh Organ Analisis guna mencari tahu semua hal tentang DNA tersebut.
Analisis ini membutuhkan beberapa sampel untuk mencapai keakuratan 100%, agar memastikan bahwa data genetik yang dikumpulkan lengkap dan stabil.
Semakin rumit atau kuat karakteristik yang ingin ditiru, semakin lama juga proses analisisnya.
Semakin banyak sampel dari spesies yang sama yang dimakan, semakin cepat analisis mencapai 100%.
3. Pencernaan (Lambung yang Diperkuat)
Jika setelah selesai dianalisis, maupun yang dari Organ pemilah sebelumnya, bagian yang tersisa akan dikirim ke Lambung yang Diperkuat, yang dapat melarutkan zat berbahaya dan mencerna makanan secara efisien tanpa membahayakan pengguna.
4. Replikasi (Organ Replikasi)
Setelah data DNA lengkap, Organ Replikasi memungkinkan pengguna untuk meniru bagian tubuh yang telah dianalisis, seperti cakar setajam singa, mata seperti elang, atau bahkan sifat biologis seperti regenerasi atau produksi racun.
Dan perlu di ingat, apabila pengguna mereplikasi karakteristik yang tidak lengkap, maka akan ada efek samping yang tidak diketahui tergantung karakteristik apa yang coba pengguna tiru.
5. Penyimpanan dan Adaptasi (Sel Adaptif)
Untuk melakukan replikasi, tubuh membutuhkan yang namanya Sel Adaptif, yang berfungsi sebagai bahan utama untuk membentuk ulang karakteristik baru pada tubuh pengguna.
Sel Adaptif ini dihasilkan dari makanan berlebih yang dikonsumsi pengguna dan disimpan dalam tubuh sampai diperlukan.
Jika tubuh kehabisan Sel Adaptif, pengguna harus makan lebih banyak untuk menyediakan ulang.
_ _ _ _ _ _ _ _
Dan begitulah cara Haru untuk mendapatkan ciri - ciri buasnya yang sekarang, mulai dari Taring, cakar di kaki dan tangannya, serta pupil mata vertikal layaknya predator.
Dia mendapatkan itu semua dari hasil memakan banyak hewan selama di alam liar dan menganalisisnya untuk di gunakan data yang ada olehnya saat dia membutuhkannya.
(A/N: Baiklah, kalian tau, aku membuat kemampuan ini sendiri oke, aku meminta bantuan ChatGPT untuk merangkum semua ideku, dan setelahnya terciptalah kemampuan ini.
Dan juga, seperti yang dikatakan sebelumnya, kemampuan ini simpel.
Makan, analisis, dan kemudian Tiru, simpel namun lumayan kuat, bayangkan dia memakan mayat seorang Celestial dari Marvel, akan sekuat apa jika berhasil di salin dan di terapkan.
Tapi tetap aja, aku merasa memakan mayat terlalu ekstrim, jadi sepertinya tidak akan ada adegan itu....mungkin.
Ehm, kembali ke cerita.)
Dan sekarang, Haru, yang memiliki Adaptation Body ini, sedang dalam keadaan tidak karuan.
Di satu sisi, jiwa - jiwa musuhnya yang ia bunuh, terus menerus menghantuinya, baik itu manusia, ataupun sekedar binatang, mereka terus membisikkan padanya untuk membunuh, menghancurkan, dan melenyapkan.
Mereka mencoba mengambil kendali tubuhnya, seolah - olah mereka tidak ingin mati dan mencoba untuk kembali ke dunia orang hidup, bagaimanapun caranya.
Haru tentu saja mencoba melawannya.
Tubuhnya, yang sekarang memiliki karakteristik hewan buas, Taring, Cakar di tangan dan kaki, serta pupil mata vertikal, adalah hasil dari para jiwa hewan yang berkobar ingin mengambil kendali, dan memaksa perubahan di tubuhnya.
Dan dengan jiwa manusia yang terus berbisik padanya, ini membuat Haru lama kelamaan merasa hilang kendali pada tubuhnya.
Adaptation Body- tidak, mungkin lebih tepatnya di bagian kemampuan Eater miliknya, telah lepas kendali akibat efek samping Crimson Surge, dan walaupun Haru mencoba melawan, perlahan tapi pasti, dia mulai kehilangan fungsi tubuhnya yang dapat ia kendalikan, pandangan kabur, tangan serta kaki terasa mati rasa, pendengaran terasa sedikit berdengung.
Dan semua ini membuat Haru semakin lelah secara mental, apalagi sebelumnya ia telah melawan Opera, fisik dan mentalnya sudah mulai lelah, dan di tambah efek samping Crimson Surge miliknya, Haru perlahan kehilangan kesadarannya.
Di sisi lain.
Tubuh Haru, yang saat ini dalam Mode Beast, telah bergerak ke depan, penuh dengan niat membunuh layaknya Predator, dan itu dia arahkan pada kakek tua tertentu yang berdiri di samping saudaranya Iruma.
Alasan dia mengincar Sullivan sederhana, saat ini tubuhnya di kendalikan oleh bawah sadarnya, yang saat ini hanya ingin menghilangkan semua musuh dan kembali ke rumah.
Dan di tambah para jiwa yang berbisik, alam bawah sadarnya secara perlahan setuju, setuju untuk melenyapkan semua musuhnya.
Tubuh Haru bergerak, dan langsung muncul di depan Sullivan dengan tangan terangkat teratas dan telapak tangan terbuka ingin mencakar.
Opera bereaksi cepat, tepat saat Haru mengayun ke bawah, dia muncul di antara keduanya, dan dengan putaran cepat, dia menendang Haru dengan kuat, mendorongnya lumayan jauh sampai sisi lain taman.
Sambil masih menatap Haru, Opera berkata pada Sullivan:"Sullivan-sama, biarkan aku yang melakukannya, aku akan membuatnya tak sadarkan diri, seperti kita rencanakan" ucapnya dengan nada tenang dan fokus.
"Tidak masalah~" Sullivan mengiyakan permintaan Opera dengan riang.
Tapi apa rencana mereka?, nah itu beberapa saat sebelumnya.
[Sebelumnya]
Disaat Haru masih berdiri sambil matanya tidak fokus dan terengah - engah, dengan konflik batin di dalamnya, Iruma, Sullivan, dan Opera berdiri di sisi yang berlawanan, berdiskusi mengenai kondisi Haru.
"Iruma-kun, apakah kau tau apa yang terjadi pada Haru?, bisakah kau memberitahu kami?, karena sepertinya Haru-kun sedang menahan sesuatu agar tidak kehilangan kendali disana" Sullivan bertanya dengan lembut dan mencoba meyakinkan Iruma agar mereka mengetahui apa yang terjadi.
"I-itu..." Iruma terdiam sejenak, tidak tau harus menjawab apa, namun saat dia menoleh lagi pada Haru, yang sekarang mengerutkan keningnya dalam, terengah - engah, dan sekarang menatap mereka bertiga dengan mata predator miliknya(karena pada dasarnya predator memiliki mata dengan celah vertikal), serta aura yang semakin kuat yang tujukan pada mereka.
Dan hal ini membuat Iruma memutuskan untuk memberitahu Sullivan dan Opera, berharap agar Haru segera dihentikan dan ditenangkan.
"Aku akan memberi tahu kalian" ucapnya serius dan bertekad.
"Kondisi Haru saat ini, sejauh yang kutahu, telah terjadi beberapa kali, saat aku bertanya padanya mengapa dia terlihat seperti hewan buas pada saat dia menggunakan Crimson Surge, dia hanya menjawab dengan samar, dia berkata ["tidak bisa memberitahumu banyak, tapi intinya, itu karena aku mendengar bisikan terus - menerus dari jiwa yang kubunuh"], dia mengatakan itu dengan ekspresi merenung dan tenang, aku tidak terlalu memikirkannya karena aku sendiri tidak terlalu paham dengan kekuatan miliknya.
Tapi, walaupun dia sebelumnya telah menggunakan Crimson Surge cukup sering, dia tidak akan sampai dalam keadaan saat ini.
Paling sering, di hanya akan memiliki mata vertikal serta aura membunuh kecil, tapi sekarang...dia sedikit berbeda dari yang sebelumnya, dia memiliki cakar dan aura yang semakin kuat serta tanda urat merah darah dari Crimson Surge juga masih ada walaupun dia sudah menonaktifkan Cincin miliknya.
Aku memiliki beberapa teori, tapi aku tidak yakin..." Iruma berhenti di tengah penjelasannya, namun Sullivan yang masih penasaran berkata.
"Tidak apa, beri tahu saja Teori yang kau pikirkan, lagipula kita sedang mencari tahu apa yang terjadi" Sullivan meyakinkan Iruma, dan Iruma lalu memberitahu mereka.
"Hmm....baiklah, kalau kalian lihat, Haru sekarang memiliki ciri - ciri seperti binatang di tubuhnya, taring, cakar, dan sebagainya, aku tidak bisa memberi tahu kalian detailnya, tapi yang jelas, Haru dapat meniru karakteristik para Hewan.
Dan jika kalian lihat, dia lengan kanannya, tanda merah darah yang seharusnya menghilang saat dia menonaktifkan Katananya menjadi Cincin juga tetap ada.
Dan inilah teorinya, aku rasa bisikan yang ia dengar pasti mempengaruhi tubuhnya dengan suatu cara, seperti di masa lalu dimana mungkin penyebab dia memiliki mata vertikal serta niat membunuh saat kehilangan kendali adalah ulah mereka, yang entah bagaimana dapat mempengaruhi Haru dan membuatnya mengaktifkan Mode Beast dalam skala yang lebih kecil" Iruma menyelesaikan penjelasannya dengan wajah serius dan mengangguk merasa masuk akal.
Dan melihat ke kedua pendengarnya, dia melihatnya menatap dirinya dengan sedikit terkejut membuatnya bertanya bingung.
"A-ada apa?"
Saling pandang, Opera menjawab dengan pedas:"Yah hanya saja, kau tidak terlihat seperti anak yang dapat menjelalaskan hal - hal yang rumit, jadi kami sedikit tidak menyangka kau dapat menjelaskan dengan seperti itu" ucapnya tidak menahan kritikannya.
"A-auch, aku tidak menyangka bayanganku di pikiran kalian seperti itu, tapi yah, aku juga sudah bersama Haru sejak kami masih bayi, jadi wajar aku lebih paham mengenai kemampuannya daripada orang lain selain dirinya sendiri" ucapnya dengan wajah tak berdaya.
Sullivan hanya terkekeh, sekarang mengerti apa yang terjadi, dia membuat rencana sederhana.
"Baiklah, karena kita sudah mencari tahu apa yang terjadi, sekarang untuk rencana menghadapinya, simpel saja..." Sullivan berhenti untuk menciptakan ketegangan dan melanjutkan.
"...buat dia tidak sadarkan diri" Sullivan memberitahu ide itu dengan senyum percaya diri, merasa itu adalah hal yang paling masuk akal.
Iruma dan Opera sedikit terdiam melihat betapa percaya dirinya kakek dan tuannya dalam rencananya, tapi setelah dipikir - pikir, itu masuk akal juga, karena saat ini Haru sepertinya sedang kehilangan kendali, jadi cara paling masuk akal untuk menghentikannya adalah dengan membuatnya pingsan.
Opera yang sudah mengetahui apa yang perlu ia ketahui mengajukan diri.
"Sullivan-sama, untuk tugas ini-" ucapannya terhenti saat dia merasakan Haru mulai bergerak ke arah mereka, khususnya tuannya yaitu Sullivan.
Bergerak cepat, Opera segera menghentikannya dan menendangnya lumayan kuat untuk menjauhkannya.
Sambil masih menatap Haru, Opera berkata pada Sullivan:"Sullivan-sama, biarkan aku yang melakukannya, aku akan membuatnya tak sadarkan diri, seperti kita rencanakan" ucapnya dengan nada tenang dan fokus.
"Tidak masalah~" Sullivan mengiyakan permintaan Opera dengan riang.
[Saat ini]
Opera yang sudah mendapatkan tugasnya segera bergerak ke arah Haru, berniat membuatnya tak sadarkan diri.
Muncul di depannya, Opera langsung melancarkan pukulan ke tulang rusuk Haru, mengenainya tepat sasaran, membuat Haru menggeram kesakitan namun tidak terdorong mundur.
Haru memanfaatkan kesempatan ini dengan memegang tagan Opera yang memukulnya dan menyerang Opera dengan tangannya yang lain, yang berupa cakaran gesit, mengincar lehernya.
Segera bereaksi, Opera melompat jungkir balik ke atas dengan tangannya masih di tahan dan membalasnya dengan tendangan ke belakang setelah mendarat, tepat mengenai bagian belakang kepala Haru, membuatnya melepaskan tangannya.
Melompat untuk menjaga jarak, Opera segera mendekat lagi dengan lompatan ke depan, memanfaatkan Haru yang sedikit linglung setelah tendangan tadi.
Haru segera bereaksi, merasakan ada serangan yang akan datang, dia menggunakan salah satu kemampuan.
Semprotan racun.
Haru berbalik tepat saat Opera sudah dekat dan menyemprotkan racunnya ke arah Opera dari mulutnya, mengenainya tepat di wajahnya.
Ini adalah racun yang dapat membuat buta target untuk sementara dan mengandung sedikit racun pelumpuh di dalamnya, dan jika belum cukup, Haru menambahkan beberapa racun yang efeknya bisa buruk untuk tubuh Opera.
Dan Opera sendiri tidak menyangka Haru dapat mengeluarkan sebuah racun dari mulutnya, dan karena tidak mengantisipasinya, dia lengah.
Sekarang, dengan penglihatanya yang sedikit kabur serta anggota tubuh yang sedikit lemah, dia mundur ke belakang dengan cepat, mengambil posisi bertahan, membiarkan naluri bertarungnya mengambil alih untuk mempertahankan serangan yang akan datang.
Dan benar saja, Haru memanfaatkan kondisinya yang melemah dan melancarkan serangan dengan kuat, mulai dari cakaran, tendangan, dan serangan lainnya yang di arahkan pada Opera, jika serangannya gagal, coba lagi dari sudut lain, sampai berhasil.
Mereka berdua terlibat dalam duel menyerang & bertahan, dengan Opera yang bertahan, dan Haru yang terus menyerang.
Jika dilihat dari Opera yang sudah sedikit berantakan, orang mungkin mengira bahwa Haru dalam posisi menang, dan itulah yang dipikirkan oleh Iruma dengan khawatir.
Namun sebenarnya, Sullivan tahu, Opera walaupun dalam posisi bertahan dan terlihat berantakan, masih bisa mengatasi serangan Haru hanya dengan nalurinya, sembari mencari celah untuknya menyerang kembali.
Dan tidak lama, kesempatan itu datang, Haru yang sudah menyerang berulang kali mulai menunjukkan kelelahan, terbukti dari serangannya yang semakin lambat, sampai akhirnya, Haru salah melangkah, dan membuka celah bagi Opera untuk menyerang.
Bagi Opera, walaupun tak bisa melihat, pengalamannya dalam pertarungan telah membuktikan, bahwa di hadapan pengalaman yang sudah di asah berulang kali, bahkan kekuatan yang besar akan kalah jika tidak bisa digunakan dengan benar.
(A/N:Bukan berarti Opera adalah iblis yang lemah, tapi disini, Opera hanya lengah karena manusia seharusnya tidak memliliki kemampuan yang dimiliki Haru, apalagi informasi yang di dapatnya juga terbatas, jadi bahkan seseorang dengan pengalaman bertarung ribuah tahun sekalipun pasti akan kalah jika tidak memiliki informasi musuh yang akan dilawannya.
Seperti kata pepatah.
"kenali lawanmu, karena itu adalah kunci kemenanganmu"
Yahh aku membuat pepatah ini sendiri sih, tapi hei, itu tidak salah...kan?
Sudahlah, kembali ke cerita)
Dan saat ini, Opera yang mendapat kesempatan menyerang tidak menyia - nyiakannya, saat Haru salah langkah, dia segera memposisikan dirinya di samping Haru dan dengan pukulan karate kuat, ia melancarkannya langsung mengarah ke bagian belakang kepala Haru.
Bhuk
Haru terjatuh lemas di bawahnya.
Melihat Haru yang sepertinya sudah di tangani, Opera menghela nafas dan mengambil serbet dari balik bajunya, mengelap wajahnya yang masih kotor dari racun, yang untungnya saja racunnya dapat ia atasi dengan ketahanan racunnya sehingga efeknya hanya mempengaruhi penglihatannya saja dan anggota tubuh sedikit lemas yang tidak terlalu berpengaruh pada kemampuan bertarungnya, entah apa yang akan terjadi jika racunnya tidak bisa ia tahan dengan konstitusi tubuhnya yang telah di tingkatkan untuk menahan racun.
Masih mengelap wajahnya, Opera memastikan wajahnya bersih.
Di samping itu, di saat Sullivan dan Iruma mendekati mereka, suatu kejadian tak terduga terjadi.
Haru, yang mereka kira telah terbaring tak sadarkan diri, membuka matanya dan menggunakan kemampuan lain dari gudang karakteristik hewannya, sebuah kemampuan Kumbang Bombardier.
Haru membuka matanya, lalu dengan sel adaptif, dia menciptakan dua senyawa di dalam tubuhnya, menyatukan keduanya, di menciptakan reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuhnya dan melepaskannya melalui pori - pori punggungnya, menciptakan semacam ledakan asap yang panas dan menyebar ke sekitarnya.
Bhumm!!
Segera setelah dia melepaskan asap panas dari tubuhnya, Sullivan segera bereaksi dan memawa Iruma menjauh agar tidak terkena ledakan asap yang tiba - tiba.
Opera yang paling dekat dengan Haru terkena asap yang panas ini, untungnya tubuhnya dapat menahannya dan ia melompat mundur.
Haru mengambil kesempatan disaat semua orang menjaga jarak, dengan peningkatan kekuatan dari berbagai hewan, dia memukul tanah sekuat tenaga, memubuat tanah dan debu bercampur, membuat tabir asap semakin besar.
Dhum!!
Dan setelah itu, saat asap semakin besar, dia lari ke arah berlawanan dari kehadiran ketiganya, benar...berlari, saat ini, Haru yang dikendalkan oleh insting buasnya, merasa tak bisa mengalahkan lawannya, jadi respon bawah sadarnya langsung memerintahkannya untuk lari.
Dengan peningkatan hewan yang berpengaruh pada kakinya, dia melompati dahan pohon untuk mencapai pohon lain, dan dengan tangan yang ditingkatkan, dia sesekali bergelantungan untuk lebih efisien.
Di sisi lain, Opera, Sullivan dan Iruma yang melihat Haru berlari dengan sangat cepat, segera ingin mengejarnya, namun saat Iruma dan Opera akan pergi, Sullivan menghentikan mereka.
"Berhenti, biarkan aku yang menjaha Haru, kalian disini saja" ucapnya sambil memperhatikan arah Haru menghilang.
Iruma yang mendengar perkataannya khawatir, khawatir akan adiknya jika saja Sullivan menemukannya setelah ia menyebabkan msalah di kediamannya.
Namun, Sullivan yang melihat kekhawatiran itu berjongkok di depannya dan berkata dengan menenangkan:"Tidak perlu khawatir Iruma, aku tidak akan melakukan hal buruk padanya, aku akan membawanya dengan selamat, aku berjanji" ucapnya tersenyum ramah.
Iruma yang melihat hal ini merasa diyakinkan dan memutuskan untuk percaya.
"Kalau begitu...aku mohon bawa Haru kembali...dan jangan menyakitinya" ucapnya dengan serius serta khawatir.
Sullivan hanya mengangguk dan berdiri, dia lalu menatap Opera yang memiliki ekspresi bersalah, ia ingin mengatakan sesuatu pada Sullivan, namun Sullivan memotongnya.
"Kita akan berbicara nanti, untuk saat ini tolong jaga Iruma" ucapnya dengan senyum tenang.
"Baik Sullivan-sama" balas Opera singkat sambil menundukkan tubuh dan kepalanya sedikit.
Sullivan lalu tidak membuang waktu, dengan kecepatan yang tidak terlihat, dia mengejar Haru.
_ _ _ _ _ _ _ _
Di sisi lain.
Haru yang tengah melarikan diri, berjalan dengan sempoyongan di antara lebatnya hutan, dia terus berjalan, naluri hewan buasnya mengatakan untuk berlari untuk memulihkan diri.
Dan saat entah berapa lama dia berjalan.
Kesadaran Haru yang sebenarnya, mulai sedikit sadar.
Sebelumnya, disaat dia sedang mengamuk, pikirannya yang sebenarnya berada di tempat gelap, bagaikan laut dalam yang sunyi dan sepi.
Dia mencoba keluar, namun dia tak bisa, sebuah perjuangan yang sia - sia, Haru merasa lelah, membiarkan dirinya terhanyut ke dalam kegelapan pikiran.
Memejamkan matanya, Haru melihat samar di dunia nyata.
Di hutan yang gelap ini, Haru merasa lelah, tubuhnya bergerak sendiri, maju tak tau arah.
Namun tak lama kemudian, di kejauhan, Haru secara samar melihat siluet seseorang, berambut pirang pendek, siluet yang seperti seorang gadis itu berdiri membelakanginya, membuatnya menatap punggungnya.
Haru, yang tubuhnya masih di kendalikan oleh inting buasnya, memiliki pemikiran dibenaknya, pemikiran untuk menyembuhkan dirinya dengan suatu cara.
'Makan...aku butuh makanan....' pikirnya dengan lelah sambil menatap gadis yang saat ini berdiri tidak jauh darinya.
Dengan pemikiran terakhir itu, sekali lagi, sisi buasnya mengambil alih....kesadarannya memudar...dan dia...menerkam...gadis itu...dari belakangnya.
*Bersambung*
(A/N: Sialan!, sungguh, membuat bab ini lumayan bikin lelah secara mental, ada banyak yang harus aku pikirkan agar semuanya dapat terhubung, dan itupun aku tidak yakin apakah semua yang kutulis telah terhubung dengan baik atau tidak.
Aku lelah, jadi aku akan mengeditnya nanti, untuk saat ini, aku sudah lumayan puas.
Alur telah berjalan dengan arah yang ku inginkan, walaupun beberapa harus ku sesuaikan.
Tapi intinya, kita sebentar lagi akan masuk ke cerita utama dari fanfiksi ini, dan ini membuatku sendiri menantikan bagaimana ini akan berkembang.
Jadi jika kalian suka, tolong dukung aku dengan mengkoleksi fanfiksi ini di perpustakaan kalian, dan kalau bisa, dukung menggunakan power stone.
Itu saja, terima kasih telah membaca, Ciao~)
Total kata: 3.107 kata
(A/N: ohh!, ternyata total katanya sekitar dua kali lipat dari yang sebelumnya, tidak tepat dua kali lipat, tapi hei, itu sedikit mengejutkan, tapi memuaskan, baiklah, sekali lagi, terima kasih telah membaca, Ciao~)