Ada Dan Tiada 3: EPS 3

ADA DAN TIADA 3: THE LOST PAST

Sarah duduk diam di kamar tamu rumah Ustadz Rahman, tangannya masih menggenggam foto rusun tua yang bertuliskan 7 Februari 1927. Udara di sekitarnya terasa lebih dingin dari biasanya, dan di luar, angin malam berdesir pelan.

Ustadz Rahman, yang duduk di kursi kayu di depannya, menatapnya dengan wajah serius. "Sarah… ada sesuatu yang belum kuceritakan padamu."

Sarah mengangkat wajahnya, jantungnya berdegup kencang. "Apa itu, Ustadz?"

Ustadz Rahman menarik napas dalam sebelum berbicara. "Dara… dia memang penyihir yang bangkit karena petinya dibuka. Tapi dia tidak sendirian. Ada seseorang di alam sana yang bisa melawannya."

Sarah mengernyit. "Siapa?"

Ustadz Rahman menatapnya lekat-lekat. "Keturunan terakhir Dara… seorang wanita bernama Tari."

Mendengar nama itu, Sarah merasakan bulu kuduknya berdiri. Tari… itu nama perempuan yang mayatnya dibawa ke ruang jenazah rumah sakit tempat Sarah pernah menginap. Apakah itu kebetulan? Atau… ada hubungan yang lebih besar di balik semua ini?

Sarah menelan ludah. "Jadi… Tari akan melawan Dara di alam sana?"

Ustadz Rahman mengangguk. "Ya. Tapi kita tidak tahu apakah dia cukup kuat untuk melakukannya. Dan jika Tari gagal…"

Sebelum Ustadz Rahman bisa menyelesaikan kalimatnya, lampu kamar tiba-tiba berkedip-kedip. Angin dingin bertiup lebih kencang, seolah ada sesuatu yang masuk ke dalam ruangan.

Lalu, terdengar suara.

"Sarah…"

Sarah membeku. Itu bukan suara Dara. Suara itu lebih lembut… lebih tenang.

Sarah perlahan menoleh ke cermin di sudut ruangan.

Di sana, bayangan seorang wanita berdiri.

Tari.

Wajahnya pucat, matanya kosong, tetapi ada sesuatu dalam tatapannya yang terasa… tidak mengancam.

Lalu, dengan suara lirih, dia berbisik:

"Bantu aku…"

Seketika, cermin itu pecah dengan suara menggelegar.

Sarah menjerit dan mundur, sementara Ustadz Rahman segera membaca doa. Namun sebelum bayangan Tari menghilang, satu kata terakhir terucap dari bibirnya:

"Rusun… tujuh… Februari…"

Sarah memandang Ustadz Rahman dengan napas memburu.

"Tari mencoba memberitahuku sesuatu… tapi apa?"

Dari sini, kita bisa lanjut dengan Sarah yang mulai menyelidiki lebih dalam tentang hubungan Tari dengan Dara. Apakah ada petunjuk yang tersembunyi di rusun? Atau mungkin ada sesuatu yang harus dia lakukan sebelum tanggal 7 Februari datang lagi?