Penyembah Iblis : BAB 16

Bab 16: Kebenaran Terungkap

Di tengah pertarungan, Sri menyeringai lebar.

"Mantan suamimu sudah menjadi penyembah ajaran Iblis, Rini…" suaranya dingin, penuh kemenangan.

"DAN DIA MENYEMBAHKU!"

Mata Rini menyala merah, amarahnya semakin membara.

Namun, di saat dua kekuatan itu berhadapan, Rahayu perlahan membuka pintu lemari.

Jantungnya berdetak kencang.

Ia tahu jika tetap di sana, ia bisa ikut terbunuh.

Dengan langkah hati-hati, ia bergerak ke jendela.

Sri dan Rini terlalu sibuk untuk menyadarinya.

Dengan cepat, Rahayu keluar dari rumah.

---

Rahayu Mencari Pertolongan

Kaki kecilnya berlari menembus dinginnya malam. Ia menuju rumah Pak RT.

TOK! TOK! TOK!

"Pak! Tolong! Sri bukan manusia! Ibu ada di rumah! Dia sedang melawan Sri!!"

Pak RT yang sudah tua membuka pintu dengan raut wajah khawatir.

Tanpa banyak tanya, Pak RT segera mengumpulkan warga.

Pak Haji dan Ustadz Malik juga datang setelah mendengar kabar.

"Astagfirullah... Kita harus segera ke sana!" seru Pak Haji.

Warga membawa obor dan perlengkapan lainnya, bergerak menuju rumah Bapak.

---

Sri Berubah Kembali

Saat warga tiba, mereka melihat rumah Bapak dalam keadaan gelap.

Ketika mereka masuk, mereka melihat Sri terduduk di lantai, menangis, dengan tubuh gemetar.

"Tolong aku... Rini menggangguku… Dia tidak mau pergi…" ucapnya dengan suara bergetar.

Wajahnya tampak ketakutan, seperti korban.

Bapak yang baru sadar dari pingsannya juga tampak bingung.

Rahayu menatap Sri dengan mata penuh kebencian.

Ia tahu Sri sedang berpura-pura.

Pak Haji melangkah maju.

Ia melihat ke arah Rini, yang masih berdiri di tengah ruangan.

"Kenapa kau masih di sini, Rini? Tempatmu sudah berbeda…" suaranya tegas.

Rini berpaling ke arah Pak Haji.

Matanya penuh dengan dendam, tetapi juga kesedihan.

"Aku tidak akan pergi… SEBELUM WANITA IBLIS INI MATI!"

Suara Rini menggema, membuat angin di dalam rumah berputar kencang.

Warga mundur ketakutan.

Namun, Pak Haji tetap berdiri tegap.

"Jika Sri benar iblis… kita akan buktikan sekarang!"

Pak Haji mengeluarkan sesuatu dari kantongnya.

Sebuah botol kecil berisi air.

Air doa.

Warga menahan napas.

Sri mengerutkan kening.

Dan saat air itu disiramkan ke arahnya…

"AAAAAAAARRGGGHHHH!!!"

Kulit Sri mulai meleleh, dan wujud aslinya perlahan terlihat…