Penyembah Iblis : BAB 17

Bab 17: Akhir dari Sri Kinanti

"TIDAK… AKU TIDAK MAU PERGI!!"

Suara Sri memecah keheningan malam.

Tubuhnya mulai terbakar dalam api yang bukan berasal dari dunia ini. Api itu berwarna hitam pekat, menyelimuti dirinya, membakar setiap inci daging yang masih melekat di tubuh iblis itu.

"TOLONG AKU!!" Sri menangis, meronta, namun tubuhnya perlahan menghilang dalam kobaran api neraka.

Bapak hanya bisa terdiam, terpaku melihat sosok yang selama ini ia cintai berubah menjadi makhluk mengerikan.

Warga menatap kejadian itu dengan ngeri.

Angin malam berhembus lebih dingin dari biasanya, seperti membawa peringatan bahwa sesuatu yang kelam akhirnya berakhir.

Di sisi lain ruangan, Rini tersenyum.

Cahaya putih lembut menyelimuti tubuhnya, seakan beban yang selama ini ia pikul telah sirna.

Ia berbalik, menatap Rahayu dengan penuh kasih.

"Ibu…" suara Rahayu bergetar.

Rini mengulurkan tangan, namun tidak bisa menyentuh anaknya lagi.

"Jaga dirimu baik-baik, Rahayu…" suaranya lembut, penuh kehangatan.

"Dan kau juga, Ramdan…"

Bapak menunduk, air mata jatuh tanpa ia sadari.

"Maafkan aku, Rini…" suaranya parau.

Rini hanya tersenyum.

Tubuhnya perlahan memudar, cahaya putih semakin terang, hingga akhirnya menghilang…

Untuk selamanya.

---

Malam itu, suasana rumah terasa berbeda. Lebih sunyi, lebih damai.

Pak Haji menarik napas lega. "Sudah selesai."

Rahayu menatap tempat ibunya menghilang dengan mata berlinang.

Ia tahu, ini adalah akhir dari segalanya.

Namun, di dalam hatinya, ia merasa bahwa Ibu akan selalu menjaganya…

Dari jauh.