"KITA HARUS PERGI SEKARANG!"
Lina menarik tangan Natan dengan panik.
Di belakang mereka, pertarungan antara dua arwah masih terus berlangsung.
Natalia dan Rahmat menghantam satu sama lain dengan kekuatan yang tidak dapat dipahami oleh manusia.
Seluruh apartemen sudah berubah menjadi medan perang supranatural.
Bayangan-bayangan berkelebat di udara, angin dingin berputar liar, dan suara jeritan dari dunia arwah menggema di ruangan.
Dinding-dinding mulai retak.
Lina tidak ingin terjebak di sini.
Mereka harus pergi.
Tanpa menoleh lagi, Lina dan Natan berlari menuju pintu.
Mereka tidak peduli dengan barang-barang mereka—
Mereka hanya ingin keluar dari tempat terkutuk ini.
Begitu mereka melewati ambang pintu—
DUAARRR!!
Ledakan dahsyat terjadi di belakang mereka, seolah dunia arwah meledak di dalam apartemen.
Tapi mereka tidak berhenti.
Mereka terus berlari menuruni tangga darurat.
Hingga akhirnya—
Mereka keluar dari gedung apartemen dan segera menuju motor mereka.
Tanpa berkata-kata, Natan menyalakan mesin dan mereka melaju pergi, meninggalkan apartemen yang kini telah berubah menjadi neraka bagi dua arwah yang masih bertarung di dalamnya.
---
PERTARUNGAN TERAKHIR
Natalia terjatuh ke lantai.
Tubuh arwahnya sudah penuh luka dan nyaris hancur.
Rahmat berdiri di depannya, menyeringai dengan tatapan penuh kemenangan.
"Kau sudah kalah, Natalia."
Natalia berusaha bangkit, tapi tubuhnya tidak bisa lagi bergerak.
Energi arwahnya melemah.
"Aku… aku tidak akan menyerah…" suaranya bergetar.
Rahmat tertawa.
"Kau sudah menyerah sejak hari pertama kau mati."
Ia mengangkat tangannya—
Dari lantai, muncul tangan-tangan hitam yang mencengkeram tubuh Natalia.
"AARRGGHH!!" Natalia menjerit kesakitan.
Tangan-tangan itu menyeretnya perlahan.
Jejak seretan muncul di lantai, seolah darah hitam tertinggal di setiap jalur yang dilewatinya.
Rahmat hanya berdiri di tempat, memperhatikan dengan senyuman puas.
Natalia tidak bisa melawan.
Tubuhnya semakin hancur…
Semakin terkoyak…
Dan akhirnya—
Mereka berdua menghilang.
Ke dalam dunia penuh kegelapan.
Di sana, Natalia tersiksa tanpa akhir.
Ia menjerit, menangis, memohon ampun—
Tapi tidak ada yang mendengarnya.
Dan Rahmat, ayahnya, menjadi penyiksanya.
Dunia mistis yang mengikat mereka kini hanya menyisakan penderitaan bagi Natalia.
---
DUA TAHUN KEMUDIAN
Matahari bersinar cerah di kota baru tempat Lina dan Natan tinggal.
Rumah mereka sederhana, tapi penuh kehangatan.
Di ruang tamu, Lina sedang menyuapi seorang bayi kecil yang tersenyum ceria di pangkuannya.
"Ayo sayang, makan yang banyak, ya," katanya lembut.
Di seberang meja, Natan duduk sambil membaca koran.
Ia melirik Lina dan tersenyum.
"Rasanya seperti mimpi, ya?" katanya pelan.
Lina mengangguk.
"Kita masih hidup. Kita berhasil melewati semuanya."
Natan menutup korannya, lalu meraih tangan Lina.
"Dan sekarang, kita punya kehidupan baru."
Lina tersenyum.
Tidak ada lagi teror.
Tidak ada lagi ketakutan.
Natalia dan ayahnya telah lenyap, bersama dengan segala hal mistis yang menghantui mereka.
Sekarang, mereka hanya manusia biasa yang menjalani kehidupan biasa.
Dan itu lebih dari cukup.
Mereka akhirnya mendapatkan akhir yang bahagia.
To Be Continue...