Laboratorium terasa semakin asing bagi Kazuki.
Sejak rekaman suara dirinya dari masa lalu ditemukan, pikirannya dipenuhi pertanyaan yang tak kunjung mendapatkan jawaban. Jika dia sudah pernah mencoba keluar sebelumnya, lalu kenapa dia masih terjebak? Dan lebih penting lagi… berapa kali dia sudah gagal?
Saat ini, dia berdiri di dalam ruangan arsip bawah tanah, tempat di mana dokumen lama dari proyek Chronos disimpan. Ruangan itu sempit, berdebu, dan dipenuhi rak logam yang berderit setiap kali dia bergerak.
Rin dan Shou berada di ruangan lain, meneliti kode enkripsi yang mereka temukan sebelumnya. Tapi Kazuki merasa ada sesuatu yang harus dia cari sendiri.
Dan dia benar.
Di antara tumpukan dokumen yang tak tersusun rapi, dia menemukan sebuah amplop kecil yang tersembunyi di balik berkas usang. Jantungnya berdegup lebih cepat ketika dia menariknya keluar dan melihat inisial di bagian depan:
"K.A."
Kazuki Amamiya.
Tangannya sedikit gemetar saat dia membuka amplop itu. Di dalamnya, ada secarik kertas tua dengan tulisan tangan yang terasa familiar, namun sekaligus… asing.
Kazuki mulai membaca.
> "Jika kau membaca ini, aku gagal lagi. Jangan biarkan mereka menemukanku."
Aku gagal lagi.
Kata-kata itu menusuk pikirannya seperti duri.
Siapa yang menulis ini?
Apakah itu dirinya sendiri?
---
Kazuki mencermati tulisan tangan di kertas itu. Tidak ada keraguan—nama di amplop itu cocok dengan inisialnya. Tapi ada sesuatu yang aneh.
Tulisan tangannya berbeda.
Setelah berkali-kali mencatat eksperimen loop, dia hafal setiap garis dan lengkungan huruf yang ia buat. Tapi tulisan ini… terlalu rapi, terlalu berbeda dari caranya menulis.
Jika ini bukan tulisannya, lalu siapa yang menulisnya?
Apakah mungkin… ada versi lain darinya yang pernah ada di sini?
Kazuki menguatkan diri dan menyimpan catatan itu di sakunya. Ia meninggalkan ruangan arsip, kembali ke pusat penelitian tempat Rin dan Shou masih bekerja.
Saat dia masuk, Rin menoleh dengan ekspresi penasaran. "Kau menemukan sesuatu?"
Kazuki mengeluarkan catatan itu dan meletakkannya di meja. "Aku menemukannya di arsip lama. Lihat inisialnya."
Rin membaca tulisan di amplop dan terdiam sejenak. Shou, yang juga mendekat, menyipitkan mata.
"Aku tidak suka ini," kata Shou akhirnya. "Kalau ini benar-benar darimu… kenapa kau tidak ingat pernah menulisnya?"
Kazuki tidak tahu jawabannya.
---
Rin mengambil catatan itu dan mulai mengamatinya lebih dalam. "Ada kemungkinan lain," katanya, suaranya lebih pelan.
Kazuki dan Shou menatapnya.
"Mungkin bukan hanya waktu yang berulang," lanjutnya. "Mungkin ada sesuatu yang lebih buruk—jiwa yang terjebak di antara dimensi."
Kata-katanya menggantung di udara, menciptakan ketegangan yang tidak nyaman.
Shou tertawa kecil, tapi tanpa humor. "Jadi kau bilang, bisa saja ini bukan loop biasa? Kalau begitu, apa yang kita hadapi?"
Rin menatap Kazuki. "Kalau kita mengikuti teori ini… mungkin setiap kali loop di-reset, bukan hanya memorimu yang dihapus, tapi juga kesadaranmu yang bergeser."
Kazuki menelan ludah. "Maksudmu… ada versi lain dari diriku yang juga terjebak?"
Rin mengangguk perlahan. "Atau mungkin… kau bukan Kazuki yang pertama berada di sini."
Kata-kata itu membuat ruangan terasa lebih dingin.
Kazuki merasa dunia di sekelilingnya semakin tidak nyata.
Jika dia bukan satu-satunya Kazuki…
Siapa yang menulis pesan ini?
> "Jika aku bukan satu-satunya Kazuki, siapa yang menulis pesan ini?"
To be continued