Cahaya monitor berkedip-kedip di ruangan gelap.
Di depan layar, Shou mengetik cepat, matanya menelusuri barisan kode dan data yang tersembunyi di dalam sistem laboratorium. Kazuki berdiri di belakangnya, sementara Rin bersandar di meja, menunggu dengan penuh waspada.
"Apa yang kau temukan?" tanya Kazuki, suaranya tegang.
Shou tidak langsung menjawab. Ia menggerakkan kursinya lebih dekat ke layar, menyipitkan mata. "Ini aneh," gumamnya. "Ada folder yang pernah ada di sistem ini, tapi sekarang… dihapus bersih."
Kazuki bertukar pandang dengan Rin. "Seberapa bersih?"
"Seperti tidak pernah ada," kata Shou, mengetik beberapa perintah untuk menelusuri jejak digitalnya. "Tapi sesuatu seperti ini tidak benar-benar bisa hilang. Jika kau tahu cara melihatnya, selalu ada sisa jejak."
Layar menampilkan barisan teks samar, potongan data yang terhapus.
Kazuki membaca namanya dengan suara pelan. "Protocol Omega."
Ruangan menjadi sunyi.
---
Shou menegakkan tubuhnya, ekspresi wajahnya berubah serius. "Aku pernah mendengar tentang ini," katanya. "Omega Protocol—eksperimen yang seharusnya dihentikan bertahun-tahun lalu."
Rin menyilangkan tangan, matanya menyipit. "Apa yang kau tahu?"
Shou mengetik lebih cepat, mencoba memulihkan fragmen data yang tersisa. "Dari yang bisa kupahami, ini adalah penelitian lanjutan dari Proyek Chronos. Jika Chronos bertujuan untuk memahami loop waktu… maka Omega Protocol bertujuan untuk menghapus sesuatu atau seseorang dari semua garis waktu."
Kazuki merasakan ketegangan di tengkuknya. "Menghapus seseorang? Maksudmu, benar-benar menghapus keberadaannya?"
Shou mengangguk. "Bukan hanya dari loop ini. Dari segala kemungkinan realitas."
Kazuki mengepalkan tangan. Jika eksperimen ini memang ada… lalu siapa yang menjadi subjeknya?
Dan lebih penting lagi… apakah dia adalah salah satunya?
---
Kazuki mencoba mengingat setiap detail yang ia ketahui. Loop ini bukan hanya anomali—bukan sekadar kesalahan di dalam sistem waktu. Ada pola. Ada mekanisme yang bekerja di baliknya.
Sekarang, dia mulai curiga.
Loop ini bukan kecelakaan.
Seseorang menjebaknya di dalamnya.
Seseorang telah mengatur segalanya sejak awal.
Kazuki melirik layar monitor yang dipenuhi data rusak. "Jika ada seseorang yang mengatur semua ini… maka mereka pasti memantau setiap langkahku."
Shou dan Rin saling bertatapan, menyadari implikasi dari kata-katanya.
Jika benar ada kekuatan yang cukup besar untuk mengendalikan loop ini…
Maka mereka tidak hanya berusaha memahami waktu.
Mereka memanipulasi realitas itu sendiri.
Kazuki mengepalkan tinjunya, menatap layar monitor yang kini hanya menampilkan sisa-sisa kode yang hampir tidak bisa terbaca.
> "Loop ini bukan hasil dari kesalahan… ini adalah bagian dari rencana."
To be continued