Kazuki berdiri di depan terminal utama, menatap data yang berkelebat di layar.
Di sebelahnya, Shou mengetik dengan kecepatan luar biasa, matanya terpaku pada deretan angka dan koordinat aneh yang tidak seharusnya ada.
> "Gerbang Delta…"
Suara Shou terdengar pelan, hampir seperti bisikan.
Kazuki menajamkan pandangannya. "Apa maksudnya?"
Shou menunjuk ke layar. "Ini bukan sekadar anomali waktu biasa. Koordinat ini mengarah ke suatu tempat yang…" Ia menghela napas, seolah kesulitan mempercayai temuannya sendiri. "…tidak ada di dunia ini."
Kazuki merasakan sesuatu yang dingin menjalar di tengkuknya.
Rin yang berdiri di belakang mereka ikut membaca data di layar, wajahnya berubah pucat.
> "Jika ini benar… maka Loop Nol bukan hanya perangkap waktu. Ada sesuatu yang lebih besar di baliknya."
---
Kazuki dan timnya telah mempelajari inti waktu selama berhari-hari, mencoba memahami pola loop ini. Namun, apa yang ditemukan Shou adalah sesuatu yang sama sekali berbeda.
"Gerbang Delta adalah titik anomali yang seharusnya tidak ada dalam sistem ini," jelas Shou. "Koordinat ini tidak mengarah ke mana pun di dunia nyata, tetapi tetap ada di dalam data loop."
Kazuki menatap titik berkedip di layar, koordinat yang berdenyut seakan hidup. "Lalu… jika kita bisa mencapai lokasi ini, apa yang akan kita temukan?"
Shou terdiam sesaat sebelum menjawab, "Satu-satunya kemungkinan… adalah jalan keluar."
Suasana ruangan menjadi hening.
Kazuki mengepalkan tangan. "Berarti kita harus pergi ke sana."
---
Rin menatap Kazuki dengan ekspresi serius. "Kita bahkan tidak tahu apa yang ada di balik gerbang itu. Jika kau menyeberang… kau mungkin tidak bisa kembali."
Kazuki tersenyum miring. "Dan jika aku tetap di sini, aku akan terjebak selamanya."
Rin ingin membantah, tetapi ia tahu Kazuki benar.
Shou menyiapkan peralatan yang mereka butuhkan, termasuk perangkat pelacak temporal untuk mendeteksi anomali di sekitar Gerbang Delta.
"Kita harus bergerak cepat," kata Shou. "Loop berikutnya bisa mereset semua ini."
Kazuki menatap layar sekali lagi sebelum mereka berangkat.
Di dalam pikirannya, suara Observer kembali berbisik.
> "Jika kau terus mencari, kau akan melewati batas yang tidak seharusnya dilanggar."
Tapi Kazuki sudah memutuskan.
Dia akan menembus batas itu.
---
Mereka akhirnya tiba di lokasi yang ditunjukkan oleh koordinat—sebuah ruangan tersembunyi di dalam fasilitas penelitian yang selama ini tidak pernah mereka temukan.
Dindingnya dipenuhi dengan simbol-simbol yang tidak mereka pahami, seolah ditulis oleh seseorang yang bukan berasal dari dunia ini.
Dan di tengah ruangan…
Gerbang itu ada.
Sebuah lingkaran hitam berputar perlahan di udara, permukaannya seperti cermin cair yang terus berubah bentuk. Cahaya aneh berdenyut di sekitarnya, memancarkan sensasi yang membuat bulu kuduk berdiri.
Kazuki merasakan tarikan kuat dari dalam gerbang.
> Ini bukan sekadar portal biasa. Ini adalah sesuatu yang lebih dari itu.
Shou menyalakan alat pemindai temporal. "Gerbang ini tidak stabil. Jika kita masuk… kita mungkin tidak bisa kembali."
Kazuki menatap pantulan dirinya di permukaan gerbang.
Namun, yang ia lihat bukan hanya dirinya sendiri.
Di balik refleksi, ada sesosok lain yang mirip dengannya, menatap balik dengan tatapan kosong.
Kazuki menahan napas. Siapa itu…?
---
Rin meletakkan tangan di bahunya. "Kazuki… jika kau melangkah ke dalamnya, kau mungkin akan menghilang dari dunia ini."
Kazuki menghela napas, menatap gerbang di depannya.
"Di balik gerbang ini… mungkin ada jawaban." Ia berhenti sejenak. "Atau kehampaan mutlak."
Dan tanpa ragu…
Kazuki melangkah maju.
---
To be continued