Kazuki terbangun dengan napas memburu.
Dingin.
Suhu ruangan terasa jauh lebih rendah dari biasanya, meskipun sistem pengatur suhu di laboratorium tidak mungkin berubah tanpa alasan. Ia melirik jam di meja—03:14 AM.
Waktu yang sama.
Selalu waktu yang sama.
Dia mengusap wajahnya, berusaha menyingkirkan sisa mimpi yang masih menghantuinya. Mimpi itu datang lagi—suara samar yang berbicara langsung ke dalam pikirannya.
Suara yang menyebut dirinya "Observer."
Di dalam mimpi, Kazuki selalu berdiri di tengah ruang kosong tanpa dinding, tanpa langit, tanpa batas. Di hadapannya, ada sesosok bayangan yang tidak memiliki bentuk pasti. Hanya siluet gelap dengan cahaya redup berdenyut di dalamnya—seperti jantung yang berdetak.
> "Loop Nol hanyalah awal."
Kazuki mencoba berbicara, tetapi suaranya tersedot oleh kehampaan.
> "Aku adalah Observer. Aku mengamati, tetapi aku tidak ikut campur… belum."
Kazuki merasakan tekanan tak kasatmata di sekelilingnya, seperti ada sesuatu yang meneliti setiap inci keberadaannya.
> "Jika kau terus mencari, kau akan melewati batas yang tidak seharusnya dilanggar."
Kazuki menguatkan dirinya. Siapa kau sebenarnya? Apa kau yang menciptakan loop ini?
Observer tidak menjawab.
Namun, sebelum mimpi berakhir, Kazuki mendengar sesuatu yang lain—suara-suara lain yang berbisik dalam bahasa yang tidak ia mengerti.
"Kazuki!"
Suara Rin membawanya kembali ke dunia nyata.
Kazuki mendongak. Ia masih di laboratorium, duduk di kursi dengan kepala tertunduk di atas meja. Rin berdiri di dekat pintu, ekspresinya penuh kecemasan.
"Apa kau tidur lagi?"
Kazuki menghela napas dan mengusap matanya. "Bukan tidur biasa… aku mengalami mimpi itu lagi."
Rin terdiam sejenak sebelum bertanya, "Observer?"
Kazuki mengangguk. "Dia bilang Loop Nol bukan akhir, hanya eksperimen pertama dari sesuatu yang lebih besar."
Ekspresi Rin berubah serius. "Kazuki, kau harus berhenti."
Kazuki mengerutkan kening. "Apa maksudmu?"
"Aku tidak tahu siapa atau apa Observer itu, tapi jika mereka bisa berbicara langsung ke dalam kepalamu, itu berarti mereka lebih dari sekadar pengamat." Rin menatapnya tajam. "Jika kau terus menggali, kau mungkin akan menarik perhatian mereka."
Kazuki merasakan sesuatu yang dingin menjalar di punggungnya. "Jadi menurutmu aku seharusnya berhenti mencari kebenaran?"
"Menurutku…" Rin menghela napas, memilih kata-katanya dengan hati-hati. "Ada batasan yang seharusnya tidak kita langgar. Jika mereka hanya mengamati, kita masih aman. Tapi apa yang terjadi jika kita melampaui batas mereka?"
Kazuki tidak bisa menjawab.
Hari itu, Kazuki mencoba mencari bukti nyata tentang Observer. Jika entitas itu ada, maka pasti ada jejaknya di dalam loop ini.
Ia kembali ke arsip sistem laboratorium, mencari setiap file yang mungkin berhubungan dengan "Observer" atau sesuatu yang serupa. Namun, meskipun ia sudah menelusuri semua dokumen rahasia, ia tidak menemukan apa pun.
Namun, ada satu hal yang aneh.
Setiap kali ia mencari dengan kata kunci tertentu, layar terminal berkedip sesaat, lalu kembali normal. Seperti ada sesuatu yang menghapus informasi sebelum ia bisa melihatnya.
Kazuki mencoba lagi.
Loop Zero.
Layar berkedip.
ΔT_777.
Layar berkedip lagi.
Kazuki menahan napas, lalu mengetik kata terakhir.
Observer.
Untuk sesaat, layar menampilkan pesan yang belum pernah ia lihat sebelumnya.
> ACCESS DENIED
[ERROR 13: UNAUTHORIZED REQUEST]
Namun, sebelum pesan itu menghilang, satu baris teks muncul di bagian bawah layar.
"Kami melihatmu."
Kazuki terdorong mundur, jantungnya berdetak kencang.
Apakah… itu peringatan?
---
Kazuki menatap layar yang kini kembali kosong.
Ia mengingat kata-kata Observer dalam mimpinya.
> "Jika kau terus mencari, kau akan melewati batas yang tidak seharusnya dilanggar."
Kazuki mengepalkan tangannya.
Mereka bukan hanya mengamati.
Mereka tahu dia mencoba menembus batas.
Dan sekarang…
Mereka mengamatinya.
---
To be continued