Kazuki berdiri di depan Gerbang Delta.
Cahaya dari gerbang itu tidak statis, berdenyut seperti jantung kosmik yang tak kasat mata. Udara di sekitarnya bergetar, seolah realitas itu sendiri tidak stabil. Shou dan Rin berdiri beberapa langkah di belakangnya, ekspresi mereka dipenuhi kekhawatiran.
"Jika kau masuk ke sana, kau mungkin tidak akan kembali," kata Rin pelan.
Kazuki menoleh sebentar, memberikan senyum kecil yang penuh dengan kelelahan. "Jika aku tidak masuk… aku tidak akan pernah tahu kebenarannya."
Shou menghela napas berat. "Sial. Aku benci ini."
Namun, ia tidak menghentikan Kazuki. Tidak ada yang bisa menghentikannya sekarang.
Kazuki menarik napas dalam-dalam, lalu melangkah maju.
Dan saat tubuhnya melewati gerbang—
Dunia runtuh.
---
Kazuki merasakan tarikan kuat seolah seluruh tubuhnya sedang diremukkan oleh gaya gravitasi yang tak terlihat. Tidak ada cahaya, tidak ada bayangan—hanya kehampaan absolut yang mengelilinginya.
Kemudian, suara terdengar.
> "Loop ini hanya awal dari sesuatu yang lebih besar. Kau sudah melangkah terlalu jauh."
Suara itu bukan sekadar suara biasa. Itu lebih seperti gema dari sesuatu yang berada di luar batas waktu dan ruang.
Kazuki mencoba merespon, tetapi ia tidak bisa berbicara. Mulutnya terbuka, tetapi suaranya tidak keluar.
> Aku masih hidup… kan?
Saat pikirannya mulai terbiasa dengan kegelapan, sesuatu mulai terbentuk di sekitarnya.
Garis-garis tipis cahaya mengalir seperti untaian kode, membentuk ruang abstrak yang tampak seperti koridor panjang yang tak berujung. Setiap langkah yang ia ambil bergema, meskipun ia tidak berjalan di atas permukaan yang nyata.
Kazuki melihat ke samping—bayangannya ada di sana. Tapi kali ini, bayangannya tersenyum.
Senyuman yang bukan miliknya.
Ia menahan napas.
> Apa yang sebenarnya sedang terjadi?
---
Di kejauhan, Kazuki melihat siluet seseorang.
Ia tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas, tetapi ada sesuatu yang mengganggu… gerakan orang itu terasa terlalu mirip dengannya.
Kazuki melangkah mendekat.
Dan saat ia semakin dekat—
Sosok itu menoleh.
Dan Kazuki melihat dirinya sendiri.
Tidak hanya mirip—itu adalah dirinya sendiri.
Namun, ada sesuatu yang salah. Matanya tampak lebih kosong, tubuhnya sedikit lebih kurus, dan di pergelangan tangannya ada simbol aneh yang tidak ia miliki.
Sosok itu berbicara dengan suaranya sendiri.
> "Kau akhirnya sampai di sini."
Kazuki membeku.
> "Apa maksudmu?"
Sosok itu mengangkat satu alis, seolah tidak terkejut dengan reaksi Kazuki.
> "Kau pikir hanya ada satu dirimu yang mencoba keluar?"
Dunia di sekitar mereka mulai bergetar.
Kazuki merasakan ketakutan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
> Jika aku melangkah lebih dalam… apakah aku masih akan menjadi Kazuki Amamiya?
---
Kazuki menatap 'dirinya' yang lain dengan mata penuh kebingungan.
Jika ia bukan satu-satunya…
> Apakah aku yang asli?
Dan sebelum ia bisa mendapatkan jawaban—
Realitas kembali hancur.
---
To be continued