Bayangan yang Tertinggal

Melangkah ke Dunia yang Tidak Dikenal

Cahaya dari pintu itu menyilaukan, menusuk ke dalam kesadarannya seperti ribuan serpihan kaca. Kazuki mengerang, berusaha menjaga keseimbangan saat seluruh tubuhnya terasa ditarik ke dalam pusaran kosong.

Namun, sebelum ia benar-benar melewati pintu, sesuatu menarik perhatiannya.

Bayangan lain berdiri di ujung matanya.

Kazuki membeku.

Di tengah cahaya putih yang membanjiri ruang itu, ada dirinya yang lain.

Seorang Kazuki—berdiri di dalam kegelapan dimensi yang akan ia tinggalkan.

Namun, sosok itu tidak bergerak. Hanya berdiri di sana, menatapnya dengan ekspresi kosong. Seolah-olah… ia bukan seseorang, melainkan sesuatu yang tertinggal.

Kazuki ingin berbicara, tetapi tidak ada suara yang keluar dari mulutnya.

Dan dalam sekejap, bayangan itu menghilang.

> Apa itu…?

Kazuki tidak punya waktu untuk berpikir lebih jauh. Cahaya dari pintu semakin kuat, menyelimuti segalanya dalam kegelapan dan suara-suara samar.

Lalu—

Segalanya berubah.

---

Ketika kesadarannya kembali, Kazuki merasakan dingin menusuk kulitnya.

Ia berdiri di sebuah koridor panjang yang gelap. Cahaya temaram dari lampu rusak berkedip-kedip di langit-langit, melemparkan bayangan panjang ke dinding berkarat.

Fasilitas Omega Shift.

Namun, kali ini berbeda.

Tidak ada lagi suara gaung dari dunia yang retak. Tidak ada lagi keanehan dalam aliran waktu.

Kazuki mengangkat tangan dan menyentuh kepalanya. Masih terasa pusing, tetapi… ia bisa berpikir dengan jernih.

> Aku berhasil keluar… kan?

Ia mulai melangkah perlahan, mencoba memahami di mana ia berada sekarang.

Namun, saat ia bergerak, sesuatu di lantai menarik perhatiannya.

Sebuah kalung perak.

Kazuki berjongkok dan mengambilnya. Logam dingin itu terasa familiar di tangannya, tetapi ia tidak bisa mengingat milik siapa itu.

> Kenapa aku merasa… ini penting?

Ia membaliknya.

Di bagian belakang liontin, terukir inisial kecil: "A.A."

Sesuatu di dalam dirinya terasa kosong. Seolah-olah ada seseorang yang seharusnya ada di sini bersamanya, tetapi ia tidak bisa mengingat siapa.

Seseorang yang… telah ia lupakan.

Kazuki menggenggam kalung itu lebih erat.

> Apa yang telah aku tinggalkan di balik pintu itu?

---

Kazuki melanjutkan langkahnya, melewati lorong-lorong kosong fasilitas Omega Shift.

Mesin-mesin lama masih berdiri diam, komputer-komputer berdebu menunjukkan layar hitam yang telah mati sejak lama.

Namun, di salah satu dinding…

Kazuki berhenti.

Jantungnya berdegup lebih kencang saat ia melihat sesuatu yang tidak seharusnya ada.

Sebuah coretan baru.

Tulisan yang tidak ada sebelumnya.

> "Aku masih di sini."

Kazuki menahan napas.

Seseorang… atau sesuatu… telah meninggalkan pesan ini.

Dan entah mengapa, ia tahu bahwa kata-kata itu bukan hanya ditujukan kepadanya.

Ada sesuatu yang masih tersisa di dimensi itu.

Sebuah bayangan yang tidak bisa pergi.

Sebuah jejak yang menolak untuk dihapus.

Kazuki melangkah mundur, sensasi tidak nyaman menjalar di punggungnya.

> Jika aku berhasil keluar… lalu siapa yang tertinggal di belakang?

---

To be continued