Pantulan di Balik Cermin

Kilasan yang Tidak Seharusnya Ada

Kazuki menatap cermin di kamarnya.

Refleksinya seharusnya mengikuti setiap gerakannya, tetapi ada sesuatu yang tidak benar.

Ia mengangkat tangan kirinya. Bayangan di dalam cermin melakukan hal yang sama.

Namun… terlambat sepersekian detik.

Sebuah kilasan melintas di benaknya—bayangan buram dari dunia yang terasa asing, tetapi juga familiar. Dimensi yang telah ia tinggalkan.

Kazuki menyipitkan mata, mencoba menangkap detail aneh dalam refleksinya.

Lalu ia melihatnya.

Tatapan itu.

Meskipun wajah di cermin itu adalah miliknya, matanya terasa berbeda.

Tatapan itu lebih dalam, lebih gelap—seolah-olah seseorang yang telah mengalami sesuatu yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Kazuki merasa dadanya sesak. Ia mundur selangkah.

Refleksinya tetap diam.

Detik berikutnya, cahaya di kamarnya berkedip, dan…

Pantulan itu tersenyum.

---

Kazuki terduduk di tempat tidur, menarik napas dalam-dalam.

Ia menutup matanya sejenak, mencoba menenangkan pikirannya.

Namun, saat ia membuka mata kembali, kilasan itu datang.

> Suatu tempat yang dipenuhi kabut…

Sebuah lorong panjang dengan cermin di kedua sisinya…

Suara langkah kaki yang bukan miliknya…

Kazuki tersentak kembali ke dunia nyata. Keringat dingin mengalir di pelipisnya.

Apa yang terjadi padanya?

Apakah ini efek samping dari Omega Shift?

Atau… ada sesuatu yang kembali bersamanya dari dimensi itu?

---

Kazuki tahu ia tidak bisa mengabaikan ini.

Ia harus kembali ke Omega Shift.

Malam itu, ia menyelinap ke dalam fasilitas yang telah lama ditinggalkan. Udara di dalamnya dingin, berbau logam dan debu.

Lorong-lorong gelap menyambutnya, membawa kembali potongan ingatan yang masih kabur di kepalanya.

Kazuki berjalan melewati ruang arsip, melewati laboratorium yang sudah tak terpakai, hingga ia tiba di tempat yang ia cari:

Ruang penyimpanan Omega Shift.

Di dalamnya, hanya ada satu objek yang menarik perhatiannya.

Sebuah cermin besar.

Cermin itu tertutup debu, tetapi saat Kazuki mendekat, ia melihat sesuatu yang membuatnya menahan napas.

Di balik lapisan kaca, ada sesuatu yang tergores di permukaannya.

Ia menyapu debu dengan tangannya. Tulisan itu menjadi lebih jelas.

> "Yang pertama akan kembali."

Kazuki merasakan jantungnya berdegup kencang.

Yang pertama?

Sebelum ia sempat berpikir lebih jauh, sesuatu di cermin bergerak.

Kazuki membeku.

Refleksinya… tersenyum lagi.

Namun kali ini, pantulan itu melangkah maju.

Dan Kazuki sadar bahwa ia tidak sedang menatap bayangannya sendiri.

Ada seseorang di balik cermin itu.

Seseorang yang mirip dengannya.

Tetapi bukan dirinya.

Kazuki menelan ludah.

> "Jika aku kembali… lalu siapa yang menatapku di balik cermin?"

---

To be continued