Udara di dalam ruangan tiba-tiba berubah. Seperti ada sesuatu yang bergeser di dalam realitas, sesuatu yang tak bisa Kazuki jelaskan.
Rin berdiri di depannya, tetapi ada yang aneh. Sekejap lalu, ia masih berbicara… lalu dalam sekejap mata, ia menghilang.
Kazuki membelalakkan mata. "Rin?"
Hening.
Lalu—
Sebuah kilatan.
Dan Rin muncul kembali, masih berdiri di tempat yang sama, tetapi ekspresinya berbeda.
Kazuki merasakan hawa dingin menjalari tulang punggungnya. "Kau… kau baik-baik saja?"
Rin mengerjapkan matanya, seolah baru saja bangun dari mimpi yang aneh. Tatapannya berkabut, lalu berangsur-angsur berubah menjadi kebingungan. "Kazuki… sejak kapan kita ada di sini?"
Kazuki merasakan jantungnya mencelos. "Kau baru saja berbicara denganku."
Rin menggeleng pelan, matanya masih terlihat kosong. "Aku… aku ingat sesuatu. Tapi itu bukan milikku."
Kazuki mengepalkan tangannya. Ini bukan pertama kalinya ada anomali seperti ini, tetapi kali ini terasa berbeda. Lebih intens. Lebih nyata.
Ia menatap Rin dalam-dalam. "Apa yang kau lihat?"
Rin terdiam sesaat, sebelum akhirnya berbisik, suaranya hampir tidak terdengar.
"Aku melihat diriku sendiri… tapi bukan aku."
---
Mereka duduk di depan monitor tua di ruang arsip digital. Cahaya dari layar menyinari wajah mereka, memperlihatkan ekspresi penuh kewaspadaan.
"Kau yakin ini bagian dari Omega Shift?" Kazuki bertanya, matanya tertuju pada folder terenkripsi yang baru saja mereka temukan.
"Ya." Rin mengangguk, tangannya gemetar saat mengetik serangkaian perintah di keyboard. "Ini bukan data biasa. Ini… sesuatu yang seharusnya sudah terhapus."
Kazuki mengamati kode yang mulai muncul di layar. Barisan teks samar terurai perlahan, memunculkan fragmen video dan catatan penelitian yang tertinggal.
> OMEGA SHIFT - VERSION 1.0
STATUS: GAGAL
SUBJEK UJI: TERHAPUS
Kazuki mengerutkan kening. "Versi pertama…?"
Rin menggigit bibirnya. "Mereka sudah mencoba ini sebelumnya. Dan itu berarti…"
Kazuki melanjutkan kata-katanya dengan nada berat. "…bukan kita yang pertama terjebak di dalamnya."
Mereka saling bertukar pandang, menyadari bahwa apa yang mereka alami bukanlah percobaan baru. Ini adalah pengulangan dari sesuatu yang sudah pernah terjadi.
Kazuki menarik napas dalam-dalam dan menggeser layar ke bawah. Di antara fragmen data yang tidak lengkap, ia menemukan sesuatu yang membuat dadanya berdebar lebih cepat.
Kode biner.
Tampak seperti pesan yang disembunyikan di dalam arsip. Kazuki dengan cepat menerjemahkannya, dan hasilnya membuat tenggorokannya mengering.
"Paradoks bukan akhir, tetapi awal."
Kazuki menatap Rin, yang juga melihat tulisan itu dengan mata membelalak.
Rin menggigit bibirnya, suaranya bergetar saat ia berkata:
"Apa yang kita mulai… belum berakhir."
---
To be continued