Pusaran Tanpa Akhir
Dunia di sekitar Kazuki dan Rin terdistorsi.
Mereka berdiri di tengah kehampaan yang dipenuhi bayangan waktu yang berputar liar—fragmen realitas yang tercerai-berai seperti pecahan kaca. Cahaya tak dikenal berdenyut di kejauhan, bergetar dalam pola yang tidak dapat diinterpretasikan oleh mata manusia.
Ini adalah inti Omega Shift.
Wujud murni dari kekacauan temporal.
Rin memegang kepalanya, napasnya memburu. "Ini… terlalu banyak…"
Kazuki menggenggam tangannya lebih erat. Sensasi dingin menyelimuti kulitnya, seolah-olah mereka tidak lagi berada di dalam tubuh fisik.
Di sekeliling mereka, bayangan samar mulai terbentuk.
Siluet-siluet kabur yang tampak seperti manusia, tetapi tanpa identitas yang jelas.
Suara-suara berbisik di telinga mereka—seperti gema dari ribuan kehidupan yang pernah tersentuh oleh Omega Shift.
> "Waktu tidak memiliki arah di sini…"
"Kau telah melihat ini sebelumnya, bukan?"
"Jangan cari akhir yang tidak pernah ada."
Kazuki mengepalkan tinjunya. "Apa ini? Ingatan dari mereka yang terjebak di sini?"
Rin menatap salah satu bayangan yang bergerak mendekatinya. Untuk sesaat, wajahnya berubah—menyerupai seseorang yang pernah mereka kenal.
Kazuki menahan napas.
Itu… dirinya sendiri.
Versi lain dari dirinya.
Lebih tua, lebih lelah… dan dengan mata yang dipenuhi keputusasaan.
Kazuki merasakan dadanya mencengkam kuat. "Tidak mungkin…"
Bayangan itu membuka mulutnya, tetapi suara yang keluar bukan sekadar kata-kata.
Itu adalah gema dari masa depan.
Kebenaran yang Tersembunyi
> "Kau pikir ini pertama kalinya?"
Kazuki dan Rin membeku.
> "Kita semua telah melalui ini berulang kali. Kita telah mencoba mencari jawabannya… namun setiap kali, kita kembali ke titik yang sama."
Bayangan itu merentangkan tangannya, dan ruang di sekitar mereka bergolak.
Kilasan realitas mulai muncul dalam pecahan waktu—momen-momen dari masa lalu yang mereka ingat dengan jelas.
Kazuki melihat dirinya sendiri duduk di laboratorium. Menatap layar komputer dengan ekspresi putus asa. Mencatat sesuatu di buku harian.
> "Omega Shift bukanlah awal."
"Bukan pula akhir."
"Ini hanyalah siklus yang terus berulang."
Kazuki mulai merasakan kepalanya sakit. "Tidak… itu tidak mungkin…"
Tetapi Rin tampak lebih pucat daripada sebelumnya.
Ia berdiri diam, menatap sesuatu di tengah pusaran.
Sebuah siluet lain…
Seseorang yang berdiri di balik Omega Shift sejak awal.
Kazuki mengikuti arah pandang Rin dan matanya melebar.
> "Seseorang di masa depan…"
"… telah memulai semua ini."
Siluet itu berdiri tegak, meskipun wajahnya masih tersembunyi di balik distorsi temporal. Tetapi ada sesuatu yang Kazuki sadari—sesuatu yang membuatnya merasakan ketakutan yang belum pernah ia alami sebelumnya.
Siluet itu mengenakan kalung yang sama seperti miliknya.
Siklus yang Tak Berujung
Kazuki merasakan dunia di sekitarnya mulai runtuh.
Kepingan realitas beterbangan, bergema dengan suara-suara yang tak bisa ia hentikan.
> "Tidak ada jalan keluar."
"Omega Shift selalu berakhir dengan hal yang sama."
"Kau hanya bagian dari rantai yang lebih besar."
Rin menggigit bibirnya. "Kazuki…"
Kazuki mencoba berkata sesuatu, tetapi sebelum ia bisa mengeluarkan suara—
Suara lain berbisik lembut dari kehampaan.
Suara yang seolah telah menunggu mereka sejak awal.
> "Kita semua hanyalah gema dari masa depan yang terlupakan."
Kazuki dan Rin terhempas ke dalam kegelapan.
Dan di kejauhan… sebuah pintu bercahaya mulai muncul.
To be continued.