Jejak yang Terhapus

Kazuki Amamiya.

Nama itu terus bergema di kepala Rin.

Ia tidak bisa mengabaikannya. Tidak peduli seberapa banyak dunia ini mencoba menghapusnya, hatinya tahu bahwa Kazuki pernah ada. Bahwa ia nyata. Bahwa mereka pernah bertarung bersama melawan Omega Shift.

Namun sekarang, tidak ada satu pun jejak dirinya yang tersisa.

Tidak ada catatan.

Tidak ada ingatan.

Tidak ada saksi.

Hanya dirinya sendiri—satu-satunya orang yang masih mengingat bahwa Kazuki Amamiya pernah ada di dunia ini.

Dan itu berarti… ia harus menjadi orang yang menemukannya.

Lab Omega Shift yang Terabaikan

Hujan turun tipis saat Rin berjalan melewati lorong gelap menuju laboratorium yang telah lama ditinggalkan.

Laboratorium Omega Shift.

Tempat yang seharusnya telah dihancurkan setelah peristiwa besar terakhir. Tempat di mana semua ini dimulai… dan mungkin tempat yang bisa memberinya jawaban.

Pintu masuknya tertutup debu, menunjukkan bahwa tidak ada yang menginjakkan kaki di sini selama bertahun-tahun. Tapi Rin tahu lebih baik—waktu di dunia ini tidak selalu bergerak dalam garis lurus.

Ia mengangkat tangan, meraba panel pintu yang dingin.

Beep.

Keajaiban kecil terjadi. Kunci elektronik yang seharusnya sudah mati masih berfungsi, dan pintu perlahan terbuka dengan suara berderit.

Saat ia melangkah masuk, hawa dingin langsung menyambutnya.

Rin menarik napas dalam. Bau besi, kabel terbakar, dan sesuatu yang… asing masih menggantung di udara.

Laboratorium itu tampak sama seperti terakhir kali ia melihatnya—rak-rak peralatan yang berserakan, monitor yang retak, dan papan tulis yang penuh dengan persamaan yang dulu mereka susun bersama Kazuki.

Namun ada satu hal yang membuatnya merinding.

Tidak ada nama Kazuki di mana pun.

Di catatan eksperimen, di layar komputer, di papan tulis—setiap jejaknya telah dihapus. Seolah-olah seseorang atau sesuatu menghapusnya dengan sengaja.

Seolah-olah Kazuki tidak pernah ada.

Jam Tangan yang Retak

Rin melangkah lebih jauh, melewati meja-meja penuh peralatan hingga ia tiba di sudut ruangan.

Di sana, di lantai yang berdebu, sesuatu menarik perhatiannya.

Sebuah jam tangan.

Retak dan berdebu, tetapi Rin mengenalinya dalam sekejap.

Jam tangan milik Kazuki.

Tangannya gemetar saat ia mengambilnya.

Jam itu tidak bergerak lagi. Layarnya retak, tali kulitnya sudah usang. Tapi ada sesuatu yang aneh—ukiran kecil di bagian belakang yang seharusnya tidak ada sebelumnya.

Angka samar yang hampir terhapus waktu:

"042: Beginning of the End."

Rin menatapnya lama.

Kazuki pernah mengatakan bahwa angka 042 memiliki arti dalam eksperimen mereka. Tapi sekarang… seolah angka itu memberinya petunjuk yang lebih besar.

"042…" Rin menggumam, merasakan sesuatu yang asing menggigit tengkuknya.

Ia belum tahu apa artinya, tapi ia tahu satu hal.

Kazuki meninggalkan ini untuknya.

Refleksi yang Bukan Dirinya

Tiba-tiba, sesuatu bergerak di sudut matanya.

Rin menoleh ke cermin yang ada di dinding.

Untuk sesaat, ia melihat dirinya sendiri—wajah yang sama, rambut panjang yang jatuh di bahunya, mata yang mencerminkan keputusasaan.

Lalu, bayangan itu berubah.

Matanya melebar.

Refleksi di cermin bukan dirinya.

Sosok itu memiliki mata perak yang bersinar, menatapnya dengan ekspresi dingin. Tidak berbicara, tidak bergerak.

Hanya… mengawasinya.

Rin mundur selangkah, jantungnya berdebar kencang.

Kemudian, suara berbisik terdengar di kehampaan.

Suara yang tidak berasal dari dirinya.

> "Kunci terakhir belum digunakan…"

Cermin itu bergetar, dan bayangan itu menghilang.

Rin mengerjap, terengah-engah.

Ia menatap jam tangan Kazuki yang masih digenggam erat di tangannya.

Sekarang ia tahu satu hal dengan pasti.

Kazuki tidak hanya menghilang.

Seseorang telah menghapusnya dari dunia ini.

Dan ia harus menemukan siapa yang melakukannya—sebelum ia juga menghilang.

To be continued.