Jejak Kazuki

Kazuki pernah ada.

Rin yakin akan hal itu.

Namun, di dunia ini, tidak ada yang mengingatnya. Tidak ada bukti bahwa Kazuki Amamiya pernah hidup.

Tetapi dia tidak akan menyerah.

Rin mengepalkan tangannya saat menelusuri koridor sunyi laboratorium Omega Shift. Cahaya redup dari lampu darurat membuat bayangannya tampak lebih panjang di dinding. Semua ruangan di sini telah kosong sejak proyek ini ditinggalkan—tetapi ia tahu ada sesuatu yang tersisa.

Sebuah jejak yang tidak bisa dihapus begitu saja.

Butuh waktu berjam-jam sebelum ia menemukannya.

Di sudut laboratorium, di balik rak buku yang berdebu, ada celah kecil di dinding. Rin menyentuhnya dengan hati-hati, dan tiba-tiba, mekanisme di dalamnya bergerak.

Rak itu bergeser perlahan, memperlihatkan sebuah ruangan tersembunyi.

Jantung Rin berdegup kencang saat ia melangkah masuk.

Ruangan itu gelap dan sempit, hanya diterangi oleh lampu kecil di meja. Berkas-berkas lama berserakan di sana, bersama dengan papan tulis yang penuh dengan diagram aneh.

Namun, yang paling menarik perhatiannya adalah sebuah buku catatan yang diletakkan di tengah meja.

Sampulnya sudah usang, tetapi ketika Rin membuka halaman pertama, jari-jarinya bergetar.

Tulisan tangan itu—

Ini tulisan Kazuki.

Rin membaca dengan saksama, menelusuri setiap baris dengan penuh perhatian.

> Rin… jika kau menemukan ini, maka aku sudah tidak ada lagi di dunia ini.

Tapi itu tidak berarti aku benar-benar hilang.

Omega Shift masih berjalan. Siklus ini masih berulang. Dan hanya ada satu cara untuk menghentikannya.

Kau harus mencari Gerbang Keempat.

Rin menggigit bibirnya. Gerbang Keempat?

Kazuki tidak pernah menyebutkan hal itu sebelumnya.

Ia membalik halaman berikutnya, berharap menemukan lebih banyak petunjuk.

> Gerbang Keempat bukanlah tempat fisik. Itu bukan sesuatu yang bisa kau sentuh atau lihat.

Itu ada di dalam pikiranmu sendiri.

Rin menahan napas.

Di dalam pikiranku sendiri?

Bagaimana mungkin? Apa yang Kazuki maksud dengan itu?

Tetapi sebelum ia bisa berpikir lebih jauh, ia melihat sesuatu di bagian akhir catatan itu—sebuah kalimat yang ditulis dengan tinta samar, nyaris tak terlihat.

> Mereka yang mengingat adalah mereka yang bertahan.

Rin menutup catatan itu perlahan.

Kazuki… tahu lebih banyak dari yang ia katakan.

Dan sekarang, ia telah meninggalkan satu-satunya petunjuk yang bisa membawanya kembali.

Rin mengeratkan genggamannya pada buku catatan itu, lalu menarik napas dalam-dalam.

Jika Gerbang Keempat ada di dalam pikirannya sendiri… maka ia akan menemukannya.

Tak peduli seberapa besar risikonya.

Tak peduli apa yang harus ia hadapi.

Dengan suara lirih namun penuh tekad, Rin berbisik:

"Aku akan membuka Gerbang Keempat… dan membawamu kembali."

To be continued.