The Final Paradox

Kazuki berdiri di tengah kehampaan.

The Null Point yang tadi berputar dengan energi tak terbendung kini mulai mereda. Struktur realitas yang nyaris runtuh perlahan pulih, tetapi di atas mereka—di langit kosong yang membentang tak berbatas—sebuah retakan masih terlihat.

Retakan itu tidak seharusnya ada.

Rin berdiri di sampingnya, napasnya memburu. Ia masih merasakan efek dari kehampaan yang hampir menyedotnya, tetapi tatapannya tetap tertuju pada Kazuki.

"Apa yang baru saja kita lakukan?" suaranya nyaris berbisik.

Kazuki menggeleng. Ia tidak tahu.

Omega Shift sudah dihentikan.

Loop waktu yang mengikat mereka telah terputus.

Tapi ada sesuatu yang tidak beres.

Kazuki menunduk, melihat tangannya. Energi aneh masih menyelimuti dirinya—jejak dari The Null Point yang kini menjadi bagian darinya.

Ia telah menggunakan kekuatannya untuk menstabilkan realitas, tetapi entah mengapa, ia bisa merasakan sesuatu berubah secara fundamental.

Rin juga tampaknya menyadarinya.

Ia mengangkat tangannya, menatap jari-jarinya yang bergetar.

"Kazuki…" Rin berbisik.

"Kenapa rasanya… dunia ini tidak sama lagi?"

Kazuki mengepalkan tinjunya.

Itu adalah pertanyaan yang tidak bisa ia jawab.

Tetapi ia tahu sesuatu—

Harga untuk memulihkan keseimbangan… bukanlah sesuatu yang bisa mereka pahami sepenuhnya.

Mereka kembali ke realitas yang seharusnya mereka kenal.

Bangunan, jalanan, angin yang berhembus—semuanya tampak sama. Tetapi ada perasaan yang berbeda, seolah-olah dunia ini bukanlah dunia yang sama yang pernah mereka tinggali.

Rin menatap sekitar dengan kebingungan.

"Apakah kita benar-benar… kembali?"

Kazuki tidak menjawab.

Matanya terpaku pada sesuatu yang lebih besar.

Retakan di langit.

Meski samar, meski perlahan-lahan memudar, ia bisa merasakannya.

Sesuatu masih belum selesai.

Saat itu, sebuah suara bergema di kepalanya.

Bukan suara The Architect.

Bukan suara Omega Shift.

Tetapi sesuatu yang lebih dalam. Sesuatu yang seharusnya tidak ada.

"Paradoks terakhir belum terpecahkan… karena ada sesuatu yang tidak seharusnya ada."

Kazuki merasakan tubuhnya membeku.

Suara itu… bukan hanya berbicara padanya.

Suara itu mengetahuinya.

Mengetahui eksistensinya.

Dan itu berarti—

Mereka baru saja membuka sesuatu yang tidak bisa mereka tutup kembali.

Apa yang Seharusnya Tetap Tersegel

Rin menatapnya dengan cemas.

"Kazuki? Ada apa?"

Kazuki mengangkat kepalanya perlahan.

Ia menatap retakan yang mulai menyatu kembali, tetapi kini ia mengerti sesuatu.

Mereka memang telah menghentikan Omega Shift.

Mereka telah melawan sistem dan keluar dari loop.

Tetapi mereka telah meninggalkan sesuatu di dalamnya.

Atau lebih buruk lagi—

Mereka telah membebaskan sesuatu.

Kazuki menarik napas panjang, matanya dipenuhi ketidakpastian.

Dalam keheningan, ia berbisik pelan:

"Apa yang telah kita buka… mungkin seharusnya tetap tersegel."

(To be continued.)