Kazuki berdiri di tengah kegelapan.
Udara di sekelilingnya terasa hampa, nyaris tidak ada suara selain detak jantungnya sendiri. Ia melangkah maju, dan tiba-tiba, dunia di sekitarnya berubah.
Koridor panjang terbentang di depannya.
Dindingnya seperti cermin, tetapi bayangan yang terpantul tidak mengikuti gerakannya. Seolah-olah ada sesuatu di sisi lain, mengamati.
Jauh di ujung koridor, berdiri seseorang.
Sosok itu membelakanginya—diam, tak bergerak, tetapi terasa sangat familiar.
Kazuki mencoba berbicara, tetapi suaranya tidak keluar. Ia melangkah maju, namun setiap langkah terasa seperti menempuh jarak yang semakin panjang.
Koridor ini...
Apakah ini benar-benar nyata? Ataukah ini hanya bagian dari sesuatu yang lebih besar?
Lalu, suara lirih berbisik di telinganya.
> "Aku menciptakan pintu ini… untuk menebus kesalahanku."
Kazuki terhenti.
Suaranya terasa begitu dekat, tetapi sosok itu tetap tidak bergerak.
Siapa pun dia… dia menunggu.
Serpihan yang Tidak Seharusnya Ada
Tiba-tiba, koridor itu mulai retak.
Seperti cermin yang pecah, retakan menyebar dari ujung ke ujung, menghancurkan ilusi ruang dan waktu.
Kazuki merasakan sesuatu di tangannya.
Ia menunduk dan menemukan serpihan logam kecil berwarna perak. Cahaya redup dari koridor yang runtuh membuatnya dapat membaca tulisan samar di permukaannya:
> "Σ-00: Aku adalah awal dan akhir dari pengawasan ini."
—S.R.
Matanya membelalak.
"Σ-00...? Observer terakhir?"
Sebelum ia sempat memahami maknanya lebih jauh, segalanya mulai menghilang—koridor, sosok di ujung sana, dan bahkan serpihan logam di tangannya.
Dunianya berubah menjadi kehampaan.
Kazuki tersentak bangun.
Napasnya memburu, keringat dingin membasahi dahinya.
Ia melihat sekeliling. Ia berada di laboratorium, duduk di salah satu kursi di dekat meja kontrol. Rin berdiri di dekatnya, menatapnya dengan ekspresi khawatir.
"Kau baik-baik saja?" tanya Rin, suaranya lembut tetapi penuh kecemasan.
Kazuki tidak langsung menjawab. Ia menatap tangannya—mencoba meyakinkan dirinya bahwa semuanya hanyalah mimpi.
Namun, ketika ia membuka telapak tangannya...
Di sana.
Serpihan logam kecil dengan ukiran Σ-00.
Darahnya berdesir.
"Itu bukan hanya mimpi."
"Seseorang benar-benar menunggu di ujung waktu."
(To be continued.)