Bab 17: Menerima Kenyataan

Waktu terus berlalu, dan Ibrahim kini telah beranjak remaja. Usianya menginjak empat belas tahun, sebuah masa di mana ia mulai benar-benar memahami dunia di sekitarnya. Meski kesehariannya telah dipenuhi rutinitas, masih ada bayangan dari masa lalunya—atau mungkin masa depannya—yang terus menghantui pikirannya.

Suatu malam, ketika ia duduk di sudut halaman rumah, meresapi udara sejuk Madinah, sosok lelaki tua yang sebelumnya ia temui kembali muncul. Wajahnya masih sama, penuh kerutan dengan sorot mata yang menembus ke dalam jiwa.

"Kau masih resah, Ibrahim?" tanyanya pelan.

Ibrahim menatapnya, tak segera menjawab. Dalam hatinya, ia tahu bahwa kegelisahan itu belum sepenuhnya hilang. Dunia ini telah menjadi rumahnya, namun ada bagian dari dirinya yang tetap merasa asing.

"Aku tak tahu," jawab Ibrahim akhirnya. "Aku sudah hidup di sini bertahun-tahun, tapi kadang aku masih merasa... ada sesuatu yang hilang."

Lelaki tua itu tersenyum samar. "Mungkin karena kau masih mencari jawaban di tempat yang salah. Atau mungkin karena kau terlalu terpaku pada apa yang sudah berlalu."

Ibrahim terdiam. Kata-kata itu menusuk, tetapi juga terasa benar. Selama ini, ia selalu bertanya-tanya tentang fragmen ingatan yang muncul sesekali, tentang perasaan bahwa ini bukan kali pertamanya hidup. Namun semakin ia mencoba memahami, semakin ia merasa tersesat.

"Apa yang harus kulakukan?" bisiknya.

Lelaki tua itu tidak langsung menjawab. Ia menatap langit sejenak, sebelum akhirnya berkata, "Terimalah bahwa dirimu adalah bagian dari dunia ini. Jangan biarkan masa lalu yang samar atau masa depan yang belum pasti merenggut masa kini."

Ibrahim menarik napas dalam. Kata-kata itu sederhana, namun memiliki makna yang mendalam. Mungkin memang sudah waktunya ia berhenti mempertanyakan dan mulai benar-benar menjalani kehidupannya di sini.

Malam itu, untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, Ibrahim merasa lebih ringan. Masih ada banyak hal yang belum ia pahami, tetapi setidaknya kini ia tahu—ini adalah hidupnya, dan ia akan menjalaninya sebaik mungkin.