Suara Dalya dan Hasby memakan apel dapat terdengar dengan jelas, suara tawa senang Hasby membuat Dalya tersenyum tulus dan penuh dengan kasih sayang...
Tanpa ia sadari, Dalya mulai menganggap Hasby sebagai adik laki-lakinya sendiri...
Itu cukup aneh, karena dulu sebelum bereinkarnasi ke dunia ini, dia berada di pelukan kakak perempuannya... Namun sekarang dia yang berperan sebagai kakak perempuan yang menjaga adik laki-lakinya... Rasanya cukup aneh bagi Dalya, namun itu bukan perasaan yang tak diinginkan, dia hanya merasa aneh...
"Manis sekaliii~" Ucap Dalya sambil mengunyah apel di mulutnya
Hasby tertawa
"Kakak sudah makan enam buah apel, dan yg di tangan kakak yg ke tujuh"
"Ya mau bagaimana lagi, kakak lapar, dan ada seseorang juga yang sedang lapar dan butuh nutrisi..." Ucap Dalya sambil melihat ke perutnya...
Melihat Dalya mengarahkan matanya ke perutnya sendiri, Hasby mengerti apa yang dimaksud oleh Dalya...
Mata Hasby berseri-seri dengan rasa penasaran, dia dengan kesenangan tak tertahankan mulai bertanya...
"Wahhh!!! Apakah kakak hamil?! Kakak hamil?!!"
Dalya pun tertawa dengan canggung
"H-Haha, iya, kakak sedang hamil..."
Mata Hasby melebar dengan kesenangan...
"Woahhhhh!!! Siapa ayahnya kak? Siapa yg menghamili kakak?!"
Hasby bertanya dengan antusias yang sangat tinggi, penasaran memenuhi kepalanya...
Dalya menghela nafas
"Kakak juga tidak tau..."
Hasby terkejut, Dalya tidak tau siapa yang menghamilinya? Yang berarti ada yang sengaja menghamilinya tanpa bertanggung jawab...
"Kakak tidak tau siapa ayahnya???"
Dalya mengangguk
"Benar"
Dalya terlihat sedih ketika menjelaskan itu...
Ketika Dalya terlihat sedih, Hasby sedikit ttersentak, lalu dia memikirkan sesuatu untuk menghibur Dalya...
Meskipun dia seorang anak kecil, dia seperti tau rasa sakit apa yang dirasakan Dalya, menerima penghinaan terbesar yang akan dia ingat seumur hidupnya...
Dia seperti tau apa yang terjadi kepada Dalya, dan kejadian apa yang menimpanya, dia anak kecil, namun dia mengetahui itu semua...
Setelah berfikir, Hasby akhirnya menemukan suatu ide untuk bisa menghibur Dalya... Dia pun berdiri
Dalya pun mengalihkan pandangannya ke Hasby dan memiringkan kepalanya sedikit dengan rasa penasaran
"Tidak apa apa kak!! Aku akan menjadi kakak yang baik untuk anak kakak yang akan lahir nanti!!"
Hasby berhenti sejenak
"Dan aku akan melindungi kak Dalya sampai anak itu lahir!!"
Ucap Hasby dengan bangga sambil meletakkan kedua tangannya di pinggangnya sambil memasang wajah bangga
Melihat bagaimana cara Hasby berbicara dengan bangganya, Dalya tertawa terbahak-bahak, jelas dia terhibur dengan bagaimana cara bicara Hasby, kemudian dia berdiri dan mengacak-acak rambut Hasby sambil berkata
"Iya, kakak percaya itu kok, kakak percaya dengan kamuuuu"
Hasby menikmati bagaimana Dalya mengacak-acak rambutnya, meskipun rambutnya menjadi tidak beraturan, dia menerima sentuhan Dalya di kepalanya
"Iya donggg, kakak harus percaya kepadaku!!!" Ucap Hasby sambil cekikikan
Dalya pun tersenyum, dia merasa bersyukur karena dia bertemu dengan Hasby... Seorang anak kecil yang menyelematkan hidupnya...
"Oh iyaaa, kamu berasal dari mana? Kok kamu bisa sampe di tempat dmn kakak beristirahat?" Tanya Dalya
Hasby pun membuka matanya kembali dan melihat ke atas, ke Dalya...
"Oh! Aku seorang petualang kak! Aku memang suka berjalan-jalan"
Dalya sedikit tertawa
"Kamu seorang petualang? Apakah tidak terlalu berbahaya bagimu? Kamu tidak dilarang oleh orang tua mu?" Tanya Dalya sambil tersenyum
Mendengar kata "orang tua" Expresi Hasby berganti secara berkala, senyumannya pudar secara perlahan sembari dia mengarahkan pandangannya ke bawah, ke tanah...
Melihat perubahan yang drastis dalam ekspresi Hasby, Dalya langsung sadar kalau perkataannya telah membangkitkan trauma dalam diri Hasby
Dengan cepat, Dalya langsung memegang wajah Hasby dengan kedua tangannya dan dengan lembut membuat Hasby menatap ke-atas, ke-arahnya...
Benar saja, mata Hasby sudah dipenuhi dengan air mata, dia menangis... Melihat itu, hati Dalya berdegup kencang, hatinya terasa tersayat ketika melihat Hasby menangis...
Hasby yang dari tadi sangat senang, riang dan gembira menjadi sedih seperti ini, Dalya merasa sangat bersalah karena itu
Wajah Dalya terlihat sangat khawatir...
Tanpa basa basi, Dalya langsung menarik Hasby ke pelukannya
Hasby secara reflek langsung memeluk Dalya kembali dan menangis di pelukannya...
"M-Mama... P-Papa..." Ucap Hasby dengan nada bergetar
Mendengar itu, hati kecil Dalya menjadi semakin sakit sampai di titik dia tidak hanya merasakan sakit secara emosional, namun secara fisik di dalam hatinya
Ia merasa kalau hatinya seperti di remas dengan sangat kencang...
"Shhhh, sudah sudah... M-Maaf kakak telah membuatmu ingat sesuatu yang tidak ingin kamu ingat... Maaf..." Ucap Dalya dengan nada gemetaran...
Air mata mulai terbentuk di mata Dalya dan mulai menetes ke kepala Hasby... Hasby sendiri masih memeluk Dalya dengan erat sambil menangis...
Pelukan Hasby sangat erat seolah-olah hidupnya bergantung pada pelukan itu... Dia membutuhkan kenyamanan, dan Dalya memberikan itu dengan sempurna kepadanya...
Suara Dalya yang terdengar seperti melodi, membuat Hasby merasa semakin nyaman...
Waktu berlalu... Meskipun kegelapan dan rasa sakit menutupi mereka, segera setelah mereka memberikan kenyamanan kepada satu sama lain, kebahagiaan memeluk mereka
Setelah Hasby dan Dalya berhenti menangis, setelah saling melepaskan pelukan... Dalya pun melihat ke Hasby sambil mengelap air mata Hasby...
"Maaf ya... Kakak membuatmu mengenang kenangan yang pahit... Maaf..."
Hasby menggelengkan kepalanya
"T-Tidak apa apa kak, bukan salah kakak, aku hanya sedikit sensitif"
Mendengar itu, rasa lega, bersalah dan penyesalan memenuhi hati Dalya...
Dia menghela nafas sebelum menarik Hasby ke pelukannya lagi...
"Maaf..." Ucap Dalya...
Setelah sama sama tenang, mereka pun duduk kembali dan kembali memakan apel mereka...
Kesunyian menyelimuti mereka, namun Dalya memecahkan kesunyian itu...
"Kita akan kemana setelah ini?"
Pertanyaan itu membuat Hasby mengangkat kepalanya kembali dan tersenyum
"Terserah kakak, Hasby akan mengikuti kakak"
Dalya pun tersenyum kembali
"Baiklah, mari kita berpetualang menjelajahi dunia ini!!"
Ide berpetualang di dunia yang luas ini bersama Dalya membuat mata Hasby melebar dengan senang
Karena itu berarti, Hasby tidak akan sendiri lagi dan akan selalu ditemani oleh Dalya...
"Ya! Ayo kita berpetualang kak!!!"
Ucap Hasby dengan senang sambil berdiri...
Melihat keceriaan Hasby sudah kembali, Dalya tersenyum dengan lembut dan tulus, dia lega karena Hasby sudah kembali menjadi normal
"Ya, ayo kita jelajahi dunia ini!!"
Ucap Dalya sambil berdiri dengan membawa senjatanya... Dalya pun meletakkan pistolnya di pinggangnya untuk berjaga-jaga akan ancaman yg bisa muncul kapan saja...
"Hmmm? Kakak sudah punya energi yang cukup?" Tanya Hasby
Dalya pun mengangguk
"Sudahhh" Dalya pun tersenyum
"Baiklah!! Ayooo!!!"
Hasby pun meraih tangan Dalya dan menariknya...
Dengan senyuman lebar, Dalya membiarkan Hasby menariknya...
Sekarang Dalya tau bahwa dia akan memiliki seseorang yang akan selalu ada di sisi nya, kemanapun dia pergi, Hasby akan selalu mengikutinya, begitupun sebaliknya
Dalya juga akan mengikuti Hasby kemanapun dia akan pergi
Sepasang adik kakak yang melindungi satu sama lain adalah perasaan dan peran yang di dambakan oleh semua orang
Perasaan bahagia akan memuncak ketika mereka mencapai titik itu, kebahagiaan memeluk, kehangatan merangkul, kenyamanan menyentuh dan kebersamaan meraih... Sungguh puncak dari kabahagiaan...
Hari demi hari mereka lewati bersama, tawa selalu ada diantara mereka serta kebahagiaan selalu menyelimuti mereka, kehangatan memenuhi suasana diantara mereka sehingga mereka hampir tidak pernah merasa sedih...
Petualangan mereka menuntun mereka ke sebuah desa yang cukup besar... Karena kebaikan dari penduduk desa, mereka memberikan sebuah gubuk yang cukup besar untuk mereka tinggali
Dalya dan Hasby juga dengan senang dengan pemberian itu, mereka tinggal di gubuk itu dengan bahagia bersama sebagai adik dan kakak...
Mereka berada di puncak kebahagiaan mereka...
"Kak Dalyaaa!!!" Teriak Hasby sambil berlari ke kamar Dalya
Dalya yang sedang menulis di diary nya pun berhenti dan menutup bukunya sebelum membalikkan badannya
Dari balik tirai yang menutupi kamarnya, Hasby muncul dengan senyuman lebarnya
Melihat itu, Dalya pun memberikan senyuman yang sama lebarnya ke Hasby
"Iya dekk, ada apa?" Tanya Dalya
"Kak Dalya ga bosannnn?" Tanya balik Hasby sambil meletakkan kedua tangannya di pinggangnya
"Ehhh? Bosan? Ini mah kamu yang bosannn" Ucap Dalya sambil berdiri dan menghampiri Hasby
Kemudian Dalya mengelus-elus kepala Hasby...
"Hmmph!!" Hasby pun memalingkan wajahnya "Memang!!"
"Kakak masih menulis diary milik kakak?"
Dalya mengangguk
"Iya, tentu saja" Dalya tersenyum
Hasby hanya mengangguk dan tetap memalingkan wajahnya, dia merasa kesal karena Dalya kurang memberinya perhatian...
Melihat kekesalan Hasby, Dalya hanya tertawa sambil masih mengelus-elus kepala Hasby
"Ada yang lagi kesel nihhh"
"Hmphh! Biarin"
Mendengar itu, Dalya hanya tertawa
"Yaudah, kamu iri ya karena kakak jarang memeberimu perhatian? Kasihannnn"
Dalya lanjut tertawa
Saat Hasby masih memalingkan wajahnya, dia melirik ke perut Dalya, dan terlihat kalau perut Dalya sudah lebih besar dari terakhir kali dia memperhatikannya
Akhirnya Hasby pun berbalik ke Dalya
"Perut kak Dalya udh besarrr, bayinya semakin besar!"
Mendengar itu Dalya pun tersenyum sambil memegang perutnya dengan tangannya yg lain...
"Benar, , mau coba sentuh?"
Hasby mengangguk dengan penuh semangat
Kemudian Hasby mendekat ke Dalya... Tangannya dengan perlahan dan hati-hati menyentuh perut Dalya dan mengelus-elus perutnya dengan perlahan
"Woahhh, ini lebih besar!!"
"Iya dong, bayinya semakin besar"
"Bayinya laki-laki atau perempuan kak?"
Mendengar itu, Dalya terdiam sejenak...
"Kalau kata artefak kakak, bayinya perempuan, jadi kamu akan memiliki adik perempuan" Jelas Dalya dengan senyuman
Mata Hasby pun berseri-seri ketika mendengar itu... Dia akan memiliki adik perempuan...
"Yeyyyy!! Aku akan memiliki adik perempuan!! Aku akan melindungi adikku dengan sekuat tenaga!!!" Ucap Hasby dengan bangga...
Dalya pun tertawa
"Iya iya, kakak tau kalau kamu akan melindungi adikmu nanti"
Ucap Dalya sambil mengelus-elus kepala Hasby
Hasby pun menikmati sentuhan dari Dalya sambil cekikikan...
"Oh ya kak, namanya siapa?" Tanya Hasby...
Dalya pun tersenyum
"Namanya adalah Kirsten Enheduanna"
Mata Hasby melebar ketika mendengar nama itu... Nama yang cantik dan indah...
"Kirsten Enheduanna!! Nama yang cantikkk!! Aku akan melindungi mu Kirsten!!!"
Hasby pun merasa sangat senang, dia pun memeluk erat Dalya, dan Dalya mengembalikan pelukan itu dengan sebuah tawa...
Kirsten Enheduanna... Nama yang cantik untuk seorang perempuan yang akan dilahirkan oleh perempuan yang cantik pula...
Kebahagiaan membakar waktu, seolah-olah waktu adalah bahan bakar untuk kebahagiaan mereka... Mereka diselimuti kebahagiaan kemanapun mereka pergi...
Saat ini mereka sedang berjalan-jalan di hutan, cahaya matahari menyinari jalan mereka dengan terang...
"Kita cari apa kak?" Tanya Hasby...
"Kita cari buah buahan buat kita olah nanti, kamu masih ingat kan perbedaan antara buah yang beracun dan tidak beracun yang pernah kakak ajarkan?"
Hasby mengangguk dengan penuh semangat
"Tentu saja!!"
Dalya pun mengelus-elus kepala Hasby
"Anak pintar"
Hasby pun tersenyum ketika mendapatkan pujian itu
Setelah itu mereka pun mulai mengumpulkan buah buahan yang mereka butuhkan...
Saat mereka sedang mengumpulkan buah buahan, artefak Dalya tiba tiba bersinar dan berkata
"Nona, kehamilan anda sudah mencapai 5 bulan, tolong lebih perhatikan pergerakan dan pola makan anda"
Kemudian artefak itu berhenti bersinar...
"Hmmm? Tak terasa sudah 5 bulan aja..."
Hasby menaikkan alisnya
"Kata Artefak kakak 5 bulan? Berarti butuh berapa bulan lagi kak untuk Kirsten bisa lahir?" Tanya Hasby
Dalya tersenyum
"4 bulan lagi"
Mata Hasby melebar
"Berarti sebentar lagi?!"
"Benarrr!!!" Jawab Dalya
Mendengar itu Hasby menjadi semakin senang
"Yeyyyy!!"
Dalya tersenyum melihat Hasby yang gembira...
Mereka pun melanjutkan mengumpulkan buah buahan yang mereka butuhkan...
Setelah mereka selesai mereka kembali ke gubuk sederhana mereka... Mereka pun mengumpulkan buah buahan mereka untuk di cuci...
Dalya sedang mencuci buahnya, sedangkan Hasby sedang bermain-main di ruang tamu...
Buah buahan yang di cuci memiliki banyak jenis, apel, pir, delima, persik, dan bahkan beberapa jenis berry...
Saat Dalya sedang asik mencuci buah, artefaknya bersinar lagi dan berkata
"Nona, saya sudah selesai membuat senjata yang nona inginkan, sebuah pedang yang ringan, tipis dan memiliki ketahanan yang sangat tinggi..."
"Bahan yg saya gunakan berbasiskan dari pengetahuan Nona, saya bisa mengakses semua ingatan Nona tanpa terkecuali, dan saya melihat satu materi yang cocok sebagai bahan utama pedang ini, materi itu adalah Berlian"
"Saya memanfaatkan keringanan dari materi Grafena, ketajaman dari gabungan Berlian dan Obsidian lalu ketahanan dari Baja yang saya tingkatkan dua ratus kali lipat"
"Juga Nona bisa menyalurkan sihir dan mana ke pedang Nona... Apakah Nona siap menerimanya?"
Mendengar semua penjelasan dari Artefaknya, dia tersenyum, dia tak menyangka kalau Artefaknya akan membuatkan pedang yang sempurna seperti ini melalui ingatannya sebelum dia bereinkarnasi ke dunia ini...
Awalnya dia mengira kalau Artefaknya akan memberinya pedang besi biasa, namun dia salah
Dalya menarik nafas dan berkata
"Aku siap, berikan padaku..."
Kalung Artefaknya pun mulai bersinar... Beberapa benang cahaya muncul, benang cahaya itu mulai membentuk sesuatu di sampingnya...
Tak lama, bentuk pedangnya pun sudah terlihat... Setelah selesai terbentuk, Dalya pun memegang gagang pedang itu dan menariknya
Pedangnya sangat ringan...
"Woahhh, benar benar ringan..."
Bentuk dari pedang itu pun tidak biasa, diantara ujung atas gagang dan pedang itu memiliki motif melengkung ke kiri dengan sebuah kubus transparan berwarna merah melayang di lengkungan itu
"Tolong beri pedang itu sebuah nama, Nona..."
"Nama? Hmmm... Baiklah aku akan memberikan pedang ini nama Vanzer...."
Pedang itu bereaksi dengan cara kubus yang ada di tengah pedang itu mengeluarkan sihir... Sepertinya pedangnya menyukai nama yang dia berikan...