Suara kursi yang bergerak dapat terdengar... Rintik-rintik hujan yang tenang memenuhi gubuk Dalya dan Hasby... Suaranya terdengar menenangkan seperti sebuah melodi yang indah...
"Hasby, bisa tolong potongkan kakak buah apel dan buah persik?"
Panggil Dalya sambil meletakkan tangannya di perutnya yang sudah jauh lebih besar dari sebelumnya...
Dengan cepat Hasby langsung menoleh ke Dalya dari sebrang tempat duduknya...
"Okay kak!!"
Hasby pun beranjak dari duduknya dan mengambil pisau, dia pun berlari ke tempat dmn buah buahan mereka disimpan...
Hasby pun mengambil satu buah apel dan satu buah persik, kemudian dia berlari kembali ke Dalya...
"Perut kakak sudah sangat besar!! Apakah Kirsten sudah akan lahir?!"
Dalya tertawa
"Benar, sudah 9 bulan, Kirsten akan lahir sebentar lagi, kamu ga sabar ya?"
Hasby mengangguk dengan penuh antusias sembari mengupas dan memotong buah apel dan persik untuk Dalya
"Iya! Aku tidak sabar!!"
Dalya tersenyum dengan antusiasme yang dimiliki oleh Hasby
Selesai mengupas dan memotong apel dan persik, Hasby menyuapi Dalya secara perlahan dan penuh hati hati...
Saat sedang disuapi, Kirsten sepertinya sedang senang, Kirsten menendang-nendang perut Dalya dari dalam
"Ohhh? Sepertinya Kirsten sedang senang... Ow! Oww!!"
Dalya pun meletakkan tangannya di perutnya dan mengelus-elus perutnya untuk menenangkan Kirsten
"Sabar nak, kamu ga sabar banget yaaa"
Lama kelamaan, Kirsten pun mulai tenang, dia tidak menendang-nendang lagi
"Anak pintar..."
Hasby pun sedikit cekikikan kemudian dia ikut mengelus-elus perut Dalya
"Sabar ya dekkk, kak Hasby juga gasabar ketemu kamu!"
Ucap Hasby sambil mencium perut Dalya...
Dalya sedikit tertawa karena itu terasa geli, kemudian Hasby pun memeluk Dalya...
Saat mereka masih menikmati waktu mereka, saatnya telah tiba... Secara tiba tiba, Dalya mengalami kontraksi...
Dia merasakan rasa sakit di bagian bawah tubuhnya, dan rasa sakit itu berkembang setiap detiknya, darah mulai bocor keluar dari bagian bawah tubuhnya... Menandakan kalau Kirsten akan segera lahir...
"Ahh!! Oww- Sakit!!"
Dalya mengigit bibirnya untuk menahan teriakannya... Darah tetap terus keluar dari bagian bawah tubuhnya tanpa henti...
Mendengar Dalya yang kesakitan, Hasby langsung mengangkat kepalanya dan terlihat panik...
"Kak?! Kakak kenapa?!"
Tanya Hasby...
Keringat mulai membasahi wajah dan tubuh Dalya, kemudian dia berkata dengan lemah
"H-Hasby, t-tolong panggilkan p-penduduk d-desa u-u-untuk membantu kakak dan a-adikmu..."
Hasby dengan cepat langsung menggelengkan kepalanya
"Aku tidak bisa meninggalkan kakak sendirian ketika kakak kesakitan!!"
Dalya memegang tangan Hasby
"H-Hasby, t-tolong, t-turuti kakak..."
Hasby tidak ingin menuruti kakaknya karena kakaknya sedang kesakitan, namun disaat yang bersamaan dia tau kalau dia sendiri tidak akan bisa membantu kakaknya
Dengan berat hati Hasby langsung melepaskan tangan kakaknya dan berlari keluar, meninggalkan Dalya sendiri...
Dalya masih kesakitan, namun dia menahan rasa sakit itu agar tidak berteriak karena kesakitan...
Hasby pun berlari ke kerumunan warga dan berteriak memohon sambil terengah-engah
"T-Tolongg!! K-Kakak ku akan melahirkan!!"
Teriak Hasby sambil berusaha menarik dan mengendalikan nafasnya...
Mendengar teriakan minta tolong Hasby, semua orang langsung memberhentikan aktivitas mereka dan melihat kearah Hasby...
Kemudian Hasby lanjut berkata sambil menangkap nafasnya
"K-Kakak... K-Ku... D-Dia a-akan melahirkan, t-tolong dia, kumohon"
Hasby memohon kemereka dengan mata yang sudah berkaca-kaca... Setelah keheningan yang cukup lama, akhirnya mereka teringat dengan seorang gadis yang sedang hamil bernama Dalya...
Seorang gadis yang datang bersama adiknya yang mereka bantu dengan memberi mereka tempat tinggal berupa gubuk sederhana
Dan sekarang, adik dari gadis itu meminta bantuan mereka...
Salah satu penduduk desa itu pun menjawab
"Kenapa kalian diam saja? Ayo kita bantu! Seseorang membutuhkan bantuan kita!!!"
Akhirnya semua orang pun kembali kesadaran mereka masing masing, kemudian salah satu warga perempuan menyaut
"Apa yang dia katakan benar, jangan membuang waktu..."
Dengan itu, semua warga pun mengangguk ke satu sama lain dan mulai berlari ke gubuk Dalya...
Wanita itu pun menghampiri Hasby...
Dia meletakkan tangannya ke bahu Hasby...
"Tenang dek, kakakmu akan baik baik saja..."
Hasby yang mulai sedikit demi sedikit menangis pun hanya mengangguk... Wanita itu pun mengelus-elus kepala Hasby untuk menenangkannya...
Di sisi Dalya yang sudah masuk ke alam bawah sadarnya, kembali di datangi oleh anaknya, Kirsten Enheduanna...
"Sepertinya aku akan lahir sebentar lagi..." Ucap Kirsten sambil tersenyum...
"Tapi mama pingsan lebih dulu, mama tidak bisa membantu kelahiranmu..." Balas Dalya dengan nada sedih...
Kirsten pun meraih dan memegang tangan Dalya
"Tidak apa apa ma, itu wajar, rasa sakit saat ingin melahirkan seorang bayi memang menyakitkan ma... Aku tidak menyalahkan mama..."
Jawab Kirsten dengan senyuman...
Mendengar jawaban itu, Dalya pun tersenyum dan meremas tangan Kirsten dengan lembut...
"Aku akan menunggumu di dunia ini, sayang... Kakakmu juga menunggumu"
Senyuman Kirsten semakin melebar
"Kakak Hasby? Aku juga tidak sabar untuk menemuinya..."
Mereka pun tertawa
"Baiklah ma, sepertinya para penduduk desa telah berhasil membatu mama melahirkan... Kita akan bertemu lagi nanti ma"
Kirsten tersenyum
"Baiklah, mari kita bertemu... Kirsten..."
Mereka pun tersenyum ke satu sama lain sebelum akhirnya cahaya membutakan mereka berdua...
Saat Dalya membuka matanya, dia menemukan dirinya sedang berbaring di kasurnya dengan sebuah selimut menutupi badannya... Dia melihat kebawah, perutnya sudah datar lagi, yang berarti anaknya sudah lahir...
Saat dia melihat kesamping kanan, dia melihat Hasby menangis sambil memeluk lengan kanannya, sepertinya Hasby belum sadar kalau dia sudah sadar...
Dia tersenyum, dia masih terlalu lemah untuk bergerak ataupun mengatakan sesuatu... Dia melihat sekitar, dia dikelilingi oleh beberapa warga desa yang menghela nafas dengan lega...
Dalya pun menggunakan tangan kirinya dan menyentuh kepala Hasby...
Merasakan sentuhan yang hangat dan familiar di kepalanya, Hasby seketika langsung mengangkat kepalanya dan melihat ke Dalya
"Kakak?! Kakak sudah bangun!!"
Ucap Hasby dengan penuh kebahagiaan dan kehangatan disetiap perkataannya... Hasby kemudian memeluk leher Dalya dengan erat sambil menangis...
Dalya pun tersenyum dan mengembalikan pelukan Hasby dengan tangan kirinya saja, karena dia masih terlalu lemas...
"Iya... Cup cup... Sudahhh..."
Balas Dalya sambil mengelus-elus bagian belakang kepala Hasby... Dia telah mengingkari janjinya tentang tidak meninggalkan Hasby lagi...
"Maaf, kakak mengingkari janji kakak lagi..."
Hasby dengan cepat menggelengkan kepalanya ketika dia masih menempelkan wajahnya di leher Dalya...
"A-Aku tidak peduli, yang penting kakak selamat..." Jawab Hasby sambil masih menangis sesenggukan...
Dalya pun tersenyum, dia juga merasa sedih karena dia telah membuat Hasby menangis untuk kesekian kalinya... Dan dia tidak bisa dan tidak mau untuk mengingkari janji lagi...
Dalya pun mencium kepala Hasby untuk menenangkannya
"Sudah sudah, kakak tidak akan kemana-mana lagi..."
Warga yg melihat sekitar hanya melihat mereka, mereka merasa tersentuh dengan kedekatan Dalya dan Hasby... Mereka ikut merasa sedih...
Dalya pun melihat ke warga yg lainnya dan bertanya, nadanya masih lemas, wajahnya juga masih pucat...
"Dimana bayi ku?"
Tak lama kemudian, seorang wanita mendatangi Dalya sambil menggendong bayi di lengannya...
Bayi itu sangat mirip dengan Dalya, rambutnya juga berwarna merah sama seperti Dalya...
"Ini dia... Bayi nya perempuan, dia sehat dan juga sangat cantik seperti ibunya... Dia sangat mirip dengan ibunya, bahkan rambutnya pun berwarna merah"
Ucap wanita itu sambil memberikan bayi itu ke pelukan ibunya, Dalya...
Dalya pun dengan perlahan menerima bayi itu dan merangkulnya di lengan kirinya, karena lengan kanannya di dominasi oleh Hasby...
Dalya pun tersenyum dengan hangat kepada bayinya... Senyuman Dalya hangat dan tulus...
"Halo sayang, selamat datang di dunia, sayangku..."
Kata kata hangat itu terlontar dari mulut Dalya, warga di sekitar pun tersenyum, mereka juga bisa merasakan seluruh kehangatan dari kalimat itu...
Namun hanya Dalya, hanya dia yang bisa melihat dan merasakan kalau bayi nya sedang tersenyum sekarang...
Tangisan Hasby pun semakin mereda... Hasby akhirnya mengangkat kepalanya, matanya seperti masih membengkak karena dia baru saja selesai menangis, dia akhirnya tersenyum ketika melihat Kirsten sudah lahir...
Tangan Hasby meraih ke Kirsten dan mengelus-elus dahi Kirsten dengan jarinya...
"Halo adik kecilku... Selamat datang di dunia yang indah ini..."
Kata kata Hasby membuat Dalya dan warga disekitar merasakan kehangatan yang mendalam, rasa kebahagiaan memenuhi hati mereka...
Dalya pun menggendong anaknya dengan benar sembari duduk dibantu oleh Hasby...
Kemudian salah satu warga, seorang wanita, bertanya...
"Akan kamu namai siapa anak itu?"
Dalya pun tersenyum, dia tidak usah memikirkan nama lagi... Dia sudah menamai anaknya jauh sebelum dia lahir, juga dia sudah beberapa kali bertemu dengan anaknya sendiri...
"Kirsten Enheduanna" Jawab Dalya...
Semua warga pun tersenyum...
"Nama yang cantik untuk anak yang cantik juga..."
Dalya tersenyum...
"Terima kasih..."
Hasby pun memeluk Dalya bersamaan dengan Kirsten...
Kemudian salah satu warga, seorang wanita lagi, bertanya
"Kamu akan membesarkan anak itu sendiri?"
Dalya menggelengkan kepalanya
"Tidak, Hasby akan membantuku untuk menjaga dan membesarkan Kirsten..."
Mendengar itu, semua warga pun mengangguk mengerti... Mereka tidak ingin mengacau hubungan mereka...
"Baiklah, tapi tetap ingat, kami akan selalu ada untuk kalian kapanpun kalian membutuhkan bantuan kami..."
Ucap wanita itu sambil tersenyum
"Aku sangat berterima kasih kepada kalian dan bantuan kalian... Tenang saja, aku akan meminta bantuan kalian jika aku terdesak..."
Balas Dalya sambil tersenyum...
Semua warga pun mengangguk, satu persatu dari mereka mulai meninggal gubuk untuk menberikannya Dalya dan Hasby waktu bersama Kirsten...
Semuanya sudah pergi, menyisakan Dalya, Hasby dan Kirsten...
"Aku akan melindungi Kirsten dengan nyawaku sendiri..."
Ucap Hasby sambil mencium dahi Kirsten dengan lembut...
Dalya pun tertawa pelan karena itu
"Iya, kakak tau kok... Kamu akan jadi kakak yang baik..."
Ucap Dalya sambil mencium dahi Hasby... Hasby pun cekikikan karena ciuman itu... Mereka benar benar menikmati waktu mereka...
Karena sekarang mereka kedatangan satu anggota keluarga baru yang harus mereka rawat, jaga, dan besarkan bersama, yaitu Kirsten Enheduanna...
Mereka harus merawat, menjaga dan membesarkan Kirsten dengan hati hati dan penuh kasih sayang agar Kirsten tidak merasakan kehilangan dan akan terus merasa disayangi setiap detiknya...
Waktu berjalan tanpa melihat ataupun peduli dengan keadaan siapapun, seperti burung yang terbang bebas di angkasa lepas tanpa beban
Kesakitan menghilang, kebahagiaan menyelimuti, kehangatan berjanji, kesenangan meraih dan perasaan mengangkasa
Dalya, Hasby dan Kirsten menghabiskan setiap detik dari keseharian mereka dengan penuh kebahagiaan tanpa akhir
Hari demi hari, minggu demi minggu, dan bulan demi bulan mereka lalui...
Hasby sekarang berusia 9 tahun, namun tubuhnya seperti seorang remaja muda berusia 11 tahun, tinggi Hasby sendiri sudah mencapai bahu Dalya...
Pertumbuhan Kirsten sendiri juga lebih cepat dari bayi biasanya, umur Kirsten adalah 7 bulan, namun Kirsten sudah bisa berbicara dengan lancar, berjalan dan berlari.
Meskipun Dalya dan Hasby bingung dengan kecepatan pertumbuhan Kirsten, namun mereka sangat senang dengan itu, Kirsten tumbuh dengan cepat...
Kirsten tumbuh dengan penuh kebahagiaan dan kehangatan yang disediakan oleh Dalya dan Hasby, Kirsten tumbuh menjadi anak kecil yang ceria dan penuh kebahagiaan...
Tak hanya itu, meskipun kelahiran Kirsten membuat Dalya menjadi pucat dan lemas untuk beberapa hari, namun sebenarnya kelahiran Kirsten juga memperkuat kekuatan sihir dan fisik Dalya secara keseluruhan, jadi secara tidak langsung dengan kelahirannya Kirsten, Dalya menjadi lebih kuat...
Dan ada hal yang lebih aneh... Ketika Dalya sedang memberi asi atau menyusui Kirsten, dia tidak merasakan kalau energinya berkurang atau diserap oleh Kirsten, namun sebaliknya...
Dalya malah merasa kalau energinya semakin meningkat, mana nya semakin banyak, sihirnya semakin kuat dan fisiknya semakin kuat juga... Cukup aneh...
Boom! Boom!! BOOM!!! Suara ledakan sihir dapat terdengar dimana-mana...
Itu adalah suara Dalya yang sedang berlatih di sebuah tempat dibelakang gubuknya, tentu dia cukup jauh dari gubuknya...
Dalya sedang melompat-lompat dari pohon satu ke pohon yang lainnya dengan kecepatan petir... Petir muncul di kakinya setiap kali dia bergerak...
Kedua tangannya diselimuti oleh petir berwarna ungu... Dia dengan cepat melompat-lompat dari pohon ke pohon yang lainnya sambil menyerang target di beberapa titik menggunakan petirnya, setiap serangannya menciptakan ledakan yang cukup besar...
"Haha~ aku menjadi kuat setiap detiknya!"
Sepasang pedang yang terbuat dari petir muncul di tangan Dalya... Dan dengan kecepatan yang sangat tinggi, dia menebas semua target... Terdapat jeda waktu sebelum...
Ledakan petir terjadi, ledakan petir itu mengakibatkan ikatan berantai yang menyambar kemanapun di sekitar... Dalya berdiri di tengah dengan seringai sombong dan arogan...
"Pergerakanku menjadi semakin bebas!! Huftt! Kirsten juga sudah lahir!"
Seperti biasa, pada saat latihan, Dalya hanya mengenakan tank top dan celana yang sangat pendek
Kedua pedangnya pun menghilang, dia pun mengusap keringat di dahinya dengan tangannya...
"Mama!!!"
Teriak seorang anak kecil perempuan dari belakang... Saat Dalya berbalik, dia melihat Hasby sedang menggendong Kirsten berjalan menuju dirinya...
Melihat itu, Dalya pun tersenyum dengan hangat... Hasby pun menurunkan Kirsten dari gendongannya
Kirsten dengan cepat langsung berlari ke Dalya dengan senang... Dalya pun jongkok dan menangkap Kirsten, memeluknya...
"Halo sayanggg, kamu kenapa nyusul mama?"
Tanya Dalya sambil berdiri kembali dengan menggendong Kirsten...
Kemudian perut Kirsten mengeluarkan bunyi...
Hasby pun tertawa
"Dia lapar maaa"
Mendengar itu, Kirsten pun tertawa dengan gugup dan mengangguk
"Iya ma"
Dalya pun tertawa
"Baiklahhh"
Dia pun menoleh kearah Hasby...
Hasby mengerti apa yang dimaksud oleh kakaknya
"Okayyy, jangan kuras mama mu Kirsten~"
Dengan itu, Hasby pun membalikkan badannya dan berjalan pergi
Kemudian Kirsten pun menatap ke mama nya dengan mata yang berseri-seri dan penuh antusias...
Dalya pun tersenyum ketika melihat itu
"Baik baik, mama tau kamu sudah tidak sabar..."
Dalya pun menuju suatu batu, kemudian dia duduk dan bersandar ke batu itu
Dalya meletakkan Kirsten di pangkuannya... Kemudian Dalya menghela nafas sebelum mengangkat tank top nya keatas, menunjukkan dadanya...
Tanpa basa basi, Kirsten langsung menangkap salah satu bagian ujung dari "dada" Mama nya dan mulai menghisap sari sari yang ada di dalamnya secara perlahan...
Dalya pun tersenyum dengan hangat dan dia mulai bersenandung sambil mengelus-elus kepala Kirsten, membuat Kirsten merasa tenang dan terlindungi... Sensasi yang luar biasa untuk Kirsten...