Forsaken.

Langit mulai gelap, kegelapan mulai merangkul... Dan bulan mendekati matahari, menutupi dan menghalangi sinarnya untuk memberi kehidupan ke bumi...

"Gerhana nya lebih cepat dari yang diperkirakan..."

Ucap Raven sambil dibantu oleh Eurdy untuk berjalan keluar kastil...

"Benar? Aku tidak menyangka itu..."

Balas Eurdy...

Mereka pun keluar dari kastil... Raven melihat kalau bulan sudah menutupi setengah dari matahari...

"Sudah setengah..."

Suasana semakin mencekam dan semakin gelap... Hanya ada beberapa menit sebelum bulan benar benar menutupi matahari dan menjadi Gerhana sempurna...

Disisi lain, disisi Mevy Andrea yang bersama gadis kecil Demi-human, manusia setengah rubah... Gadis kecil itu dibenarkan nama oleh Mevy sendiri...

"Hei Hu, apakah kamu takut Gerhana?"

Tanya Mevy... Hu sendiri sekarang sedang duduk dipundak Mevy...

Kemudian Hu menggelengkan kepalanya...

"Tidak, Gerhana itu indah, aku tidak pernah melihat Gerhana sebelumnya, namun aku selalu diceritakan betapa indahnya Gerhana oleh mendiang ayah dan ibu ku..."

Mendengar itu, Mevy pun tersenyum...

"Begitukah? Bagaimana kalau aku bilang kalau Gerhana yang akan kamu lihat akan menjadi Gerhana terindah dalam sejarah?"

Mendengar kata kata itu, mata Hu langsung melebar dan berseri-seri...

"Benarkah?! Kakak tidak bohong kan?!"

Mevy pun tersenyum

"Tentu tidak, untuk apa kakak berbohong"

Hu pun menjadi sangat senang

"Oke!! Awas saja kalau kakak bohong!!"

Mevy pun hanya tertawa mendengar itu

"Iyaaa..."

Sedangkan disisi Hamel, dia masih terluka parah dibagian bahu dan kepalanya... Namun terlihat dia sudah tenang... Dia sudah kembali ke sanity nya...

Namun Hamel masih terduduk dengan bersandar ke sebuah pohon dengan sekitarnya yang mulai menjadi semakin gelap dan gelap...

Hamel pun terengah-engah dan masih kesakitan...

"Gerhana nya lebih cepat dari yang diperkirakan Great Master Hasby..."

Hamel masih memegangi bahu nya...

"T-Tolong... Buat Gerhana kali ini menjadi sangat suci dan special... Jangan seperti Gerhana sebelumnya yang memakan korban..."

"Aku mohon... Great Master Hasby... Great Madam Claire... Selesaikan ini tanpa ada kematian..."

Suara Hamel bahkan tidak lebih keras daripada bisikan pelan... Dia seharusnya sudah kehilangan kesadaran sekarang, namun dia bisa mempertahankan kesadarannya dengan suatu kemampuan special...

Disisi Hasby dan Claire sendiri, mereka sedang menatapi bulan yang sudah hampir menutupi matahari dari bukit mereka...

"Kamu bisa menyempurnakan fenomena Parhelion?"

Tanya Claire sambil melihat ke Hasby di sampingnya...

Hasby pun ikut menatap kembali Claire

"Tentu saja, seorang Great Master sepertiku pasti bisa!!"

Ucap Hasby dengan penuh semangat

Claire pun tersenyum sambil menunduk ke Hasby...

"Kalau gitu, kita mulai sekarang?"

Wajah Hasby pun tersipu karena kedekatan wajah Claire ke wajahnya...

"I-Iya..."

Balas Hasby...

Dengan itu, Claire pun menekan bibirnya ke bibir Hasby... Saat bibir mereka bertemu, disaat yang bersamaan, Gerhana sudah menjadi sempurna... Matahari ditutupi dengan sempurna oleh bulan...

Namun... Dari Gerhana sempurna itu muncul cahaya dari sekitar bulan yang menutupi matahari tersebut, membuatnya menjadi Gerhana cincin... Cahaya itu tak hanya seperti cahaya biasa, cahaya itu seperti terbakar dengan hebat disekitar bulan...

Kemudian muncul sebuah cahaya yang mengitari Gerhana itu seperti cincin dengan cahaya segi empat di ujung kanan, kiri, atas, dan bawah yang paling mencolok... Itu adalah Fenomena Parhelion...

Disaat fenomena Parhelion itu muncul, punggung Hasby dan Claire mengeluarkan sepasang sayap...

Sayap Hasby berwarna putih dan sayap Claire berwarna hitam...

Akhirnya, Claire pun melepaskan ciuman itu...

"Ayo kita sempurna Gerhana ini bersama"

Hasby pun tersenyum ke Claire

"Ya, ayo kak!!"

Dengan itu, Claire pun terbang keatas, sedangkan Hasby terbang kebawah menuju keluarganya kembali

Sedangkan Dalya, Kirsten dan Jigwei sudah berada diluar rumah... Mereka menatap fenomena Gerhana dan Parhelion secara bersamaan...

Mereka kagum dengan

Warga desa yang lainnya juga melihat Gerhana itu

"I-Ini Fenomena yang tak pernah kulihat sebelumnya..."

Ucap Dalya...

"B-Benar, ini indah..."

Balas Kirsten... Jigwei pun mengangguk

Kemudian tubuh Kirsten pun bersinar dengan sinar merah...

"Eh?" Kirsten terkejut

Dalya dan Jigwei juga terkejut, namun kemudian, tubuh Jigwei juga ikut bersinar, namun tubuh Jigwei bersinar dengan warna biru gelap

"Loh?!"

Tubuh mereka benar-benar bersinar...

Dalya pun terkejut, namun sebelum dia dapat mengatakan apapun, Kirsten dan Jigwei dengan cepat melayang keatas tanpa control dari diri mereka

"EHHH?!" Dalya terkejut, namun saat dia ingin melimpat dan mengikuti mereka, Hasby datang...

Hasby langsung mendarat dan menahan kakaknya itu...

"Dek?! Darimana aja kamu, dan lihat itu kedua adikmu!! Kakak tidak tau ap-"

Hasby pun menghentikan Dalya dengan mencium pipinya

Wajah Dalya langsung memerah, namun dia dengan cepat mengembalikan kesadarannya

"T-Tunggu! Ini masalah serius-"

Belum sempat melanjutkan kalimatnya, dia terkejut dengan Hasby yang memiliki sayap berwarna putih

"S-Sayap? K-Kenapa k-kamu punya say-"

Hasby pun memotong pembicaraan Dalya dengan mencium pipinya lagi...

"Oke aku tau kakak memiliki banyak pertanyaan, tapi kakak tidak perlu khawatir, semuanya akan baik baik saja... Kedua adikku, Kirsten dan Jigwei akan aman oke?"

Dalya pun terdiam...

"Kakak percaya padaku saja... Aku tau apa yang terjadi... Semuanya akan baik baik saja..."

Mendengar itu, Dalya pun menjadi ragu, namun yang meyakinkan dirinya adalah adiknya sendiri, Hasby... Terlebih lagi sekarang Hasby memiliki sebuah sayap di punggungnya...

Akhirnya Dalya pun menghela nafas dan mengangguk

"O-Oke... Kakak percaya..."

Balas Dalya... Hasby pun tersenyum

"Kalau begitu, kakak tunggu disini..."

Dengan itu, Hasby pun terbang keatas diantara Kirsten dan Jigwei...

Kirsten dan Jigwei pun langsung memeluk lengan Hasby dan menempel kepadanya karena mereka takut...

"K-Kakak!! Kirsten takut!!"

Ucap Kirsten dengan ekspresi setengah menangis

Jigwei pun sama, dia malah sudah menangis dan memeluk lengan Hasby...

Hasby pun tersenyum dan berkata

"Tenang, kak Hasby sudah disini, semuanya akan baik baik saja..."

Meskipun dia mengatakan itu, dia bisa merasakan kalau tubuh adik-adiknya bergetar karena ketakutan...

"T-Tolong kak..."

Mohon Jigwei ditengah tangisannya...

Akhirnya, Hasby pun menatap tepat ke Gerhana tersebut... Cincin Parhelion disekitar bulan itu pun mulai berputar...

Kemudian dengan tiba-tiba, dari tengah lingkaran yang besar itu, sebuah sihir berkumpul... Kemudian sihir itu meluncur kearah mereka dengan kecepatan tinggi seperti laser namun dengan radius yang besar...

Sihir itu seperti laser dan langsung mengenai Hasby, Kirsten dan Jigwei...

Dalya terkejut dengan itu, namun saat dia ingin melompat dan membantu mereka bertiga, dia melihat kalau mereka masih baik baik saja...

Kemudian Dalya sadar kalau dia tidak boleh gegabah...

Saat sihir itu mengenai tanah pun tidak berefek apa apa, tidak ada kehancuran sama sekali...

Sedangkan Claire sendiri terbang tak jauh dari cincin Parhelion tersebut...

"Sudah dimulai? Gerhana kali ini memang tidak sabaran... Dia sangat ingin sekali membangkitkan apa yang seharusnya tidak ada..."

Claire pun tertawa...

"Yang penting jangan lukai dia... Aku tidak akan mengizinkan Gerhana untuk selamanya lagi jika Gerhana kali ini menyakiti atau memakan korban lagi..."

Ucap Claire dengan dingin

Sedangkan Kirsten dan Jigwei sekarang berada di dalam alam bawah sadar mereka...

Dan ada yang berbeda... Jigwei menjadi semakin dewasa dengan tinggi yang sama dengan Kirsten dan Hasby sebagai anak remaja... Tanduk dan ekor Jigwei juga membesar menyesuaikan tubuhnya yang sekarang...

Di hadapannya adalah adiknya, Kirsten... Kirsten tidak banyak berubah... Rambutnya menjadi semakin merah dan semakin panjang dengan gaya rambut pony tail, mata nya pun sekarang memiliki motif di pupil matanya...

Motif itu seperti tanda positif dengan garis horizontal dan vertikal yang menyilang ke satu sama lain, membentuk tanda positif...

Tak hanya itu, dia sekarang memiliki sebuah sayap berwarna merah, namun tidak seperti sayap biasanya yang memiliki bulu ataupun kulit diantara tulang sayapnya...

Sayap itu hanya seperti tulang saja tanpa bulu atau kulit antara tulang-tukang tersebut... Namun sayap itu lebar dan lunak, pergerakan sayap itu seperti sebuah akar dan bukan tulang asli... Cukup aneh sebagai sayap...

Kemudian akhirnya Kirsten memecahkan keheningan diantara dirinya dan Jigwei...

"K-Kak Jigwei? Apa yang sebenarnya terjadi? Kakak terlihat lebih dewasa..."

Tanya Kirsten...

Kemudian Jigwei pun menyentuh wajahnya sendiri... Dia juga sadar kalau dia sekarang lebih tinggi...

"Kamu sendiri? Kamu terlihat lebih cantik, dan kamu punya sayap yang cukup aneh"

Jawab Jigwei...

Kirsten pun melibat kebelakang, dan benar saja, dia memiliki sayap yang aneh... Kemudian dia melihat kembali ke Jigwei...

"Ini sangat aneh... Sebenarnya apa yang terjadi? Kita terkena laser dari Gerhana tadi, dan sekarang kita berada disini... Aku tidak yakin kalau kita masih hidup kak..."

Ucap Kirsten dengan putus asa...

Jigwei pun menggelengkan kepalanya

"Tidak, aku yakin tidak... Kita hanya pingsan, apa kamu tidak percaya dengan perlindungan yang disediakan oleh Mama dan Kak Hasby?"

Tanya Jigwei...

Kirsten pun terkejut dengan itu, meskipun dia sudah berfikir yang tidak tidak, dia mempercayai perkataan kakaknya, Jigwei...

Kirsten pun mengangguk...

"Kakak sudah tumbuh dewasa dengan cepat ya? Aku jadi ingat saat pertama kali cerita tentang pertemuan mu dengan mama"

Ucap Kirsten dengan cekikikan...

Wajah Jigwei pun memerah karena malu akan kenangan itu... Namun dia kemudian tersenyum...

"Iya, itu kenangan yang tidak manis, namun tidak pahit juga... Karena mama memang sangat baik kepadaku..."

Akhirnya Kirsten pun melangkah maju dan memeluk Jigwei...

"Mama memang sebaik itu kannn?"

Jigwei pun membalas pelukan itu...

"Benar... Terimakasih juga sudah membagi mama yang sebaik itu denganku..."

Bisik Jigwei ke Kirsten...

Kirsten pun tersenyum dengan senang dan mempererat pelukannya...

"Dengan senang hati..."

Dengan itu... Cahaya pun membutakan mereka...

Tik tok tik tok... Suara jam berbunyi...

Tak lama kemudian, Kirsten dan Jigwei membuka mata mereka... Namun mereka masih dimandikan oleh sihir dari Gerhana tersebut...

Kirsten dan Jigwei pun merasa kesal...

Mereka melepaskan pelukan mereka dari lengan kakak mereka Hasby kemudian mereka bersiap menyerang...

Kirsten menaikkan tangannya dan mengumpulkan sihir crimsonnya, kemudian Jigwei membuka mulutnya dan memfokuskan sihirnya di depan mulutnya...

Mereka sama sama mengincar inti dari cincin Parhelion tersebut...

Dan BOOM! Mereka melepaskan sihir mereka masing masing seperti laser yang langsung menuju ke inti dari cincin Parhelion tersebut...

Saat sihir mereka mengenai inti itu, terjadi ledakan yang sangat besar dilangit, ledakan itu seperti sebuah kembang api yang sangat besar, kemudian cincin Parhelion pun memudar dan menghilang...

Bersamaan dengan itu, sayap Hasby juga menghilang...

Dalya yang melihat dari bawah pun terkesima dengan itu semua... Ledakan itu terlihat sangat indah dimatanya...

"Woahhh..."

Mengetahui cincin Parhelion sudah menghilang, Claire yang sedari tadi menunggu pun akhirnya bergerak...

"Kerja bagus, Great Master Hasby..."

Dengan itu dia mengarahkan jari nya ke Gerhana itu...

"[ Erys ] "

Setelah mengatakan itu, jarinya dan Gerhana tersebut pun bersinar dengan sinar ungu...

Kemudian Claire menggeser jarinya, bulan yang menutupi matahari pun ikut bergeser dengan jarinya... Bulan pun bergeser dari jalan cahaya matahari... Hari pun mulai cerah lagi...

Dengan senyuman terakhir, Claire pun berteleportasi pergi...

Sedangkan Kirsten dan Jigwei yang masih terbang diudara pun merasa senang karena Gerhana sudah selesai...

Kemudian mereka pun melihat ke satu sama lain... Ya, penampilan mereka sama persis seperti saat mereka bertemu di alam bawah sadar...

Kemudian mereka berpelukan...

Hasby yang melihat itu pun tersenyum... Sama dengan Dalya yang daritadi hanya melihat keatas, dia hanya tersenyum...

Semua warga pun mulai bertepuk tangan secara satu per satu sampai tepuk tangan mereka menjadi serentak...

Disaat itu juga... Artefak Dalya mulai bersinar lagi... Kemudian Artefaknya mulai mengatakan sesuatu...

"Syarat telah dipenuhi, selamat datang semuanya... Konstelasi nona besar telah dibuka... Nona besar dengan konstelasi 'Pure Primordial'"

Dalya pun terkejut dengan pernyataan itu...

"Konstelasi?! Huh?! Disini ada konstelasi?!!!"

Mendengar teriakan Dalya, adiknya Hasby bersama dengan Kirsten dan Jigwei pun terbang turun ke Dalya

Kemudian Artefaknya pun lanjut berbicara...

"Menganalisis Konstelasi keluarga nona besar... Tuan muda Hasby memiliki Konstelasi 'Pure Ilkareth'... Putri muda Kirsten memiliki Konstelasi 'Corruption—Lord' dan Putri muda Jigwei memiliki Konstelasi 'Chaos—Creator'"

Semua pernyataan dari Artefaknya membuat Dalya, Kirsten dan Jigwei terkejut, namun tidak dengan Hasby...

Apakah Konstelasi ini baru bagi dunia ini? Atau apakah konstelasi adalah sebuah konsep yang disembunyikan oleh Artefaknya sendiri sampai saat ini? Atau apakah Artefaknya ini malah yang membangkitkan konsep konstelasi yang sudah lama ditinggalkan para dewa?...

"K-Konstelasi?! A-Apa itu konstelasi?"

Tanya Jigwei dengan kebingungan...

"M-Mama juga tidak tahu..."

Kemudian Artefaknya kembali berkata...

"Mengirim nona besar dan keluarganya menuju tempat yang seharusnya mereka berada..."

Mereka kembali terkejut

"Eh???"

Sebelum mereka dapat bereaksi lagi, mereka semua, Dalya, Hasby, Kirsten dan Jigwei pun menghilang... Dia diteleportasikan oleh artefak Draca...

Saat mereka membuka mata mereka lagi... Mereka sudah berada disuatu tempat terbuka...

Di depan mereka terdapat sebuah meja persegi panjang yang sangat mewah dengan sepuluh kursi mewah juga... Di kedua ujung meja tersebut terdapat satu kursi yang lebih mewah daripada keempat kursi di sisi kanan dan kiri meja tersebut...

Tak hanya itu, tempat yang mereka injak sekarang sangat luas dan indah... Mereka menginjak sebuah rumput hijau yang subur, langit terlihat sangat cerah dengan matahari yang menyinari tempat itu entah dari mana...

Tak sampai disitu, mereka juga dikelilingi oleh banyak sekali rak buku yang penuh dengan buku...

Ada buku yang berada di tanah, ada juga yang melayang... Jarak dari rak satu ke rak yang lainnya cukup jauh, memberikan mereka ruang yang sangat luas jika mereka ingin bermain disana...

Tempat itu seperti sebuah tempat dimana semua pengetahuan berasal... Banyak sekali buku yang bisa mereka baca... Buku disana tidak lagi tidak terhitung... Namun Infinite... Atau tidak terbatas...

Saat mereka sedang meminum keindahan tempat itu, artefak Dalya tiba tiba berbicara lagi...

"Selamat datang di rumah nona, tidak ada yang bisa memasuki tempat ini kecuali anda dan keluarga anda..."

Rumah?! Ini rumah mereka? Se indah ini?...

Dalya pun tidak bisa berkata-kata lagi...

"Silahkan duduk nona, duduk di salah satu ujung dari meja depan anda dan klaim tempat ini menjadi milik anda bersama keluarga anda..."

Ketika Artefaknya selesai mengatakan itu, Dalya menjadi ragu... Namun dia tidak ingin menanyakan lebih banyak hal... Dia kemudian berjalan menuju salah satu kursi di ujung meja itu kemudian duduk... Tubuhnya gemetaran ketika dia duduk di kursi yang megah itu...

Hasby, Kirsten dan Jigwei pun duduk di sisi kanan dari meja tersebut...

"Banyak sekali kejadian hari ini..."

Ucap Dalya sambil menghela nafas, kemudian dia melihat ke Hasby dan yang lainnya...

Dalya pun tersenyum melihat pertumbuhan mereka...

Kemudian Kirsten bertanya...

"Untuk siapa kursi-kursi kosong itu?"

Hasby pun menoleh ke Kirsten

"Sepertinya tempat ini semacam sebuah tempat perkumpulan suatu kelompok, dan kita harus menemukan dan mencari kandidat yang cocok sebagai anggota kelompok kita"

Kemudian Jigwei menyaut

"Benar, aku juga merasa begitu kak..."

Hasby pun tersenyum dan melihat ke arah Dalya diikuti oleh Kirsten dan Jigwei

"Bagaimana kalau kakak menamai kelompok kita ini?" Tanya Hasby dengan senyuman...

Dalya pun terkejut dengan pertanyaan itu, namun kemudian dia teringat kalau dia sedang duduk di kursi pemimpin...

Dalya mulai berfikir, kemudian dia menemukan suatu nama

"Forsaken."

Mata Hasby, Kirsten dan Jigwei pun melebar, itu nama yang keren...

"Aku setuju!!" Teriak Kirsten

"Aku jugaaa, namanya keren!!!" Teriak Jigwei...

Hasby pun tertawa

"Baiklah kak, nama sudah ditentukan, kalau boleh bertanya, kenapa kakak memilih nama 'Forsaken' sebagai nama kelompok ini?"

Tanya Hasby... Wajah Kirsten dan Jigwei pun berubah menjadi penasaran, mereka juga melihat mama mereka, Dalya dengan wajah penasaran...

Dalya pun tersenyum...

"Karena tempat ini terpencil dan hanya kita yang tahu... Jadi tempat ini akan gampang dilupakan oleh orang lain ketika mereka hanya mendengar nama dari kelompok kita dan tidak melihat langsung dimana kita berada."

Mendengar jawaban itu, mereka langsung mengeluarkan kata 'Ohhhhh' secara bersamaan...

"Masuk akal..."

Ucap Hasby dengan senyuman...

Dalya pun senang karena mereka faham dan menerima nama itu sebagai nama kelompok mereka...

Forsaken... Kelompok yang dipimpin langsung oleh sang pemegang ketujuh dari artefak Draca, Dalya... Sang pengunjung dari dunia lain yang bereinkarnasi ke dunia yang Indah ini...