"BAAA!!" Jigwei mengagetkan Kirsten
Kirsten yang sedang memilih-milih buku pun melompat karena terkejut
Melihat adiknya yang terkejut, Jigwei pun tertawa
"Kakkkk!!!" Kirsten pun kesal, kemudian dia mulai mengejar Jigwei
Jigwei pun lari melewati rak rak buku yang besar itu...
Mereka sedang bermain kejar-kejaran, namun Dalya sendiri sedang duduk diatas sebuah rak buku sambil membaca buku yang ia pilih
Sama saja dengan Hasby, dia sedang membaca buku, namun dia sedang duduk di kursinya di meja persegi panjang tempat mereka berkumpul...
Sedangkan Kirsten dan Jigwei masih bermain kejar-kejaran
"Kakkkk!!! Jangan lariiii!!"
Teriak Kirsten sambil masih mengejar Jigwei...
"Hahahaha~ kejar akuuu~"
Kirsten pun menggunakan sihirnya untuk menambah kecepatan, dan berhasil... Dia menjadi semakin cepat dan akhirnya dia dapat menggapai Jigwei...
"Kena kamu kak!" Ucap Kirsten sambil memegang bahu Jigwei dari belakang, kemudian dia membalikkan badan dari Jigwei
Jigwei pun terkejut, namun kemudian dia tertawa lagi
Kirsten pun ikut tertawa dan memeluk Jigwei, membuat mereka berdua terjatuh ke tanah dengan Kirsten berasa diatas Jigwei...
Jigwei pun membalas pelukan itu dengan erat
Kemudian Kirsten melihat ke kakaknya dengan seringai yang cukup lebar
"Kakak kira kakak bisa kabur dari aku dengan waktu yang lama?"
Jigwei pun menyeringai
"Mungkin?"
Secara tidak terduga, Kirsten mencondongkan kepalanya keatas dan mencium pipi Jigwei
Jigwei pun tampak senang dengan gestur adiknya itu, kemudian dia membalas mencium pipi Kirsten
Saat mereka sedang menikmati kebersamaan mereka, tiba tiba sebuah portal terbuka tepat dibawah mereka yang membuat mereka berdua langsung terjatuh
Tentu mereka terkejut...
Portal itu membawa mereka terjun dari atas awan, kembali ke dunia mereka yang lama...
"Ehh?! K-Kenap-"
Kirsten terkesiap
Mereka sadar kalau mereka terjun tepat di atas sebuah kerajaan, dan mereka terjun tepat di tengah-tengahnya...
Namun saat mereka takut, Jigwei ingat sesuatu
"Oh iya, kan kita bisa terbang kak!"
Ucapnya dengan cukup tegas...
"Eh?"
Akhirnya Kirsten juga mengingat kalau mereka bisa terbang... Karena mereka sudah pernah terbang sebelum tanpa mereka sadari...
Akhirnya mereka berdua menyeimbangkan tubuh mereka dan secara perlahan, mereka mulai berhenti terjatuh...
Sampai akhirnya mereka benar-benar berhenti terjatuh dan melayang di udara tepat diatas bangunan tertinggi di kerajaan itu...
"Hufttt, hampir saja..."
Ucap Kirsten sambil menghela nafas...
Namun, Jigwei tiba tiba berkata...
"Dek... Kita punya banyak penonton..."
Ucap Jigwei sambil melihat kebawah...
Kirsten pun sedikit terkejut, namun dia ikut melihat kebawah kemana kakaknya melihat...
Dan mata Kirsten langsung melebar karena terkejut...
Karena dibawah mereka, banyak sekali manusia yang menatap ke mereka layaknya menatap sebuah keajaiban dan menatap seorang dewi yang turun dari surga...
Kirsten dan Jigwei dapat melihat kalau para manusia-manusia itu terlihat kagum dan sedikit takut dengan keberadaan mereka disana
Tentu mereka kagum dan terkejut, karena tak setiap hari mereka melihat seseorang bisa terbang seperti itu...
Dengan cepat, Kirsten langsung menggandeng tangan Jigwei dan menariknya
Jigwei pun terkejut, namun dia tidak melawan
"Ayo kita pergi dari sini dulu!"
Dengan itu, Kirsten pun menarik kakaknya dan terbang menjauh dari tempat itu
Kirsten pun membawa kakaknya ke reruntuhan kastil terdekat dari Kerajaan manusia itu...
Mereka pun memasuki reruntuhan itu...
"Hufttt... Sekarang kita aman..."
Dengan itu, Kirsten pun melepaskan tangan Jigwei...
Jigwei yang sedikit kebingungan pun akhirnya bertanya
"Kenapa kita harus lari dari para manusia-manusia itu?"
Mendengar pertanyaan Kakaknya, Kirsten pun akhirnya berbalik dan menghadap ke Jigwei dan berkata
"Mama kita pernah memberitahu ku, kalau kita tidak boleh sampai di anggap sebagai Dewi dimata manusia yang baru pertama kali melihat kita"
Mendengar itu, Jigwei pun semakin tidak mengerti... Dia memiringkan kepalanya dan bertanya lagi...
"Kenapa tidak boleh? Bukannya nanti kita akan di sembah dan dipuja-puja oleh para manusia-manusia itu?"
Kirsten pun menghela nafas dengan sedikit kesal, namun dia tau kalau kakaknya ini tidak tau banyak tentang dunia...
Kirsten harus sabar dalam menghadapi ketidaktahuan kakaknya, Jigwei...
"Tidak boleh, karena mama kita diberi tahu oleh artefaknya kalau kita berdua ini mendekati 'ketidakadaan' jadi kita harus melindungi keberadaan kita sebagai manusia di dunia ini, atau kita akan menghilang untuk selamanya..."
Kirsten berhenti untuk mengambil nafas sebelum akhirnya melanjutkan...
"Kamu mengerti apa yang ku ucapkan kan? Kak?"
Jigwei terdiam, otaknya mencoba mencerna apa yang dijelaskan adiknya itu...
Akhirnya Jigwei mengangguk
"Iya, aku mengerti sekarang kak, jadi kita tidak boleh menjadi Dewi ya... Baiklah."
Kirsten pun menghela nafas dengan lega...
"Bagusss, adek bangga" Ucap Kirsten sambil mencubit kedua pipi Jigwei dengan senyuman manis
Jigwei pun terkejut ketika adiknya mencubit pipinya, namun dia tidak menolak dan hanya tersenyum...
Akhirnya, Jigwei sadar kembali kalau mereka sedang berada di reruntuhan sebuah kastil...
"Dek, sekarang kita di reruntuhan ini, mau berkeliling siapa tau kita menemukan sesuatu" Ucap Jigwei sembari pipinya masih di cubit oleh Kirsten
Kirsten pun akhirnya ikut tersadar karena perkataan kakaknya tersebut, dia langsung melepaskan kedua pipi Jigwei dan berkata
"Benar juga, siapa tau ada yang berharga..."
Kemudian secara perlahan mereka pun melihat ke satu sama lain dengan seringai yang lebar...
"Uang..." Ucap Kirsten
"Harta..." Ucap Jigwei sambil masih menyeringai...
Sepertinya mereka punye pemikiran yang sama tentang uang dan harta...
"GASSS!!" Teriak mereka berdua secara bersamaan
Dengan itu, mereka pun langsung berpencar dan menelusuri disegala penjuru reruntuhan itu untuk mencari harta yang mungkin masih ada dan tertinggal di reruntuhan kastil itu...
Maksudku, siapa tau memang masih ada kan?...
"KETEMU!!!" Teriak Kirsten...
Mendengar teriakan Kirsten, Jigwei pun langsung meluncur ke lokasi Kirsten dengan cepat
"Mana-mana?!!!" Tanya Jigwei dengan penuh antusias...
Kemudian Kirsten pun mengangkat keatas sebuah cangkir bangsawan yang terbuat dari emas murni... Cangkir itu bersinar dengan terang, juga terdapat permata yang mengitari cangkir tersebut, menambah keindahannya...
Jigwei pun melihat dengan penuh kekaguman...
"Woahhh, cangkir yang sangat indah..." Ucap Jigwei dengan kagum...
Kirsten pun akhirnya menurunkan cangkir itu dan meletakkannya di salah satu puing-puing kastil tersebut
Mereka berdua pun melihat cangkir yang indah itu dengan penuh kekaguman dan juga... Uang... Mereka melihat uang yang cukup banyak di cangkir tersebut...
Mereka sudah memikirkan untuk menjual cangkir tersebut setelah menunjukkannya ke mama mereka...
"Kita bawa kembali?" Tanya Kirsten dengan seringai yang lebar...
Jigwei yang berada di sampingnya pun ikut menyeringai dan mengangguk
"Memangnya akan kita apakan lagi? Tentu kita akan bawa kembali..."
"Aku penasaran berapa jumlah yang yang akan kita Terima dari satu cangkir ini..."
Mendengar kakaknya mengatakan itu, Kirsten pun tertawa dengan cukup keras
"Baru diajari tentang apa itu mata uang oleh mama pas di Forsaken, kakak udh langsung terobsesi dengan uang"
Jigwei pun ikut tertawa
"Benar, aku suka uang... Aku sangat menyukai uang..."
Ucap Jigwei sambil menjilat bibirnya sendiri...
Namun saat Jigwei ingin memegang cangkir itu, secara tiba-tiba, semua permata di cangkir tersebut bersinar dengan sangat terang...
Tentu Kirsten dan Jigwei terkejut dengan itu... Tak sampai disitu, puing-puing dibelakang mereka tiba tiba membentuk sebuah bingkai seperti pintu...
Mendengar pembentukan itu terjadi, Kirsten dan Jigwei langsung membalikkan badan mereka... Belum sempat mereka terkejut, sebuah portal muncul di tengah-tengah bingkai pintu tersebut dan langsung menyedot mereka kedalam secara paksa...
Mereka pun tak sempat bereaksi dan langsung menghilang tanpa jejak, portal itu pun langsung menghilang dan puing-puing tadi pun runtuh kembali...
Setelah melewati portal tersebut, mereka pun terlempar dan jatuh di sebuah tanah yang keras... Tidak, itu bukan tanah, itu seperti jalan yang terbuat dari batu...
Mereka pun akhirnya kembali berdiri...
"Kita dimana ini?..." Tanya Jigwei sambil memegangi kepalanya...
Kirsten pun melihat sekitar...
Semuanya hancur... Banyak sekali reruntuhan dan puing-puing disekitar mereka... Tidak ada tanda-tanda kehidupan...
Namun jauh dihadapan mereka, terdapat sebuah kastil yang sangat besar dan megah, namun kastil itu terlihat tua dan terbengkalai... Namun kastil tersebut tidak terlihat seperti reruntuhan sama sekali
Bukit bukit pun terlihat menjulang tinggi ke atas, seakan-akan semua bukit itu menopang sesuatu yang berada di atas awan...
Langit disana juga berwarna oranye tanpa ada matahari, ataupun bulan, hanya ada awan yang menutupi langit...
"Tempat yang cukup mencekam, namun aku sendiri tidak tahu kita berada dimana..." Ucap Kirsten
Jigwei pun menghampiri Kirsten dan berdiri di sampingnya...
"Hmmm, sepertinya kita harus mencari jalan keluar dari tempat ini kak..." Ucap Kirsten lagi sambil menoleh ke Jigwei
Jigwei pum mengangguk
"Iya aku tau..." Ucapnya sambil melihat sekitar...
Tidak apapun disekitar mereka kecuali puing-puing sisa reruntuhan yang pernah ada disini sebelumnya...
Akhirnya dia menunjuk ke kastil yang sangat megah jauh di hadapannya
"Ayo kita kesana dulu..."
Kirsten pun terkejut dengan pilihan kakaknya...
"Kastil itu? Kakak yakin?" Tanya Kirsten dengan nada ragu
Jigwei pun mengangguk
"Iya, memangnya kita punya pilihan lain? Tidak ada tempat lain selain kastil itu, kita terjebak, mungkin kastil tersebut akan menjadi jalan keluar kita..." Jelas Jigwei
Perkataan Jigwei itu langsung menghilangkan sisa keraguan dari dalam diri Kirsten...
"Kakak benar... Ayo kita ke sana..." Ucap Kirsten...
Jigwei pun mengangguk
"Ayo."
Dengan itu mereka pun mulai terbang menuju kastil megah itu bersama...
Mereka tidak punya pilihan lain selain menuju kastil tersebut... Mau tidak mau, mereka harus siap menghadapi semua bahaya yang mungkin akan muncul di kastil itu...
Namun dengan kekuatan mereka yang sekarang, mereka sudah percaya diri akan kekuatan mereka sendiri... Ditambah lagi, kekuatan mereka meningkat setelah kejadian Gerhana beberapa hari lalu...
Mereka tidak tahu pasti kenapa kekuatan mereka meningkat karena fenomena tersebut, namun mereka tidak menolak peningkatan buang signifikan itu...
Setidaknya, mereka sekarang sudah setara dengan beberapa Demi-Human, ya, mereka memang sudah sekuat itu sekarang...
Disaat yang bersamaan, jika mereka semakin kuat, maka ibu mereka juga akan semakin kuat juga...
Setelah beberapa menit, mereka pun akhirnya sampai di kastil tersebut, semuanya terlihat tua dan usang, seperti kastil tersebut tidak pernah dirawat...
Tanpa basa basi, mereka pun membuka pintu besar kastil tersebut yang mengarahkan mereka langsung kedalam kastil...
Mereka terkejut ketika mereka melihat dalam dari kastil itu... Dalam dari kastil itu sangat megah...
Lampu-lampu yang ditenagai oleh sihir bergelantungan jauh di atap kastil... Karpet merah yang menyambut mereka terlihat sangat bersih dan terawat...
Dalamnya pun sangat rapi dan bersih, seperti kastil yang sangat terawat dan masih dihuni oleh keluarga kerajaan...
Dari tempat mereka berdiri, karpet merah membentang dari kaki mereka menuju tangga yang megah dan memiliki dua jalur, kanan dan kiri...
Disisi kanan dan kiri karpet merah itu terdapat interior yang sangat megah dan mahal, desainnya juga tidak main main, seperti dewa telah mendesain kastil ini...
Mereka berdua pun mulai menginjakkan kaki mereka ke karpet merah dihadapan mereka dan mulai memasuki kastil tersebut...
Mereka melihat kanan dan kiri, meminun keindahan kastil yang disediakan... Namun mereka tidak merasakan sihir seseorang pun yang ada disekitar kastil tersebut... Kastil itu benar benar kosong...
Mereka bisa melihat di sisi kanan dan kiri mereka terdapat lorong yang menuju entah kemana... Disini mereka dibuat bingung dengan opsi untuk kemana mereka akan menjelajahi kastil ini lebih dulu?...
"Kita kemana dulu kak? Mau menaiki tangga atau kita jelajahi lantai ini dulu?" Tanya Kirsten sambil masih berjalan...
Jigwei pun berfikir...
"Kita ke atas dulu, kita jelajahi lantai atas kemudian kebawah secara berkala, karena kalau kita tidak menemukan jalan kembali di kastil ini, kita bisa langsung keluar tanpa harus naik turun tangga..." Jelas Jigwei
Kirsten sedikit terkejut dengan perkataan kakaknya yang bisa dibilang masuk akal itu... Karena ini pertama kalinya Jigwei bisa memberi saran yang masuk akal dan tidak menghabiskan banyak energi mereka...
Dengan senyuman lembut, Kirsten pun mengangguk
"Baiklah~"
Dengan itu mereka pun menaiki tangga secara bersamaan... Mereka memiliki jalur kanan terlebih dahulu dan terus berjalan...
Namun tanpa mereka sadari, disisi kiri dari tangga yang mereka naiki, terdapat sebuah siluet dengan mata merah menyala melihat ke arah mereka...
Siapa dia? Kenapa dia ada disini? Apakah dia pemilik kastil yang megah ini?
Namun disini, Kirsten maupun Jigwei tidak ada yang menyadari keberadaan siluet itu sama sekali...
Mereka terus berjalan dan menjelajahi tempat itu... Mereka membuka pintu satu persatu untuk mereka cek, kebanyakan pintu adalah kamar kerajaan yang tertata dengan rapi, seperti seseorang selalu merawat kamar-kamar itu...
Sampai akhirnya mereka membuka sebuah sepasang pintu yang sangat besar...
Mereka sangat kagum ketika melihat kedalam dari pintu yang baru saja mereka buka... Itu adalah ruangan tahta raja yang sangat besar...
Interiornya sangat mewah dengan berlapis emas murni... Ruang Tahta itu juga sangatlah luas...
Mereka pun berlari memasuki ruangan tahta itu dengan senang...
"Woahhhh!! Ruangan ini sangat megah dan indah" Ucap Kirsten dengan senang...
"Benar!! Lihat disana!!" Ucap Jigwei sambil menunjuk ke singgasana yang besar dan indah di atas tangga...
Seperti memiliki pemikiran yang sama, mereka berdua pun berlari menaiki tangga menuju singgasana...
Saat mereka sampai di singgasana itu, mereka melihat sebuah pedang yang tipis namun panjang, pedang itu juga tidak terlalu besar namun memiliki desain yang sangat indah dengan berlapis emas...
Bahkan bagian tajam dari pedang itu terbuat dari berlian...
Dengan kagum, Kirsten pun mengambil pedang itu... Namun saat dia ingin mengangkatnya, terlihat dia sedikit kesulitan dalam mempertahankan dirinya
"W-Woah, p-pedang ini berat..." Kirsten sambil memegang gagang pedang itu dengan kedua tangannya
Jigwei pun sedikit terkejut
"Coba kamu ayunkan dek" Ucap Jigwei
Kirsten pun mengangguk, kemudian dia mengangkat pedang itu dan mengayunkan pedangnya kedepan...
Terjadi sebuah gelombang kejut saat Kirsten berhasil mengayunkan pedang itu...
Mereka berdua pun dibuat kagum dengan itu...
"Coba akuuuuu" Minta Jigwei
Kirsten pun dengan susah payah mengangkat pedang itu ke Jigwei...
Dengan perlahan, Jigwei mengambil pedang tersebut...
Benar saja, pedang itu sangat berat...
"W-Woah! I-Ini berat..."
Ucap Jigwei sambil mengayunkan pedang itu sekali... Dan seperti yang terjadi saat Kirsten mengayunkan pedang itu, sebuah gelombang kejut terjadi...
"Mungkin ini akan berguna, kita tanya mama dan kak Hasby dulu" Ucap Jigwei
Kirsten pun mengangguk
"Aku setuju" Ucap Kirsten dengan bangga
"Sekarang ayo kita kembali kebawah dan telusuri bagian bawah kastil ini, kakak bisa bawa pedangnya?"
Jigwei pun mengangguk
"Ya, kakak bisa, ayo kita kembali kebawah..." Ucap Jigwei sambil mengangkat pedangnya lagi
Kirsten pun mengangguk
Dengan itu, mereka pun berjalan keluar dari ruangan tahta itu dan kembali turun kebawah...
Tanpa mereka sadari, sebuah siluet hitam dengan mata merah menyala masih memperhatikan gerak gerik mereka dari kejauhan... Siluet itu seperti takut, namun juga kesal disaat yang bersamaan...
Kirsten dan Jigwei yang sudah di lantai bawah pun memiliki sisi kiri dari tempat mereka menuruni tangga...
Mereka menyusuri lorong yang besar itu, mereka selalu mengecek ruangan demi ruangan untuk melihat apa yang ada di dalam ruangan tersebut...
Namun yang mereka temukan hanyalah kamar para keluarga kerajaan dan kamar pelayan...
Mereka mengabaikan semua ruangan-ruangan itu... Sampai tibalah mereka di ujung kastil tersebut...
Di ujung kastil tersebut terdapat sebuah pintu, pintu itu terkunci dengan sebuah gembok, dan mereka membutuhkan sebuah kunci untuk membuka gembok tersebut... Namun... Kirsten berkata lain...
"Dimana kita bisa menemukan kuncinya?" Tanya Jigwei
Namun Kirsten menyeringai...
"Kunci? Untuk apa kak? Kita tinggal lakukan ini..."
Kirsten pun mengarahkan jarinya ke gembok itu, kemudian sedikit dari kekuatannya melesat dari jarinya... Sihirnya itu langsung menghancurkan gembok tersebut...
Melihat itu, Jigwei pun tertawa
"Benar juga, kenapa aku tidak kepikiran ya, ayo masuk..."
Kirsten pun tersenyum dan mengangguk
"Ayo..."
Kirsten pun membuka pintu dihadapan mereka... Bukan sebuah ruangan yang mereka lihat, namun sebuah tangga memutar yang turun kebawah... Sepertinya itu adalah sebuah basement...
"Sepertinya ini sebuah basement" Ucap Jigwei
"Benar... Apakah kita harus menuruni tangga ini?" Tanya Kirsten
Jigwei pun menyeringai
"Kenapa tidak? Siapa tau ada harta yang melimpah di basement ini"
Mendengar kata kata itu, Kirsten pun ikut menyeringai...
"Benar juga, ayo kak"
Jigwei pun mengangguk...
Kemudian mereka pun mulai menuruni tangga memutar itu bersama... Setelah cukup lama berjalan menuruni tangga, akhirnya diberikan tempat yang cukup luas serta dihadapkan dengan pintu kayu yang juga di kunci...
Namun Kirsten hanya menghela nafas
"Menyebalkan..." Ucap Kirsten sebelum akhirnya memukul pintu tersebut dan menghancurkannya
Jigwei hanya tersenyum melihat itu...
Dengan pintu yang sudah hancur, mereka pun memasuki ruangan selanjutnya... Dan benar saja... Ruangan itu dipenuhi dengan harta...
Ruangan itu adalah lautan emas, koin emas bertumpuk-tumpuk memenuhi ruangan itu seperti lautan... Tak hanya itu, banyak juga artefak-artefak kuno yang sangat berharga dan mahal jika dijual...
Banyak patung-patung emas yang berdiri, tertidur, juga ada yang terkubur di koin emas yang bertumpuk-tumpuk itu...
Tak hanya emas, namun juga permata, mulai dari berlian, ruby, zamrud, sapphire dan lebih banyak lagi berada di atas tumpukan koin emas tersebut, berserakan dimana-mana...
Senjata senjata kuno pun banyak sekali disana, pedang kuno, Scythe kuno, panah kuno, sampai tombak kuno...
Tempat itu seperti menyimpan sejarah terbentuknya segala sesuatu yang ada...
Melihat itu semua, Kirsten dan Jigwei pun menjadi sangat senang...
Jigwei langsung melemparkan pedang yang dia bawa kesamping...
"KITA KAYAAA!!!" Ucap Kirsten dan Jigwei secara bersamaan...
Dengan itu mereka pun berlari ke tumpukan emas itu dan menyelam kedalamnya...
"Haha~ aku ingin menyimpan ini! Ini semua milik kita!! Karena kita yang menemukannya!!" Ucap Kirsten dengan senang
Jigwei pun tertawa
"Benar, ini semua milik kita!!" Balas Jigwei sambil bergerak-gerak ditumpukan emas tersebut, seolah-olah dia ingin membawa semua emas tersebut dengannya
Mereka pun menikmati harta milik mereka tersebut...
Namun, siluet hitam yang tadi mengawasi mereka, sekarang mengintip dari pintu yang Kirsten hancurkan tadi...
Apakah harta itu benar-benar akan jadi milik mereka? Atau sosok misterius itu adalah pemilik asli dari harta tersebut?...