> "Realitas bukan tempat… melainkan jaringan kehendak yang terus bertaut."
Langkah Sylvaris bergema di jembatan cahaya yang membelah kehampaan. Synapse Grid kini menunjukkan wajah barunya—lebih kompleks, lebih hidup… dan jauh lebih tidak stabil.
Jembatan realitas tempat ia melangkah berpendar dengan urat-urat cahaya, seperti kabel saraf yang menghubungkan satu titik kesadaran ke titik lain. Di bawahnya, jurang eksistensi memantulkan memori-memori tak dikenal, berkilau dalam bentuk simbol-simbol asing.
Signal Chain. Itulah nama wilayah ini, bagian tengah dari Synapse Grid.
Strukturnya tak seperti tempat biasa. Ruang dan waktu bukan hanya melengkung, tapi saling tumpang tindih. Sebuah sistem jaringan—mirip sistem syaraf kosmik—mengalirkan kehendak dan resonansi memori antar node, menciptakan semacam flow logic yang membentuk lapisan eksistensi baru. Namun hal itu juga membawa efek samping: perlahan, kestabilan ego Sylvaris mulai terganggu.
"…Fokusku terus ditarik. Ini seperti medan tarik eksistensial," gumamnya. Ia merasakan fluktuasi memori yang bukan miliknya, menyusup ke pikiran dalam kilatan-kilatan penglihatan. Fragmen-fragmen tentang dunia yang tak pernah ia injak, orang-orang yang tak pernah ia temui… seolah sistem di sini sedang menguji integritas egonya.
Tiba-tiba, notifikasi visual menyala di sudut pandangnya.
> [ALERT: SYLVARIS UNIT DETECTED PHASE INTERFERENCE — SIGNAL CHAIN FIELD]
[RECOMMENDED PROTOCOL: STABILIZE EGO CORE]
"Jadi ini ujian berikutnya…" Sylvaris menarik napas panjang, lalu membuka jalur input egonya.
Kilatan kehendak menyelimuti tubuhnya. Sebuah resonansi baru muncul—ia mulai sinkron dengan medan sinyal di sekitarnya. Ia mengalirkan energinya ke dalam struktur jaringan, dan dalam sekejap, lanskap sekitarnya merespon.
Tiga node cahaya muncul di udara, masing-masing terhubung oleh tali sinyal transparan. Namun di balik mereka, entitas penjaga jaringan itu muncul—makhluk mirip drone eksistensial, tubuh mereka seperti fraktal logika yang berdenyut dan berubah bentuk.
[ENTITY CLASS: INTERFERENCE WARDEN]
[THREAT LEVEL: MODERATE]
Tanpa peringatan, salah satu warden melesat—menerobos ruang dalam pola zig-zag, seperti sinyal yang memantul di antara lapisan realitas. Serangannya berbentuk gelombang kompresi yang menghantam arah kepala Sylvaris.
Sylvaris mengaktifkan [Skill 3 – Distort Step]—tubuhnya menghilang dalam sekejap, teleportasi pendek yang meninggalkan bayangan ilusi, menipu lintasan musuh.
Ia muncul kembali di atas node pertama dan menghantamkan Shatter Fang, menginfusi residu EGO-nya pada warden. Ledakan kecil mengguncang udara, dan efek Instability Break mulai aktif, melemahkan struktur eksistensial musuh.
"Target terlalu fleksibel untuk serangan linier…" pikirnya.
Dua warden lain berputar mengelilingi node, menciptakan medan pelindung berbentuk segitiga. Mereka mulai menyalurkan gelombang sinyal yang memicu Overload Feedback ke arah Sylvaris—mekanisme yang bisa merusak kestabilan ego jika dibiarkan terlalu lama.
"Kalau begitu, kita main di jaringannya."
Sylvaris mengangkat tangannya dan memicu [Pulse Erosion] dalam pola radial. Denyut kehendaknya meresap ke medan jaringan, mengganggu sirkulasi sinyal antara node. Efek stacking mulai terlihat—resonansi warden mulai kacau.
Dengan momentum itu, ia meluncur ke depan menggunakan Distort Step lagi, menyelinap di antara dua warden, dan langsung mengaktifkan [Echo Trace]—serangan berikutnya diperkuat oleh data eksistensi yang terserap.
"—Lepas."
Serangan akhir dilepaskan. Sebuah tebasan memecahkan node tengah. Getaran keras terjadi—struktur jaringan terguncang, dan dua warden lainnya mulai kehilangan sinkronisasi. Dalam sekejap, tubuh mereka terdistorsi dan meledak, menjadi hujan fragmentasi data.
Hening.
Sistem realitas kembali stabil. Jembatan cahaya di bawah kakinya menjadi lebih terang—mengindikasikan bahwa sinyal telah terhubung ulang dan Sylvaris sukses menstabilkan sinyal egonya sendiri.
> [SYSTEM UPDATE: EGO CORE SYNCHRONIZED – TYPE-1 STABILITY 82%]
[ACCESS GRANTED – GRIDFALL CONTINUUM UNLOCKED]
Sylvaris berdiri diam sejenak, mengatur napas.
Ia memandang sekeliling—Signal Chain kini tampak seperti peta hidup dari ingatan dan kehendak, saling terhubung dalam satu kesatuan logika eksistensi. Dunia ini keras… namun mulai bisa ia pahami.
"Semakin tinggi aku naik, semakin banyak eksistensi yang harus kulawan—termasuk diriku sendiri."
Namun ia tak takut. Ia siap.
Dan perjalanannya dalam Resonant Ascent… baru saja dimulai.