Ritual Calyx bukan hanya simbol kehendak suci. Ia adalah sistem penyaring. Sebuah mekanisme yang memisahkan ego murni dari yang rapuh. Dan Sylvaris baru saja memasukinya.
Lantai yang ia pijak berubah menjadi pantulan cermin bergerigi—refleksi tak stabil dari jiwanya sendiri. Cahaya memutar seperti pusaran, membentuk Willbound Chamber, zona uji kehendak yang mengkristalisasi trauma, keraguan, dan ambisi masa lalu menjadi ilusi nyata.
[EGO TYPE-2: Echo Reborn] – WARNING: STABILITY DEGRADE DETECTED
Host Ego exposed to Memory Compression Fields.
Sylvaris tidak bergerak. Ia menunggu ilusi pertama, dan seperti kilat—itu datang.
Dari pantulan lantai, muncul sosok: dirinya sendiri, dalam keadaan luka parah, tubuh berlumuran darah dan armor patah. Mata sosok itu menatapnya penuh kemarahan.
> "Kenapa kau terus maju?"
"Kau bahkan tak tahu apa yang kau lindungi."
Sylvaris tak menjawab. Ia mengangkat tangannya, tapi ilusi itu menyerangnya duluan—menggunakan Vector Bloom versi mentah, kasar, namun penuh ledakan niat. Serangan itu nyaris menembus perisai ego-nya, memaksanya mundur beberapa langkah.
Ilusi itu bukan hanya replika. Ia adalah distilasi dari rasa bersalah dan penyangkalan.
Sylvaris memfokuskan ulang aliran sinkronisasi. Ia menunggu celah, lalu menembakkan Lucent Barrage, serangan energi partikel tinggi yang menyebar ke delapan arah. Ledakan cahayanya menembus pantulan, menghancurkan bentuk ilusi itu perlahan.
> "Aku tahu apa yang hilang," gumamnya dingin. "Dan itu alasan cukup untuk terus berjalan."
Namun sebelum ia bisa mengambil napas, bayangan berikutnya muncul—lebih kejam.
Sekelompok entitas menyerupai manusia yang pernah ia tinggalkan—rekan seperjuangan, wajah yang tak bisa ia selamatkan. Mereka menatapnya dengan mata kosong.
> "Kau tak pantas jadi pengganti kehendak,"
"Kau adalah pecahan dari kehancuran."
"Tidak," bisik Sylvaris.
Medan gravitasi ilusi memuncak. Tekanan emosional dilipat ke dalam dirinya—bukan hanya sebagai visual, tapi sebagai gelombang data yang menghantam sistem internal EGO-nya.
[Coherence Loop] – Strain: 92%
[Error Margin Detected: Mental Interference Imminent]
Dia menjatuhkan satu lutut ke bawah. Tapi ia tak membiarkan dirinya terkunci.
> "Aku tidak akan dikendalikan oleh masa lalu. Aku bukan distorsi."
"Aku adalah kehendak itu sendiri."
Tangannya bersinar terang. Ia mengeksekusi Sync Piercer, serangan terfokus yang menembus lapisan mental ilusi, menyobek gambaran rekannya satu per satu. Setiap tebasan bukan hanya menghancurkan bentuk fisik mereka, tapi memutuskan belenggu trauma yang mereka simbolkan.
Atmosfer ruang berubah. Dinding cermin hancur perlahan, memperlihatkan lapisan berikutnya: Core Will Trial.
Dari atas, sebuah kristal raksasa jatuh perlahan—berisi satu gambaran terakhir: Mikhaelis, sahabatnya yang gugur saat perang Singularity Fissure. Sosok itu tersenyum, lalu mengangkat tangan… dan menembakkan Crown Pulse, gelombang energi berbasis ingatan emosional terdalam.
Sylvaris tidak menghindar.
Gelombang itu menghantamnya telak.
Tapi tak ada kerusakan.
Ia berdiri tegap, memejamkan mata.
> "Kau bukan musuhku, Mikhaelis. Kau adalah alasan aku bertahan."
Dan dengan itu, bentuk ilusi terakhir larut menjadi partikel cahaya murni. Ruang uji berguncang, berubah menjadi cahaya menyilaukan yang mengalir ke dalam tubuh Sylvaris.
[Willbound Trial: COMPLETE]
EGO Synchronization Increased: +18%
Emotional Buffer Stabilized
Override Threshold: APPROACHING TYPE-3
Lucent Circuit Expanded
Dalam sunyi yang tersisa, suara dari Calyx terdengar seperti gema jauh:
> "Kau tak mengingkari masa lalumu. Kau menaklukkannya."
Langkah Sylvaris berlanjut.
Keheningan ruang tidak lagi kosong—tapi penuh makna.
Dan di depan sana… akar kehendak mulai tumbuh liar.
Chapter 3 – Bloom of Fragmenta menunggu di ujung lorong.