Mindwar Hymn

Suara dentuman pertama meledak seperti paduan suara perang.

Langit spiral terbuka oleh jalur masuk pasukan DIVINA SYN—struktur taktis melayang berbentuk hexapod descent platforms menyembur dari Void Rift, mengirimkan gelombang pengguna EGO elit ke zona Sylvaris. Masing-masing berpakaian battle-suit simfonik, dirancang untuk menyalurkan kehendak secara kolektif—Hymnal Sync Protocol.

[WARNING: MULTIPLE SIGNATURES – HIGH DENSITY EGO TYPE-2+ DETECTED]

[ENGAGEMENT: PERMISSION GRANTED – COMBAT SEQUENCE ONLINE]

Sylvaris berdiri sendiri di pusat platform utama. Mata tajamnya menyapu sekeliling—tanpa rasa gentar, hanya kalkulasi. Jumlah musuh mendekati seratus. Tapi itu bukan soal angka. Ini soal dominasi kehendak.

> “Jika ini lagu perang kalian—biarkan aku jadi disonansi yang merobeknya.”

Barisan terdepan DIVINA SYN mulai menyerang dalam pola harmonik. Satu tim memfokuskan tembakan beam heliks—Choral Lances—sementara tim lain memutar medan sinkronisasi agar mengacaukan kestabilan EGO lawan.

Sylvaris menurunkan tombaknya.

[SKILL: SHARDDANCE – PHASE RIP VER.]

Dalam hitungan sepersekian detik, ia melompat ke garis depan musuh, menggores udara dengan fragmen senjata spiral yang berputar secara acak. Lintasan serangannya bukan linier—tapi mengikuti pola irama, membentuk struktur musik liar yang menghancurkan koordinasi DIVINA SYN.

Ledakan terjadi berlapis.

Setiap anggota pasukan yang terkena fragmen akan terputus dari Hymnal Link mereka, menyebabkan efek feedback yang memperlambat gerakan pasukan lainnya.

[EGO NEURAL DISRUPTION – WAVE SUCCESSFUL]

[CASUALTIES: 23 UNITS INSTANT NEUTRALIZED]

Namun komando mereka segera menyesuaikan. Seorang wanita tinggi dengan helm berbentuk tuning fork berdiri di barisan belakang—komandan lapangan Divina Syn di zona ini: Ars Novalis, pengguna Echo Frame Type II.

> “Konvergensi kembali. Rekonstruksi melodi dalam 3…”

Suara tak terdengar mulai menggema dari seluruh pasukan. Bukan melalui suara nyata, tapi EGO Link. Sebuah lagu perang: Mindwar Hymn, aktif.

Sylvaris langsung merasakan tekanan luar biasa—ruang terasa menebal, detak jantungnya dipaksa menyatu ke dalam tempo irama pasukan musuh. Serangan fisik melambat, gerakan ego mulai terkunci.

> “Sinkronisasi… dipaksa masuk. Ini—medan himne kolektif?”

[COUNTERPROTOCOL ACTIVATED: MANUAL DISRUPT]

Sylvaris menyalakan override sistemnya secara paksa. Tubuhnya mulai bergetar. Efek “Shard Emanation” meledak tak beraturan dari punggungnya. Ia memfokuskan seluruh energinya ke dalam satu titik.

[EXCEED TECHNIQUE: SHARDLANCE – ORBITAL MAELSTROM]

Delapan fragmen tombak bergerak dalam spiral terbalik—bertabrakan satu sama lain dalam kecepatan tinggi, membentuk vortex energi yang menghancurkan efek harmonik. Ledakan itu bukan sekadar fisik, tapi metafisik—memutus resonansi EGO kolektif.

Platform mulai hancur sebagian. Tubuh Ars Novalis terdorong ke belakang, sebagian armor simfoni-nya terbelah. Separuh pasukannya jatuh dalam keheningan mendadak. Hanya dua puluh tersisa—dan mereka mulai mundur, kehilangan irama utama mereka.

Namun sebelum Sylvaris bisa bernapas lega…

[ALERT: HIGH-TIER EGO SIGNATURE – APPROACHING FAST]

Langit atas terbuka. Retakan cahaya membelah spiral horizon. Dari sana, sosok tinggi berkulit obsidian melayang turun dengan jubah berkobar, membawa kitab raksasa di punggungnya.

MID BOSS DETECTED:

“KORVEL, THE LITANIA BINDER”

Absolutist of Choral Order – EGO TYPE-2.9

Aura yang terpancar dari Korvel langsung membungkam semua getaran ego sekitarnya. Bahkan fragmen tombak Sylvaris berhenti berputar—seolah seluruh realitas dipaksa diam.

> “Sesiap apapun kau, kehendakmu tetap harus tunduk pada Litani Mutlak.”

“Aku bukan hanya memadamkan kekuatanmu... aku menghapus nadamu dari realitas ini.”

[WARNING: SKILL SUPPRESSION FIELD ACTIVE]

[EGO INTERFACE: PARTIAL LOCK]

Tubuh Sylvaris tak bisa lagi mengakses skill-nya. Keringat dingin mengalir. Ia mencoba menyerang secara fisik, tapi bahkan gerakan tombaknya seperti diserap oleh medan absolut Korvel.

> “...Kau mengurung lagu ini?”

“Kalau begitu, biarkan aku memecahkan harmoni palsumu—dengan resonansi milikku sendiri.”

Tubuhnya mulai bergetar lagi. Kali ini bukan karena tekanan musuh, tapi karena sesuatu di dalamnya yang bergerak. Retakan cahaya muncul di sisi kiri wajahnya. Efek Syncburst Override mulai tak stabil, mendekati ambang mutasi.

Dan di dalam resonansi itu…

Sebuah lagu baru mulai tercipta. Bukan himne perang. Tapi nyanyian kehendak murni.

---

To Be Continued: Chapter 9 – Crown of Thorns