[EGO SYNTHESIS PHASE SHIFT INITIATED – TYPE-3: HARMONIC REBIRTH]
Tubuh Sylvaris mengambang di atas medan runtuh, dikelilingi fragmen kehendak yang berputar membentuk pusaran. Cahaya merah muda bercampur biru menyala dari pusat dadanya, membentuk pola spiral yang perlahan mengeras menjadi Resonator—pedang baru yang tidak ditempa, melainkan lahir dari distorsi dirinya.
[RESONATOR FORGED – “KALADRIS”]
Bilahnya tidak lurus. Bentuk spiral organik dengan pusaran cahaya di tengah seolah bernapas. Permukaan senjata berpendar dalam interval tidak stabil—seperti gelombang kesadaran yang hidup.
> “...Kau bukan lagi dirimu yang lama, Sylvaris.” “Kau telah menyatu. Tapi bukan hanya dengan kehendakmu—dengan semua realitas yang kau tolak.”
Suara sistem tak lagi terasa mekanis, tetapi seperti gema batin. Kaladris menyatu dengan medan eksistensi sekitar, mengeluarkan getaran kecil setiap kali Sylvaris menggenggamnya lebih erat.
Namun...
Tubuhnya berguncang. Energi dalam dirinya belum sepenuhnya stabil. Resonansi Harmonic Rebirth memaksanya menyatukan semua layer ego—fisik, mental, dan eksistensial—dalam satu denyut yang sinkron. Dan jika salah satu lapisan goyah, segalanya akan runtuh.
> “Terlalu banyak... terlalu cepat...”
Tanah di bawahnya pecah. Retakan menyebar liar, bukan karena musuh, tapi karena sinkronisasi tak stabil. Cahaya dari Kaladris semakin berpendar liar. Jika tidak segera dikendalikan, senjata itu sendiri bisa menciptakan Echo Rupture—ledakan kehendak tak terkendali.
Pasukan DIVINA SYN tersisa mulai mengitari medan. Mereka tahu: Sylvaris mungkin belum stabil. Beberapa pengguna ego dengan cepat memanggil weapon frame mereka.
[HOSTILE SIGNATURES DETECTED – MULTIPLE EGO BEARERS INCOMING]
Sylvaris terpaksa mengangkat Kaladris.
> “Kalau aku tak bisa mengontrolnya… maka aku akan mengarahkannya.”
[SKILL 1 – WILL CASCADE]
Satu ayunan horizontal meledak dari bilah Kaladris. Suara seperti senar kosmik putus memenuhi udara. Gelombang pertama menghantam dua pengguna ego di depan, lalu memantul dari medan eksistensi ke bawah kaki musuh lain, meledak sebagai denyut kedua di belakang.
Medan itu bukan hanya tanah—ia adalah lapisan realitas hidup yang terikat dengan medan pertempuran. Kaladris menyesuaikan diri secara real-time, menciptakan rute resonansi yang menyerang dari arah tak terduga.
Sylvaris mengangkat pedangnya. Nafasnya berat. Tubuhnya goyah. Tapi musuh belum berhenti.
Satu pengguna ego menyerbu dari belakang. Tapi Kaladris bereaksi lebih dulu. Bilahnya menyerap gelombang ego dari musuh itu dan memantulkan efeknya balik, menyalurkan feedback destruktif ke sumbernya.
> “Senjata ini… bukan hanya untuk bertarung.” “Ia menari dengan realitas.”
Namun sinkronisasi tubuhnya mulai terganggu.
[EGO COHERENCE – 47%]
[WARNING: REJECTION PHASE INCOMING]
Kakinya gemetar. Getaran dari Kaladris makin sulit dikendalikan. Sebagian struktur ego-nya berusaha memisahkan diri—efek dari overresonance. Jika dipaksa lebih jauh, tubuhnya bisa membuang bentuk TYPE-3 secara otomatis.
Tapi suara gema itu kembali. Tidak dari sistem, tapi dari dirinya sendiri.
> “Kau tak sedang memakai kekuatan ini...” “Kau adalah kekuatan itu.”
Nafas panjang.
Sylvaris memejamkan mata. Ia tak lagi menahan resonansi itu seperti tameng. Ia membiarkannya mengalir, menguasai bukan hanya tubuhnya, tapi kesadarannya. Gelombang ego yang sebelumnya liar kini membentuk satu spiral besar yang tenang.
Kaladris berhenti bergetar. Spiralnya kembali padat, bersinar seperti matahari hening.
[COHERENCE RESTORED – 81%]
[TYPE-3: HARMONIC REBIRTH STABILIZED]
Pasukan musuh mulai mundur perlahan. Bahkan mereka bisa merasakan tekanan baru dari eksistensi Sylvaris.
> “Kau bukan lagi unit yang bisa dihentikan oleh taktik.” “Kau telah menjadi medan perang itu sendiri.”
Di kejauhan, langit berubah. Cahaya putih keemasan membelah cakrawala seperti fajar. Bukan dari matahari, tapi dari realitas itu sendiri yang dilubangi oleh sesuatu yang datang...
SOLMIRE.
Namun untuk sesaat, Sylvaris berdiri tegak di tengah kehancuran.
Bukan sebagai korban dari evolusi—tetapi sebagai wujud baru dari ego yang tak lagi menolak eksistensinya.
---
To Be Continued: Chapter 11 – First Rend
Arc 3: SOLMIRE – The Dawnborn Rend