Hollow Convergence

Lereng tak berbentuk dari Lower Fold menyambut Sylvaris dengan kehampaan geometris yang tidak masuk akal. Dinding realitas bergelombang seperti suara terdistorsi, dan horizon berganti bentuk setiap detik. Di titik tengah, satu bentuk berdiri—tegak seperti menara, tapi berbentuk tubuh.

Entitas itu mengangkat tangan.

Dan dunia berhenti berputar.

> “Aku adalah kata yang tak pernah diucapkan,”

“Aku adalah kalimat yang terlupakan oleh waktu.”

“Aku adalah—THALGEN, sang orator yang ditinggalkan.”

Suara itu bukan hanya terdengar—tapi langsung tertanam ke dalam kesadaran Sylvaris.

[WARNING: ECHO INTRUSION DETECTED]

[Mental Barrier Breached – Level 2]

Sylvaris melepaskan limiter. Pulse Drive Halo menyala, membentuk tiga lingkaran energi berwarna violet-crimson yang mengorbit tubuhnya. Ia melompat ke depan, menghantamkan telapak tangan ke medan yang bergetar—

BOOM

Ledakan Stellarity Crush menembus gravitasi lokal, namun tubuh Thalgen tak bergeming. Justru ia memutar tubuhnya pelan… dan membuka mulut tanpa bibir. Kata-kata keluar sebagai energi murni.

> “Dengar dan lenyap: Silence Incantation.”

Segera, waktu bagi Sylvaris melambat. Matanya melihat serangan, tapi tubuhnya belum sempat bergerak. Delay antara niat dan aksi mulai membesar.

[Temporal Sync Error: Δ 0.8 sec]

[Stellarity Sync Fluctuation Rising]

“Dia menggunakan resonansi linguistik untuk meretas aksi,” gumam Sylvaris, mengaktifkan Fractal Echo Shell—sebuah lapisan filter realitas yang memisahkan intensi dan realitas material. Dengan itu, ia mampu bergerak meski berada di bawah tekanan linguistik Thalgen.

Pertarungan berlanjut.

Thalgen memanipulasi medan melalui frasa-frasa:

> “Fall — Collapse — Break the Echo!”

Dan setiap ucapan itu memanifestasikan efek: gelombang runtuhan suara, pusaran logika yang membatalkan gerakan, medan anti-nada yang membungkam kemampuan aktif Sylvaris.

Tapi Sylvaris membaca ritmenya.

Ia berputar di udara, memanggil Phase-Rend Pulse, melepaskan sembilan tembakan beruntun yang melengkung secara spasial dan meledak tepat di depan Thalgen. Dentuman memecah batas stabil.

Thalgen terpental ke belakang, lalu jatuh.

Tapi ia berdiri lagi—dengan tubuh retak, ia tersenyum.

> “Bahkan kehendakku tak pernah selesai dikatakan.”

“Dan kau… adalah panggung terakhirku.”

Sylvaris tak menunggu. Ia mengaktifkan Stellarity Core Overburn. Satu detik yang padat—dan waktu sendiri tampak terdistorsi oleh intensitas keberadaannya. Tubuhnya diselimuti lapisan Transient Echo Form—konvergensi sempurna antara niat, aksi, dan eksistensi.

Ia bergerak seperti nyala pecah cahaya—dan muncul tepat di depan Thalgen.

“Final Pulse—Sunder Drive!”

BOOOM!

Tebasan vertikal menghancurkan medan linguistik. Kata-kata Thalgen terpatahkan di udara. Fragmentasi tubuhnya mulai pecah menjadi simbol dan frasa… lalu memudar ke udara kosong.

Tapi sebelum hancur sepenuhnya, Thalgen menatapnya sekali lagi.

> “Mungkin aku tak dikenang…

Tapi berkatmu, aku… pernah disampaikan.”

Ia lenyap. Tak ada loot. Tak ada sistem yang mencatat kemenangan ini.

Hanya satu resonansi baru yang tertanam dalam EGO Sylvaris.

[EGO INTERFACE UPDATED]

[New Protocol: LEXICON REVERB – Passive Layer]

> Memungkinkan konversi kata menjadi efek minor dalam pertempuran. Resistensi terhadap resonansi linguistik meningkat.

Sylvaris berdiri diam beberapa saat, merasakan denyut yang mulai stabil dalam dirinya. Dissonansi masih ada, tapi kini dia tak lagi menolaknya.

Ia mulai menyetel kehendaknya ke dalam medan aneh Choral Abyss.

Dan di kejauhan, suara tak sinkron memanggil.

Chapter berikutnya akan menjadi ujian tak langsung…

di mana eksistensi Sylvaris mulai melangkahi waktu dan kehendaknya sendiri.