“Jika ilahi pun bisa gagal… apa yang tersisa dari kita?”
[ZONE: CORE CHORAL ABYSS – DIRGE EXPANSE]
Tak ada arah, tak ada waktu. Hanya kehampaan pekat seperti kubah mati yang menggantung abadi. Di tengahnya, berdiri reruntuhan dari sesuatu yang dulu mungkin disebut kuil—sekarang hanyalah puing metafisik, terbuat dari keheningan, pengingkaran, dan doa-doa yang tak pernah sampai.
Langkah Sylvaris bergema tanpa gema.
Ia melangkah ke dalam struktur itu, dan begitu memasuki inti...
Wujudnya muncul.
ELGRANDE – THE RUINED DIVINITY
“Suara terbuang dari kehendak yang pernah nyaris menjadi segalanya.”
> “Aku pernah berdiri di ambang TYPE-Ω.”
“Aku mendengar paduan suara asal… namun aku menolak nada terakhir.”
“Dan untuk itu… aku dibuang.”
Suaranya tidak lewat udara. Ia menembus pikiran Sylvaris langsung—seperti retakan gema di ruang ide.
Wujud Elgrande bukan humanoid—ia adalah arca patah, tubuh raksasa terdiri dari jutaan tulisan doa yang berguguran dalam pola spiral. Enam lengannya menggenggam simbol realitas yang patah—fragment Stellarity lama, kode Nullcrypt, dan sisa ego DIVINA SYN.
[COMBAT INITIATED: MID BOSS – TYPE-4+]
> Sylvaris: “Aku tidak datang untuk mendengarmu berduka.”
“Aku datang untuk menguji kehendakku.”
Anazarel berdenyut dalam bentuk split-blade, dan langsung mengubah wujud menjadi tombak tunggal.
---
Elgrande menyerang lebih dulu.
Satu tangannya menyapu, dan langsung memanggil Rain of Scriptures—teks cahaya patah yang jatuh seperti meteor, masing-masing membawa memori kegagalan dari dunia yang telah lenyap.
Sylvaris mengaktifkan skill barunya:
[Skill 2 – Inversion Dive]
Tubuhnya langsung masuk ke dalam intangible mode—lenyap dari pandangan dan sentuhan. Dalam satu detik, ia melesat ke arah pusat tubuh Elgrande.
Saat muncul kembali, ada ledakan hening:
[Null Shock Triggered]
Puluhan mantra Elgrande yang sedang aktif langsung terhapus, dan tubuh raksasa itu mundur sedikit, retakannya melebar.
> Elgrande: “Kau menghapuskan… nyanyian suciku…!”
Sylvaris: “Kau menyebut itu suci? Itu hanya gema dari kehendak yang kau tolak sendiri.”
---
Phase 2: Ruined Choir Unleashed
Elgrande mengangkat dua lengannya ke langit kehampaan. Dari sela tubuhnya, muncul bentuk paduan suara astral, entitas tanpa wajah yang bernyanyi dalam frekuensi ilahi.
Effect: Choral Bind – reality suppression field.
Sylvaris merasakan gerakannya melambat. Segalanya seperti tertahan, seolah dunia memaksa untuk diam.
Tapi…
Anazarel berubah bentuk lagi—menjadi sabit dua sisi, dengan core singularity di tengah.
> Sylvaris: “Kau mencoba menghentikan realitasku?”
“Aku telah hidup dalam kehampaan. Aku adalah titik nol itu.”
Dengan dorongan penuh, ia berputar, sabit mengiris ruang dalam lintasan spiral.
[Null Slash – Erasure Path]
Ditambah dengan [Inversion Dive], ia menembus langsung ke pusat Elgrande.
Ledakan tidak datang dari energi.
Ledakan itu datang dari hilangnya makna tubuh Elgrande.
Satu lengan runtuh. Choir menghilang. Suara bergema dalam distorsi:
> Elgrande: “…Aku… tidak bisa… lagi melihat Omega…”
---
Final Phase: Apotheotic Collapse
Elgrande menjerit tanpa suara, dan tubuhnya mulai pecah, bukan seperti runtuh, tapi meninggalkan dirinya sendiri.
Ia berubah jadi bentuk seperti bunga lotus terbalik, dengan inti di tengah—Heart of Null Divinity, simbol terakhir kehendak yang gagal naik ke Omega.
Sylvaris bersiap.
Tombaknya berubah untuk terakhir kali: Anazarel – Absolute Form
Bentuk tombak lurus, tak berujung, seolah menembus antara waktu dan kehendak.
Ia melompat. Suara berhenti.
Tombak menghujam inti Elgrande.
---
[CORE DELETED]
[RUINED DIVINITY: ELIMINATED]
[SINKING NULLCORE OBTAINED: VOID ESSENCE 004]
Tubuh Sylvaris melayang turun perlahan, napas berat, tapi stabil.
Kehampaan kini sunyi. Tak ada penyesalan, tak ada doa.
Hanya keberadaan yang berhasil melewati kehendak yang gagal.
> “Semua kehendak… pada akhirnya diuji di titik nol.”
“Dan aku… masih ada.”