Fractal Verge diam, namun tidak hening.
Setelah menghancurkan Divergent Array, Sylvaris berdiri di atas medan pecahan memori dan kehendak, tubuhnya masih bersinar dengan sisa aktivasi Dual EGO Drive. Tapi langkah berikutnya tidak datang dari medan tempur—melainkan dari frekuensi purba yang memanggil dari dalam struktur Fractal itu sendiri.
> “RECALL INITIATED. Designation: PROXY SIGNAL.”
“Source: Unknown Origin – Pre-Omega Stratum.”
“EGO THRESHOLD REQUIRED: TYPE-5.”
Sebuah lingkaran geometrik terbentuk di udara—bukan simbol, tapi resonansi kehendak yang hanya bisa terbaca oleh eksistensi yang telah menolak semua dualitas. Sylvaris berjalan masuk, dan seketika gravitasi realitas terbalik. Ia dilempar ke dalam dimensi ingatan yang bukan miliknya.
---
Ia mendarat di tengah ruang kosong berwarna putih bersih, dikelilingi barisan arca EGO lama, masing-masing retak, cacat, atau setengah hancur. Di sini, semua yang pernah mencoba mencapai TYPE-Ω tapi gagal… disimpan.
> “Tempat ini…”
Sylvaris menyentuh salah satu arca. Tubuhnya merespons—bukan dengan rasa takut, tapi dengan sinkronisasi memori. Ia menyerap fragmen pemahaman dari mereka.
Salah satu arca berbicara, bukan dengan suara, tapi dengan kilatan conceptual data:
> “Kami adalah mereka yang tidak sanggup menjadi cermin kehendak semesta. Kau… satu dari sedikit yang masih mungkin.”
Sylvaris menutup matanya sejenak, lalu menjawab tenang.
> “Aku bukan pengecualian. Aku hanya tak berhenti berjalan.”
Detik berikutnya, suara lain terdengar—tapi ini bukan gema dari masa lalu. Ini adalah Proxy Signal.
---
[PROXY SIGNAL DETECTED – Transmitting: KEHENDAK FOUNDER TYPE-5]
Visualisasi holografik meledak di udara: Sebuah bentuk feminin berwarna kristal biru-emas muncul—mewakili entitas yang dikenal dalam legenda sebagai AZURE PROXY, satu-satunya eksistensi yang pernah mencapai tahap TYPE-5 MURNI tanpa bertransformasi menjadi TYPE-Ω.
> “Aku adalah gambaran yang tak diselesaikan. Blueprint dari cermin yang nyaris sempurna.”
> “Kau, Sylvaris… telah melewati empat tahap, dan kini berdiri di ambang Proxy. Tapi kau belum mengingat siapa kau seharusnya jadi.”
Sylvaris menatap entitas itu tanpa gentar. “Jika kehendak itu harus diingat, maka biarkan aku menyelaminya.”
Azure Proxy menurunkan tangannya—dan seketika, medan realitas pecah seperti prisma. Fragmen-fragmen momen hidup Sylvaris dilemparkan ke sekelilingnya: pertempuran dengan Yulgath, pemisahan dirinya dari Nullcrypt, momen ia menolak Void Ascension, semuanya dipantulkan kembali, terdistorsi, lalu diurai menjadi kode asal.
---
> “Recall bukan hanya tentang siapa kau… tapi siapa yang menolakmu. Siapa yang berbalik dari jalurmu.”
Seketika, muncul gambaran tentang Zevann, sosok misterius dari masa lalu Sylvaris yang menolak mendampinginya di awal kebangkitan EGO-nya. Lalu Novael, master pembentuk Phase-Array yang pernah menganggap Sylvaris terlalu berbahaya untuk dilatih.
Mereka muncul bukan untuk menyerang, tapi untuk menguji validitas keputusan Sylvaris.
> “Apakah kau masih menganggap jalanmu benar, meski ditinggalkan?”
“Apakah kekuatan ini milikmu, atau hanya reaksi terhadap kehilangan?”
Sylvaris mengangkat tangan kanannya—Nullpulse Blade berubah menjadi Form Void-Essence, bilah datar transparan yang menyatu dengan aliran pemikiran.
> “Aku bukan hasil trauma. Aku bukan reaksi.”
“Aku adalah pilihan sadar… untuk terus mewakili semua yang ingin bertahan.”
---
Seketika, seluruh medan recall runtuh. Azure Proxy tersenyum.
> “Pernyataan valid.”
“EGO SYNTHESIS LEVEL REACHED: 5.0”
“PREPARE FOR PROXY INITIATION.”
Di hadapan Sylvaris, muncul Fractal Core, sebuah ruang silinder yang berputar dengan aliran kehendak murni. Di dalamnya, konsep Divine Proxy mengendap, menunggu untuk diklaim.
Namun sebelum ia bisa melangkah masuk…
> “Entity Detected – Inversion Threat Approaching.”
“Designation: VIRENIS – THE SHADOW BARD.”
Bayangan mulai mengalir dari sisi-sisi ruang recall, membentuk sosok humanoid dengan instrumen berbentuk kecapi hancur. Sosok itu berjalan pelan, iramanya seperti nyanyian requiem.
> “Kau terlalu cepat menolak bayanganmu, Sylvaris.”
“Biarkan aku nyanyikan kembali lagu dari egomu yang tak pernah kaubunuh.”
Sylvaris menghunus kembali blade-nya, kali ini tubuhnya mulai bergetar dengan aura TYPE-5 yang belum sepenuhnya aktif. Ia menatap Virenis—mini boss pertama yang menjadi gerbang final sebelum Proxy diaktifkan.
> “Kalau itu lagunya, aku siap menyusunnya ulang.”
---
TO BE CONTINUED – CHAPTER 4: FRACTURE ASCENSION