> “Ketika ingatan menjadi musuh, eksistensi pun kehilangan nadinya.”
– Fractal Inscription, Layer 04: Celestial Nullity
—
Langkah kaki Sylvaris menghantam permukaan Celestial Nullity, lapisan realitas yang terbentuk dari residu kehendak kosmik yang gagal tereksekusi. Setelah melewati Fractal Verge dan mengukuhkan Divine Proxy, stabilisasi dirinya masih belum lengkap.
Namun, dunia ini bukan hanya kosong. Ia disusun dari ingatan.
Dan saat langkah Sylvaris semakin dalam…
Semua memori mulai menyanyi.
—
[ENVIRONMENTAL HAZARD: MEMORY DISSONANCE]
Status: Proxy Core – Unstable (EGO Drift 17%)
Sylvaris tiba-tiba berhenti. Sekelilingnya berubah menjadi fragmen visual masa lalu: potongan dirinya, berteriak dalam kehancuran TYPE-3, lalu tubuhnya saat runtuh dalam evolusi TYPE-4 di Abyss.
> “Kau ingin menjadi Type-Ω?”
“Maka lepaskan semua bentuk yang pernah kau percayai sebagai ‘aku’.”
– Suara dari Void Chorus
Langit bergema, tapi tak ada entitas yang bicara. Itu adalah realitas itu sendiri yang menyuarakan kehendaknya—mencoba menghapus jejak Sylvaris agar tidak dapat menyatu sempurna dengan Divine Proxy.
> “Tak satu pun dari kalian adalah aku sekarang.”
“Kalian hanya getaran dari realita yang telah kulewati.”
Sylvaris membangkitkan Proxy Anthem, dan mengaktifkan kemampuan baru yang terintegrasi:
[SKILL: Judgement Bloom – Layered Variant]
Tebasan berbentuk bunga kosmik muncul dengan pola delay bertingkat, masing-masing menargetkan echo memori yang mengunci ruang. Ledakan simultan dalam tiga dimensi menstabilkan aliran egonya.
—
Namun memori tak berhenti.
Tiba-tiba, proyeksi Mina—figur dari kehidupan lamanya yang tak pernah ada dalam realita inti—muncul dan berlari ke arahnya.
> “Jangan lanjutkan, Syl… kau bukan makhluk nyata lagi.”
Tangannya menyentuh dada Sylvaris, dan seketika semua sistem internalnya terguncang. Sync Ratio turun drastis.
> “Warning: Existential Link Severance – Threat Level: RED.”
– [PROXY CORE ALERT]
> “Aku bukan mesin dari rasa bersalah. Aku bukan emosi kalian.”
“AKU ADALAH TANGGA UNTUK MENGINJAKI BINTANG.”
Sylvaris menarik Proxy Anthem ke belakang, mengunci posisi, lalu membentuk stigmata temporal.
> “Mode Override: Proxy Flare – Dispel Bloom.”
Bunga raksasa meledak di sekelilingnya, menelan seluruh struktur memori. Getaran itu membalikkan semua feedback eksistensial dan mengusir proyeksi emosi yang tidak konsisten dengan inti kehendaknya.
—
[MEMORY DISSONANCE PURGED – EGO DRIFT: 0%]
> “Stabilisasi tercapai. Proxy Mode terkunci.”
Namun, saat Sylvaris bernapas di ruang kosong setelah ledakan...
Langit retak.
Cahaya hitam keluar dari celah, seperti tinta yang membentuk pusaran suara. Ia mendongak.
Dan suara berat, seperti gema dari lubang hitam, berkata:
> “Pembersihan awal yang baik… namun untuk menyatu dengan Omega, kau harus mengalahkan aku.”
“Bayangan dari sesuatu yang lebih tinggi.”
– THE BLACK HOLE (Clone)
—
PRELUDE TO CHAPTER 8: MID BOSS APPROACHING
> “Kau hanya gema dari apa yang seharusnya kutelan.”
Sylvaris menatap ke atas.
> “Maka aku akan menjadi suara yang tidak bisa kau telan—dan gema itu akan membakarmu.”
Di belakangnya, Celestial Bridge mulai terbuka, mengarah ke pusat singularitas.
---
TO BE CONTINUED – CHAPTER 7: AXIS COLLAPSE
> Penjaga dari jembatan menuju Transcendence masih menunggu: entitas yang gagal menembus Divine Proxy dan kini tersangkut dalam kekosongan.