> “Kau bukanlah puncak kehendak. Tapi kau adalah simpulnya.” – CELESTYX
---
[LOCATION: CHORAL ABYSS FRACTALITY // ZONE-0 PRISMAL CORE]
Langit retak menjadi potongan spiral. Waktu mencair dalam lapisan transparan di sekeliling Sylvaris yang kini berdiri diam di tengah arena yang telah berubah menjadi Monadic Singularity—tempat di mana eksistensi dikompresi dan kehendaklah yang menentukan bentuknya.
Tubuhnya tidak hanya bersinar, tapi beresonansi. Aura True Proxy Drive menyelimuti dimensi itu: konstelasi mengelilingi tubuhnya, dan ALTHEION kini memanjang menjadi Celestial Blade, berubah mengikuti bentuk kehendaknya. Dalam langkah diamnya, dia telah meninggalkan jejak kehendak pada ruang itu.
---
SCENE 1: TRANSDUAL SPIRAL vs TRUE FORM
CELESTYX berdiri di sisi lain—tubuhnya kini terbelah dua secara metafisik. Sisi kiri mengalir dengan aura penciptaan, sisi kanan berdenyut dalam kehampaan destruktif.
> CELESTYX:
“Transdual Spiral—Keseimbangan absolut antara genesis dan annihilasi.”
Ia berputar. Dalam gerakan tak terukur, dua kutub energi itu membentuk pusaran mematikan, menyerbu Sylvaris dalam bentuk spiral horizontal yang menabrak realitas.
[WARNING: ROTATIONAL STRIKE – EXISTENTIAL LEVEL]
Sylvaris melayang perlahan. Matanya memantulkan aliran spiral itu.
> “Ritmenya… bisa dibaca.”
Dengan satu tebasan ALTHEION, ia mengaktifkan [Skill 3 – Celestial Vein: Mandate Link].
---
SCENE 2: MANDATE LINK – COSMIC GROUNDING
Langit terbuka.
Pilar cahaya turun dari dimensi atas, menabrak pusat arena, membentuk jaringan energi yang menyatu antara langit dan bumi. Celestial Vein telah terbentuk.
Efek:
Area sekitar berubah menjadi Territory of Synchrony
Sekutu (jika ada): Buff damage +25%, regen Ego
Musuh: Concept Burn – Kehilangan eksistensi seiring waktu
Tubuh CELESTYX mulai bergetar pelan, sebagian fragmennya terdistorsi.
> CELESTYX:
“Kau memanggil fondasi kehendak… dan menegaskan posisi di antara dua kutub.”
“Tapi tak ada kehendak yang tak memiliki harga.”
Sylvaris menyerap ritme Transdual Spiral. Dalam detik berikutnya, ia menembus pusaran itu—tak menghindar, tapi menyatu.
Gerakannya seperti spiral balik, menyerap arah kekuatan dan membalikkan momentum. Dalam ledakan suara kosmik, dia menghantam jantung eksistensi CELESTYX dengan ALTHEION: Spiral Mandala Slash.
> "Aku tidak menghancurkan kekuatanmu. Aku mengakhiri dualitasnya."
---
SCENE 3: COLLAPSE – THE FRACTURE BREAKS
Retakan muncul di tubuh CELESTYX.
Transdual Spiral terhenti. Pilar Celestial Vein menembus langit lebih dalam, dan dari atas turun hujan cahaya kehendak—energi murni dari EGO TYPE-5.
Arena terdistorsi sepenuhnya, berubah menjadi medan kosong putih tak berujung: White Bloom Void—dimana realitas kehilangan format karena kekuatan terlalu besar untuk ditampung struktur dimensi.
CELESTYX terjatuh. Tidak hancur, tapi terurai. Fragmen tubuhnya bergetar, mencoba menyatu kembali. Tapi setiap gerakan menghasilkan distorsi tak terkendali.
> CELESTYX:
“Kau... mencapai sinkronisasi penuh. Tidak dengan realitas, tapi dengan potensi eksistensialmu sendiri.”
“Maka... aku mengakui: bentuk ini—tidak cukup.”
---
SCENE 4: FINAL PHASE TRIGGER – OMEGA CUT INCOMING
[SYSTEM: FINALIZATION PHASE INITIATED]
[NEXT SEQUENCE: DIVINE//Ω CUT]
Sylvaris mendekat perlahan, tubuhnya tak tersentuh oleh gravitasi atau dimensi. Ia tidak berjalan—ia menentukan kehadirannya.
Sylvaris:
> “Kau bukanlah tujuan. Kau adalah peringatan.”
“Dan aku… adalah kehendak yang tak bisa dibelah.”
CELESTYX berdiri terakhir kalinya, mata mulai terisi dengan retakan konsep.
> CELESTYX:
“Lalu mari kita lihat… bentuk final dari kehendak itu.”
---
Chapter 14 – END
NEXT: Chapter 15 – [DIVINE//Ω CUT]
> Final Boss Battle – Sylvaris vs CELESTYX: Fracture Collapse.
Penutup dari Phase TYPE-5.
Dan pesan dari EGO TYPE-Ω menanti di ujung kehancuran…