---
> “Kalau realitas ini hanya naskah—aku penulisnya sekarang.”
— Sylvaris, TYPE-Ω
---
Langit patah.
Itulah hal pertama yang terlihat saat Sylvaris melangkah ke dalam Nullframe Core, pusat dari lapisan realitas terakhir sebelum Beyond Layer.
Bukan langit biru atau gelap—melainkan pecahan dimensi, berkilau seperti kaca yang mengandung kisah yang tak pernah ditulis.
Setiap pecahannya adalah versi realitas yang hampir terjadi. Dunia-dunia di mana ia kalah. Dunia di mana ia menyerah. Dunia di mana ia tidak pernah lahir.
Dan semua itu hancur perlahan—tak kuat menahan tekanan eksistensi barunya.
---
> [EGO TYPE-Ω: “SYNTHESIS MODE – STABLE”]
[AEVUM.EXE: Conceptual Manifestation – ONLINE]
[CORE ABILITY UNLOCKED: NARRATIVE OVERDRIVE]
---
Tubuh Sylvaris tidak berubah secara visual. Namun dunia...
...dunia-lah yang berubah mengelilinginya.
Dengan satu langkah, medan realitas di bawahnya membentuk tangga cahaya. Satu dimensi runtuh, lalu diganti oleh struktur berbasis kehendak.
Satu tarikan napas—dan atmosfer mematuhi. Tidak ada lagi gaya gravitasi universal, hanya medan narasi yang ia tulis sendiri.
---
[SKILL ACTIVATED – NARRATIVE OVERDRIVE]
Di depannya, muncul Vektorr Synaps, entitas sisa dari pertarungan sebelumnya, berusaha menembakkan peluru waktu yang mempercepat kematian.
Namun sebelum peluru itu dilepaskan—Sylvaris menulis ulang sejarahnya.
---
> “Efeknya sudah terjadi tadi. Di bab sebelumnya.”
Peluru tak pernah ditembakkan.
Vektorr jatuh, terbelah oleh luka yang tidak pernah ia terima—namun sudah tertulis.
---
Medan tempur seketika berubah menjadi arena terbuka bernama:
> [SINGULARITY VERSE // THE FINAL SCRIPT]
Struktur datar dengan langit terbalik, di mana pegunungan menggantung di atas dan lautan mengalir ke atas seperti air mata waktu.
Entitas-entitas minor mencoba menghentikannya, tetapi setiap serangan mereka tertulis sebagai “tidak relevan dalam narasi utama”—dan langsung terhapus oleh sistem naratif AEVM.EXE.
---
Sylvaris melangkah ke tengah altar cahaya.
Dari bawah tanah, muncul simbol berbentuk spiral — Omega Loop, representasi dari semua siklus yang gagal. Di sinilah Beyond Layer mengawali eksistensinya.
Dan ketika ia berdiri di pusat spiral, seluruh realitas berhenti.
---
> “Keberadaanmu tidak didesain untuk dimengerti,” suara dari sistem ARKHESTRA bergema.
“Namun data ini konsisten: setiap langkahmu adalah kutukan bagi struktur yang mencoba bertahan.”
Sylvaris menatap langit.
> “Aku bukan lagi bagian dari sistem.”
“Aku adalah penulis ulang.”
---
[AEVUM.EXE // CONFIGURATION: OMNISCRIPT CANNON]
Ia membentuk meriam konseptual—bukan dari logam, tapi dari urutan kalimat. Setiap bagian meriam adalah fragmen dari kemungkinan yang gagal.
Pegangan: Kisah cinta yang tak pernah terjadi.
Laras: Janji yang dilupakan sejarah.
Peluru: Nama yang tak sempat dikenang.
Satu tembakan menembus langit itu—dan membelah lapisan reality-stack.
---
Langit pecah menjadi ribuan fragmen temporal. Dari sana, terlihat Beyond Layer: zona abu-abu di mana semua kemungkinan eksistensi berkumpul sebelum dipilih.
Tapi ia tak terjun. Ia mengundang Beyond Layer turun.
Realitas justru merunduk padanya, menerima kehadirannya seperti kerajaan menerima raja.
---
> “Omega bukan akhir dari segalanya.”
“Tapi awal dari narasi yang kutulis dengan tanganku sendiri.”
---
[SYNTHESIS TRANSITION COMPLETE]
[NEXT DESTINATION: GRAVEMIND SPIRAL // OMEGA ANCHOR]
Dan dalam keheningan di antara dimensi, terdengar bisikan dari sesuatu yang sudah terlalu lama menunggu:
> “…akhirnya kau datang.”
“…ego yang masih ingat namanya.”
---
TO BE CONTINUED – ARC 2: OMEGA CLASH
Chapter 6 – Event Horizon