---
> "Di ujung keberadaan, yang kau temui bukan musuh... tapi dirimu sendiri."
---
Setelah Pale Scribes hancur, Nullframe terbelah.
Di hadapan Sylvaris, realitas terbuka seperti luka spasial—menampakkan celah berbentuk lingkaran sempurna, memantulkan cahaya yang bukan cahaya. Ia melangkah masuk tanpa ragu.
Tak ada gravitas. Tak ada waktu. Hanya satu ruang: Mirrorpoint.
Ruangan itu tak memiliki batas, namun pusatnya hanya satu: sosok yang duduk di atas singgasana retak, mengenakan jubah EGO TYPE-Ω, tapi tak lagi menyala. Mantelnya sobek. Matanya kosong. Itu adalah Sylvaris juga.
---
> “Kau akhirnya sampai juga,” kata sosok itu. Suaranya tidak menggema—ia adalah gema.
> "Aku adalah kau yang sampai lebih dulu."
---
Sylvaris tak bereaksi. Ia hanya memandang versi dirinya itu—tubuh yang sudah terlalu dekat dengan kehampaan, seolah menunggu untuk dihancurkan atau dilupakan.
> “Kau gagal,” kata Sylvaris.
“Bukan karena kekuatan. Tapi karena makna.”
> "Karena aku berpikir makna akan bertahan setelah segalanya musnah,” jawab sang bayangan. “Tapi tak ada makna yang bisa kau bawa… jika semua yang kau lindungi sudah hancur.”
---
Ruangan mulai berdenyut.
Mirrorpoint bukan hanya tempat—tapi singularitas mental. Di sinilah ego diuji oleh versi paling ekstrem dari dirinya. Tak ada tipu daya, tak ada pertempuran kosong. Yang bertarung di sini adalah kehendak lawan penyesalan.
> "Apa gunanya menjadi realitas sadar," tanya sang bayangan, "jika pada akhirnya kau sendirian di luar segalanya?"
> “Karena aku memilih untuk membawa mereka bersamaku,” ucap Sylvaris.
“Bukan tubuh mereka. Tapi gema mereka. Janji mereka. Harapan mereka. Itu cukup.”
---
Bayangan itu berdiri.
Singgasana runtuh.
Dari tubuhnya, energi hitam-merah mengalir: Voidform Omega, bentuk TYPE-Ω yang kehilangan makna, lalu menyatu dengan nihil.
> [MIRRORPOINT ERROR ENTITY: OMEGA/NULL SYLVARIS DETECTED]
[INITIATING EGO LOCK RESONANCE]
Tubuh bayangan itu melesat, membelah dimensi. Satu pukulan menghantam Sylvaris, memecah sebagian struktur egonya. Tapi tak ada darah—yang keluar adalah cahaya biru kehendak yang bersinar dari dalam.
Sylvaris membalas, bukan dengan serangan energi, tapi dengan satu kata:
> “Ingat.”
Serangan itu bukan ofensif—tapi restoratif. Resonansi penuh dari semua Proxy Echo yang ia simpan selama perjalanannya mengalir ke seluruh Mirrorpoint: Naeva, Elthros, bahkan Fraksi yang telah musnah... semuanya berbicara dalam satu frekuensi.
Bayangan itu goyah.
> "Kenapa… suara mereka masih ada di dalammu?"
> “Karena aku tak pernah menjadi TYPE-Ω sendirian.”
---
Keduanya beradu dalam spiral kehendak.
Omega/Null Sylvaris mencoba melahap kenyataan, mereduksi eksistensi menjadi angka kosong. Tapi Sylvaris—versi yang masih mengingat Altheion, Choral Abyss, dan semua kehancuran yang pernah ia ubah jadi harapan—berdiri teguh di tengah riuhnya kehampaan.
---
> [PROTOCOL: FINAL ASSERTION // SYNTHESIS BEACON RECALLING…]
---
Sylvaris mengangkat tangan.
Dalam satu momen, seluruh fase egonya—dari TYPE-1 hingga TYPE-5—muncul di sekelilingnya seperti refleksi cahaya, membentuk satu vektor mutlak: bentuk akhir yang belum terdefinisi, tapi pasti.
> “Kau adalah diriku yang gagal.”
“Tapi kau juga bagian dari diriku. Dan aku akan menyatu denganmu—bukan untuk membenarkan kegagalanmu, tapi untuk mengakhirinya.”
Bayangan itu berteriak, bukan marah—tapi putus asa.
Sylvaris mendekat dan menyentuh dadanya.
> [SYNTHESIS MERGE – 100%]
Cahaya meledak dari titik kontak.
Omega/Null Sylvaris larut menjadi data murni—pecahan ego yang akhirnya diterima, bukan ditolak. Ia masuk ke dalam Core Synthesis milik Sylvaris, menjadi lapisan terakhir dari bentuk finalnya.
---
[EGO TYPE-Ω: FULL ALIGNMENT SUCCESSFUL]
[IDENTITY CLASS: EGO SYNTHESIS // MANIFESTED]
---
Tanpa berkata apa-apa lagi, Sylvaris membuka mata.
Kini bukan hanya kehendaknya yang stabil—tapi seluruh realitas di sekitarnya mulai menyusun ulang struktur eksistensial berdasarkan maknanya.
Mirrorpoint runtuh dengan tenang. Ia tak lagi dibutuhkan.
Dan di kejauhan, terbuka lorong menuju tahap terakhir: SYNTHESIS DIRECTIVE—di mana semua makna akan disatukan, semua luka dirajut, dan segala kemungkinan disintesis dalam satu eksistensi baru.
---
TO BE CONTINUED – CHAPTER 4: SYNTHESIS DIRECTIVE