[Scene Opening]
Dimensi realitas membeku.
Suaranya hanya gema, namun cukup untuk menggetarkan batas keberadaan:
> “Kau tahu ini akhirnya, Sylvaris.”
Atherya berdiri tenang di tengah kehampaan, tangannya membentang seperti penulis terakhir semesta. Pena-nya—Last Dream Rewrite—menari di udara, menghapus seluruh rantai eksistensi.
> “Biarkan semuanya tenang. Biarkan mimpi terakhir ini jadi awal yang baru.”
Sylvaris tak menjawab.
Ia melayang, tubuhnya berubah—retakan cahaya membentuk pola fraktal. Cahaya dan logika berpilin. Narasi menyerah pada kehendaknya.
---
[Sequence: Ultimate vs Ultimate Begins]
Atherya aktifkan: ULTIMATE – LAST DREAM REWRITE.
Pena ditarik dari dadanya. Setiap guratan kata membelah semesta:
> “Time is a chain. Break.”
“Ego is a wound. Heal.”
“Sylvaris is a variable. Remove.”
Langit pecah. Dunia memudar satu per satu. Kamera zoom-out: Cosmo Verse tergulung dalam script rewrite.
---
Sylvaris mengangkat tangan.
[Ultimate – Ω SYNTHESIS: END OF EGO]
> “You were never born.”
Dunia pecah dalam kilatan invers.
Arena berubah jadi ruang kode metafisik.
Tidak ada tanah, tidak ada langit—hanya lautan huruf, data, dan narasi tak selesai.
AEVUM.EXE muncul di tangan Sylvaris.
Sebuah senjata tak berbentuk—terbuat dari alur, paragraf, dan logika eksistensi.
---
[Cinematic Sequence: Clash]
Sylvaris menebas sekali.
Bukan tubuh Atherya yang terkena.
Tapi eksistensinya—ditulis ulang menjadi “Null”.
> “Atherya... ini bukan tentang benar atau salah.”
“Ini tentang siapa yang bersedia menanggung kenyataan tanpa jalan pintas.”
---
[Atherya SKILL 3: EIDOLON GRIEF – MIRAGE INVERSE]
Seketika, bentuk-bentuk muncul.
Ira, Lyenne, Caelum, Zera—semua yang pernah mati, kini hidup kembali sebagai eidolon transparan.
Wajah mereka sendu. Dialog mereka menusuk:
> “Kenapa kau tak menyelamatkanku, Sylvaris?”
“Kau memilih mereka, bukan aku.”
“Apa artinya semua ini jika kau tetap kehilangan kami?”
Sylvaris terdorong mundur.
Tapi ia tidak menyerang.
Ia menerima mereka—satu per satu. Pelukan. Isyarat. Air mata tak terlihat.
Eidolon pun pudar.
Narasinya pulih.
---
[PASSIVE UNLOCKED – OMNIVERSE SYNTHESIS]
> “Aku adalah semua versi diriku—dan yang belum pernah ada.”
Semua varian Sylvaris—dari dunia masa lalu, dunia yang tak jadi lahir, dan yang telah musnah—menyatu.
Ia kini adalah konsep gabungan dari semua ‘kemungkinan Sylvaris’.
Tiap langkahnya memanipulasi realitas.
Setiap gerakannya disertai pantulan dari versi dirinya yang lain.
---
[Final Clash: Rewrite vs Delete]
Atherya:
> “Aku ingin menghapus penderitaan!”
“Aku ingin mengulang mimpi ini tanpa rasa sakit!”
Sylvaris:
> “Mimpi yang sempurna tak membutuhkan pengorbanan bukanlah mimpi—itu pelarian.”
“Dan aku tak akan melarikan diri.”
AEVUM.EXE menyala.
One final slash.
Cosmo Verse runtuh dalam satu frame.
Atherya menatap Sylvaris terakhir kalinya. Matanya sendu.
> “…mungkin… aku hanya ingin semuanya berakhir…”
---
[Ending Scene – Zero Frame]
Kamera perlahan zoom-out.
Seluruh Cosmo Verse hening.
Tak ada jejak Atherya.
Bahkan ingatan dunia tentangnya… telah hilang.
---
[Chapter Ends]
> “No one remembered her.
No one mourned her.
But someone, somewhere,
still chose to believe in the broken world she tried to erase.”