Bab 9 – Jalan yang Tak Bisa Mundur

Bab 9 – Jalan yang Tak Bisa Mundur

Bab 9 – Jalan yang Tak Bisa Mundur

Sudah satu bulan berlalu sejak kejadian di reruntuhan tua. Kota Banyu Langit kembali tenang, dan nama Surya mulai bergaung di antara para petualang dan penduduk setempat. Namun bagi Surya sendiri, ketenangan itu terasa semu—seperti riak air yang menutupi kedalaman tak terduga.

Di balik senyumannya yang sederhana saat menjual ramuan atau membantu warga memperbaiki alat pertanian, Surya menyadari satu hal: dunia ini terlalu luas, terlalu dalam, dan terlalu berbahaya. Ia telah melihat sekelompok orang mencoba membangkitkan sesuatu dari masa lalu, memanfaatkan reruntuhan kuno dan fragmen hitam yang penuh aura jahat. Dan itu hanya permulaan.

Kini, Surya telah mencapai Alam Pembentukan Gua tingkat 5. Dalam waktu satu tahun sejak meninggalkan desanya, ia telah menembus setengah dari alam besar ini. Kecepatan itu mungkin tampak luar biasa bagi orang lain, namun bagi Surya—itu belum cukup.

Di wilayah ini, sumber daya spiritual memang terbatas. Bahkan dengan bantuan Jiwa Beladiri unik dan Core Creation, ia masih harus berhati-hati. Karena ia tahu, suatu saat nanti ia akan menapaki wilayah baru, daerah-daerah pusat kekuatan dunia ini. Dan di sana... bisa jadi ada monster tua yang telah hidup selama ratusan tahun. Jika ia tak cukup kuat, mungkin ia tak akan sempat tahu bagaimana cara mati.

Dalam dantiannya, Jiwa Beladiri unik berbentuk planet teknologi kini berputar lambat namun dalam. Planet itu telah berevolusi ke tahap ketiga. Ukurannya kini menyerupai pulau kecil, dikelilingi tiga cincin energi yang masing-masing memancarkan spektrum warna berbeda—biru tua, emas, dan merah darah.

Kemampuan baru dari evolusi ini kini aktif:

> Kemampuan ke-6 – Armor Tempur Strategis

Jenis: Proyeksi Jiwa Beladiri

Fungsi: Meningkatkan kekuatan fisik, daya tahan, dan kendali atas pasukan mini.

Mode: Manual, Semi-Otomatis, dan Otonom.

Armor ini bukanlah benda fisik, melainkan bentuk manifestasi jiwa bela diri tingkat lanjut. Ketika dipanggil, tubuh Surya akan dilapisi oleh lapisan cahaya kristal perak biru, membentuk siluet seperti baju zirah ringan dengan desain aneh—bukan dari dunia ini. Aura yang terpancar tidak menyerupai Qi biasa, melainkan denyut halus seperti arus listrik bercampur napas spiritual.

Tak hanya itu, kemampuan Core Creation juga terus berkembang. Surya telah menyempurnakan jaringan pasukan mini dan memperluas jangkauan drone pengintainya. Di Ruang Kendali Dimensi—planet kecil dalam dantiannya yang kini sebesar pulau pribadi, lengkap dengan atmosfir buatan dan medan pertahanan—ia menyimpan blueprint sumber daya dan peta reruntuhan yang berhasil dipetakan selama setahun terakhir.

Namun satu pertanyaan belum terjawab: apa sebenarnya tujuan fragmen hitam itu?

Di malam yang tenang, Surya duduk dalam posisi meditasi di dalam Ruang Kendali Dimensi. Di hadapannya, fragmen yang telah disimpan rapi dalam lapisan isolasi energi kini dianalisis oleh sistem pangkalan.

> Status Fragmen Hitam

Komposisi: Energi jiwa lama + elemen kegelapan

Keberadaan: Sebagian dari struktur inti yang terpecah

Kemungkinan: Salah satu potongan dari entitas kuno berkekuatan jiwa bela diri tingkat asal

Fungsi: Tidak diketahui. Tapi… daya tarik spiritualnya dapat membangunkan jiwa-jiwa lama yang tersembunyi di dunia ini.

Surya mengepalkan tangan. Jika fragmen ini benar-benar bagian dari sesuatu yang jauh lebih besar… maka ancaman yang akan datang bukan hanya sekte gelap atau kelompok pemburu peninggalan kuno. Tapi sesuatu yang bisa mengubah keseimbangan dunia.

Namun kali ini, dia tak bisa hanya bersikap pasif. Ia tak lagi hidup hanya untuk bertahan. Ia ingin menguasai dunia ini, memanjat hingga ke puncak tertinggi—Alam Kenaikan, atau lebih jauh jika itu ada.

Bukan untuk berkuasa. Tapi karena itulah satu-satunya cara untuk hidup dengan damai. Di dunia ini, kedamaian bukan milik yang lemah.

Ia membuka matanya. Pangkalan di dalam tubuhnya berdengung pelan, seolah menyambut tekad itu.

"Baiklah," gumam Surya. "Waktunya mulai berjalan ke arah mata badai."

Hari-hari setelah itu terasa berbeda. Surya mulai melangkah keluar dari zona nyaman yang telah ia ciptakan di Kota Banyu Langit. Ia masih menjaga identitasnya, masih hidup sederhana dalam pandangan orang luar, namun kini ia tak lagi diam. Diam-diam, ia mulai menelusuri jaringan informasi bawah tanah, menyusup ke kelompok pedagang keliling, berbicara dengan para pengemis tua yang pernah menjelajah dunia, dan mengumpulkan potongan-potongan rumor.

Satu nama perlahan-lahan muncul ke permukaan—Sekte Bayangan Dalam, sebuah kelompok tersembunyi yang dipercaya hanya mitos oleh banyak orang. Mereka dikenal tak punya markas tetap, tak memiliki simbol, bahkan tak menyebut nama mereka sendiri secara terang-terangan. Namun bagi orang-orang tertentu, keberadaan mereka nyata... dan berbahaya.

Beberapa saksi yang selamat dari serangan kelompok bertopeng hitam menyebutkan satu hal yang sama: aroma kegelapan yang menyelubungi tubuh para penyerang. Aura itu... serupa dengan yang dimiliki fragmen hitam. Bahkan dalam satu laporan tua yang ditemukan Surya di reruntuhan perpustakaan kecil, tertulis bahwa di masa lampau pernah muncul "benda dari langit" yang pecah menjadi beberapa bagian, lalu diserap oleh kelompok tak dikenal.

"Apakah mereka mencoba membangkitkan sesuatu yang telah jatuh tertidur... atau membangunnya kembali?" gumam Surya suatu malam, berdiri di balkon rumah sewanya sambil menatap bintang.

Pangkalan di dalam tubuhnya memberi notifikasi:

> Aktivitas energi sejenis Fragmen terdeteksi Jarak: 1.934 li ke utara, wilayah perbatasan Pegunungan Jingga Tingkat fluktuasi: Sedang - Tinggi Sumber daya terdeteksi: Mineral Qi kristal biru, akar kayu abadi, dan esensi darah roh kelas menengah

Surya menyipitkan mata. Lokasi itu... adalah salah satu daerah rawan yang jarang dijelajahi karena penuh binatang buas dan medan berbahaya. Namun untuknya, itu justru ladang sumber daya—terutama karena ia memiliki kendali penuh atas armada kecil miliknya di dalam Ruang Kendali Dimensi.

Tanpa menunggu lama, ia segera mempersiapkan misi pencarian secara otomatis. Enam prajurit mini yang telah diperkuat dengan logam spiritual keluar dari dalam proyeksi planet, langsung terhubung ke sistem.

Sementara itu, Surya sendiri mempersiapkan dirinya. Ia sudah berada di tingkat 5 alam Pembentukan Gua. Masih jauh dari puncak, tapi dengan Core Creation dan kemampuan eksplorasi efisiennya, waktu tempuh menuju tahap selanjutnya bisa jauh lebih cepat daripada kebanyakan orang.

Satu hal yang ia sadari sejak awal—kekuatan di dunia ini tak hanya soal bakat. Tapi juga soal sistem, cara, dan efisiensi. Dan itulah yang membuatnya berbeda. Jiwa bela dirinya bukan sekadar proyeksi kekuatan... tapi sebuah sistem canggih yang terus beradaptasi bersamanya. Sumber daya yang ia temukan dapat langsung diproses, dianalisis, disimpan, dan bahkan diuji coba di dalam planet itu sebelum digunakan ke tubuh aslinya.

Malam itu, sebelum berangkat ke utara, ia berbicara pada dirinya sendiri:

"Jika dunia ini menyimpan sesuatu yang jauh lebih kelam dari sekadar sekte gelap… maka aku akan menemukannya. Dan sebelum mereka sempat menyentuh kekuatan itu, aku akan tumbuh lebih cepat."

Ia mengenakan Armor Tempur, tubuhnya terlapisi cahaya tipis berkilau. Lalu seperti kilatan perak yang menyelinap di balik malam, Surya pun menghilang dalam keheningan. Meninggalkan Kota Banyu Langit. Menuju Pegunungan Jingga.

Dan dengan setiap langkahnya, dunia mulai bergeser.

Karena Surya Jagat bukan lagi sekadar anak desa yang tersesat.

Ia adalah kekuatan yang sedang tumbuh, dan tak seorang pun tahu... seberapa jauh ia bisa melangkah.

Pegunungan Jingga menyambut dengan suhu dingin yang menggigit dan udara tipis yang menusuk paru. Langkah Surya ringan, namun mantap. Energi Pembentukan Gua dalam tubuhnya kini mengalir jauh lebih kental, menguatkan tubuh dan inderanya. Tanah yang ia pijak retak perlahan setiap kali ia melompat—sebuah tanda bahwa kekuatannya sudah melampaui batas manusia biasa.

Tak perlu waktu lama, ia tiba di celah batu besar yang menjadi pintu masuk ke dalam jurang tersembunyi. Di sanalah pancaran energi seperti fragmen hitam berasal. Ia menurunkan armada prajurit mininya terlebih dahulu, menyebar seperti semut bersenjata. Sensor mereka mulai menyisir area dalam radius ratusan meter.

> Deteksi: Energi jiwa tidak stabil Objek: Struktur kuno aktif – Segel Roh Dimensi Status: Membuka...

Seketika, tanah bergetar ringan. Batu-batu di dinding jurang berguguran, dan sebuah cahaya ungu tua menyembul dari celah batu di bawahnya. Sebuah altar batu muncul perlahan, dikelilingi oleh pilar-pilar tua penuh tulisan kuno bercahaya samar.

Surya melompat turun, mendarat tanpa suara. Ia mendekat ke altar, dan di sana—ia melihatnya.

Sebuah fragmen hitam lain. Lebih besar dari yang pertama. Energinya tak hanya padat, tapi juga seperti menyimpan "kesadaran." Ketika Surya mendekat, matanya terasa ditekan, seolah ada entitas lain yang mengamatinya dari dalam.

Lalu, sebuah suara muncul di belakang.

"Kau juga mengincarnya?"

Surya berbalik. Seorang lelaki tinggi berjubah abu-abu berdiri di atas pilar batu. Rambut putih acak-acakan, matanya merah darah. Tapi bukan itu yang membuat Surya waspada—melainkan aura Pembentukan Gua tahap puncak yang meletup dari tubuhnya.

Dan di belakang lelaki itu, muncul proyeksi Jiwa Bela Diri: seekor Harimau Teratai Perak, dengan aura ilusi dan sihir. Langka dan kuat.

Namun yang mengejutkan, lelaki itu tak langsung menyerang. Ia menatap Surya, mengamati proyeksi planet raksasa dengan cincin teknologi yang melayang di belakang tubuh Surya.

"Jiwa Bela Diri... seperti ini… tidak mungkin muncul dari dunia ini. Kau... bukan bagian dari sistem alam kami."

Surya mendengus pelan. "Apa pentingnya?"

"Karena fragmen itu... adalah kunci untuk membangunkan 'Prototipe Jiwa Dunia'. Sebuah bentuk kehidupan yang bisa mencipta kembali alam itu sendiri. Sesuatu yang Sekte Bayangan Dalam coba bangkitkan kembali sejak ribuan tahun lalu."

Surya mengepalkan tangan. Sekarang semuanya mulai masuk akal. Mereka tak sekadar memburu kekuatan. Mereka ingin membentuk ulang hukum dunia ini—dengan atau tanpa izin para penjaga alam.

"Kalau begitu, aku tidak bisa membiarkanmu membawanya pergi," ucap Surya.

Lelaki itu tersenyum tipis. "Sayang sekali... karena aku juga berpikir yang sama."

Tanpa aba-aba, pertempuran pecah. Surya mengaktifkan Armor Tempur, memperkuat serangan dan pertahanannya. Sementara harimau teratai menyebar kabut ilusi yang memecah fokus dan membuat ruang di sekitarnya terdistorsi.

Namun Surya tak panik. Ia memindai medan menggunakan sistem di dalam planetnya, mendeteksi pola kabut, dan mengirimkan dua drone tempur dari orbit planet mini.

Ledakan kecil menghancurkan pilar tempat musuh berdiri. Dalam sekejap, Surya muncul tepat di depannya dan melancarkan tinju yang diperkuat gaya gravitasi.

BOOM!

Benturan itu meledakkan udara, menghantam musuh dan mengirimnya terhempas jauh ke dinding batu.

Pertarungan berlangsung sengit, namun satu hal menjadi jelas—Surya bukan sekadar petarung, ia seorang komandan yang mengendalikan medan seperti dewa kecil. Serangan demi serangan dari planet mini-nya semakin terkoordinasi.

Akhirnya, musuh roboh dengan luka berat. Tapi sebelum bisa diinterogasi, lelaki itu membakar tubuhnya sendiri—menggunakan teknik penghancur jiwa.

Fragmen berhasil diamankan. Namun lebih penting dari itu, Surya mendapatkan satu informasi penting dari pesan terakhir yang tertinggal dalam kabut:

"Jika kau menghalangi... maka kau akan menjadi musuh seluruh Tujuh Pilar Bayangan..."

Surya menarik napas dalam. Langit mulai mendung, seperti menandakan bahwa badai baru akan segera datang.

Tapi ia siap.

Karena ia tahu, ini baru awal.

Surya menyimpan fragmen kedua itu di dalam Ruang Kendali Dimensi—planet mininya yang kini telah berkembang lebih luas, dengan bentang daratan, atmosfer ringan, dan beberapa menara kendali otomatis yang mengelilingi inti energi. Cincin planet berputar perlahan, menyimpan armada mini, senjata, serta perisai otomatis dalam kondisi siaga.

Ia duduk di salah satu ruang kontrol, memandangi proyeksi fragmen dari layar transparan di hadapannya. Gelombang energi dari benda itu tidak seperti yang pertama. Kali ini, terasa ada pola… semacam kode atau getaran yang menyampaikan pesan.

Namun pesan itu belum bisa dibaca sepenuhnya. Core Creation miliknya telah mulai menyelaraskan frekuensi, tapi butuh waktu.

Di luar planet mini, tubuh fisik Surya duduk bermeditasi di dalam gua reruntuhan. Waktu telah berjalan tiga hari sejak pertempuran itu. Bekas kabut ilusi masih tercium samar, tapi tak ada tanda-tanda pasukan Sekte Bayangan Dalam datang.

Surya membuka mata. Matanya kini menyala tipis, pertanda bahwa ia telah menembus alam Pembentukan Gua tahap keempat. Semakin tinggi alamnya, semakin berat energi yang dikumpulkan. Tapi Core Creation miliknya terus bekerja di latar belakang, menyerap, memurnikan, dan menambah akumulasi energi sedikit demi sedikit—tanpa henti.

Dalam benaknya, ia kembali mengingat perkataan pria berjubah abu-abu itu: Prototipe Jiwa Dunia.

Itu bukan sekadar nama. Itu petunjuk.

Jika benar yang mereka cari adalah bentuk kehidupan kuno yang bisa menciptakan ulang hukum dunia, maka bukan hanya sekte gelap yang tertarik. Pasti ada kekuatan lain, yang menanti dari bayang-bayang, membiarkan Sekte Bayangan Dalam bekerja—lalu akan muncul di akhir untuk mengambil alih.

"Kalau begitu, aku tak boleh hanya bertahan," gumam Surya.

Ia mengemas reruntuhan, menandai koordinat lokasi di sistem planetnya, lalu meninggalkan tempat itu menuju kota Banyu Langit. Kali ini, bukan untuk beristirahat. Tapi untuk mencari jejak-jejak informasi tentang Tujuh Pilar Bayangan dan apa sebenarnya Prototipe Jiwa Dunia itu.

Di perjalanan, ia sempat melihat langit yang tampak lebih gelap dari biasanya. Tapi bukan karena hujan.

Melainkan karena ada sesuatu... yang mulai bangkit dari bawah permukaan dunia ini. Dan waktu kedatangannya mungkin lebih cepat dari yang ia harapkan.

Apanyang akan ter jadi selanjutnya?